Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Darwin Awards untuk Orang-orang yang Meninggal dengan Cara Bodoh
30 Maret 2018 15:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bodoh boleh tapi jangan keterlaluan. Mengacu pada teori Charles Darwin, hanya gen terbaik yang akan lolos seleksi. Orang-orang bodoh sangat tidak cocok untuk bereproduksi, berbahaya bagi masa depan spesies. Sifat-sifat yang keterlaluan bodohnya memang musti disingkirkan dari kolom gen. Berikut beberapa cerita orang-orang dengan kebodohan luar biasa di awal tahun 2018 ini. Jangan ditiru!
ADVERTISEMENT
Percayalah, orang-orang bodoh tidak berada di rumah sakit jiwa. Mereka hanya sakit dan ingin sembuh, kita ingin mereka sembuh. Ada banyak orang yang tidak menyadari kebodohannya, jangankan mereka bahkan kita saja tenang-tenang dan tidak menganggap kebodohan mereka perlu disembuhkan. Apa yang lebih bodoh dari sifat yang membahayakan nyawa diri sendiri, juga banyak nyawa orang lain? Tidak ada kebodohan yang melebihi orang-orang bodoh yang berada di jalan raya.
Dua orang terbodoh 2018 itu berada di jalanan Polandia. Krakow, seorang pria berusia 29 tahun berkendara dari rumahnya pagi-pagi 20 Februari kemarin. Ia terburu-buru, tentu saja. Siapa yang tidak terburu-buru di jalan raya? Di tengah jalan, dari tikungan yang tak terlihat, pria 40 tahun bernama Zambrow, terburu-buru, tak menginjak rem langsung saja menyalip kendaraannya di depannya, dan brak, mobilnya menabrak mobil Krakow yang melintas di jalan depan.
ADVERTISEMENT
Krakow langsung keluar dari mobilnya, penuh amarah memuntir kepala Zambrow yang sama sekali tak takut. Tak terelakkan, adu argumen penuh kata-kata kotor membumbung ke udara terik jelang siang itu. Entah siapa yang memulai, perdebatan berubah jadi pertarungan fisik. Darah dari kepala siapa, entah, mulai muncrat berceceran. Tak ada yang mengalah, pengguna jalan lain dengan bodohnya menjadikannya sebagai tontonan.
Tak jelas siapa yang akan memenangkan pertarungan, mirip pertandingan gulat keduanya mulai berguling melebarkan arena hingga jalan raya. Sebuah truk, tanpa dosa, seperti wasit, datang menyela perkelahian yang penuh semangat. Teng Teng, lonceng wasit berbunyi di kepala kedua petarung bodoh yang telah pipih dihajar ban besar truk logistic itu. Gemeratak, prak, kepala dua orang petarung pecah, menjadi korban dari sifat agresif mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Cerita itu hanyalah versi lebih panjang dengan beberapa tambahan detil, dari kisah bodoh pemenang darwinawards.com periode awal 2018. Ini adalah situs yang mengudara sejak 1993 sebagai kelanjutan dari grup yang terbentuk pada 1985. Dengan nama yang humoris mengenang Charles Darwin, mengacu pada teorinya tentang seleksi alam, Penghargaan Darwin menampilkan cerita tentang orang-orang yang meninggal dalam mode yang sangat bodoh. Dengan kata lain, orang-orang ini tampaknya sangat tidak cocok untuk bereproduksi. The Darwin Awards pada intinya, mendaftar semua orang-orang yang sifatnya harus disingkirkan dari kolom gen.
Kematian bodoh berikutnya terjadi karena tidak mempercayai kata-kata Fredrich Nietzsche, “dia yang tidak bisa meletakkan pikirannya di atas es seharusnya tidak masuk ke dalam panasnya perselisihan.”
ADVERTISEMENT
Pada 19 Desember yang super dingin di Berlin, seorang laki-laki 19 tahun dan pacarnya jalan-jalan di sepanjang Sungai Havel yang indah. Bukan hubungan yang mudah untuk keduanya, banyak ketidakcocokan yang sering berujung pertengkaran. Tak terkecuali di sore yang dingin itu. Sebuah masalah kecil, pemilihan kata yang salah dari pacarnya, mendorong laki-laki itu meluapkan amarahnya dengan memicu perdebatan yang tidak perlu.
Perdebatan berlangsung terus hingga sang pria frustasi karena gagal memenangkannya. Alih-alihnya, posisinya berpijak dalam memulai perdebatan tampak mulai runtuh. Saking frustasinya, pria itu tiba-tiba mendorong pacaranya ke sungai yang dingin. Tak puas hanya dengan mendorongnya ke air, si pria ikut terjun ke sungai mencoba makin menenggelamkan pacarnya ke dasar sungai. Ia terlalu marah untuk hanya menyaksikan pacaranya basah, ia ingin pacarnya tenggelam.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya, pacarnya itu bisa berenang dan ia tidak bisa… .
Perempuan itu berenang dengan aman ke tepian dan cepat pulih dari hipotermia. Sementara lelaki iu tenggelam dan kehilangan kesadaran di sungai bersuhu 2 ° C, selamanya melupakan pertengkarannya, dan ditarik keluar oleh polisi air dan diangkut ke Klinik Charité Virchow di Berlin.
Lelaki itu koma, dan surat perintah penangkapan dikeluarkan kepadanya karena "percobaan pembunuhan untuk motif rendah" yang dalam bahasa Jerman disebut, “Versuchten Heimtückemordes aus niederen Beweggründen."
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 19 Desember, dan pelaku meninggal pada tanggal 14 Februari - tanggal yang ironis karena ini adalah kalender untuk hari kasih sayang– karena kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan
ADVERTISEMENT
Biasanya tidak ada Darwin Award yang diberikan ketika orang yang tidak bersalah terluka. Dalam hal ini panitia membuat pengecualian yang langka, karena wanita itu benar-benar pulih (hidup lebih baik tanpa orang gila ini) sementara si jahat yang tenggelam adalah Darwinian paling bodoh sedunia.
Zaim Kosnan di Selangor pada 28 Januari 2018 merasa menjadi orang beruntung sedunia. Ia melihat ular piton sepanjang 3,5 meter di pinggir jalan. Ular yang cukup bernilai. Lelaki berusia 35 tahun itu bersiap untuk menyambut rejeki nomplok ini dengan sarung tangan dan sabit.
Tralalaa, usahanya sukses. Piton berhasil ditangkap dalam percobaan pertama. Dan dengan penuh kemenangan Zaim mengangkat kepala reptil itu dengan tangan kirinya ketika dia mengangkutnya pulang dengan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Bayangkan adegan gila itu!
Kepala yang digenggam kuat oleh tangan kiri Zaim, membuat badan Piton berayun-ayun di udara. Tentu saja tawanan yang malang ini tidak senang dan melakukan gerakan balasan dengan melingkarkan 3,5 meter tubuhnya ke badan Zaim.
Piton itu terus meremas badan pelaku yang menggenggam kepalanya dengan seluruh kekuatan dan kejengkelannya. Zaim tidak dapat mengendalikan motornya karena kesakitan luar biasa, motornya tergeletak ke jalan raya. Dia ditemukan oleh pejalan kaki yang melintas. Mereka membunuh ular 3,5 meter yang masih terus meremas gemas untuk membebaskan tubuh Zaim. Dan hasil otopsi memastikan kematian Zaim terjadi karena peremasan yang meremukkan rusuk dan seluruh tulang tubuhnya.
Dalam upacara kematian yang dihadiri seluruh penduduk desa, pemimpin doa menyebut Zaim Kosnan sebagai sosok pendiam yang bisa menjaga dirinya sendiri. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)
ADVERTISEMENT