Menanti Aksi Pasangan Emas Egy-Witan Menaklukkan Timur Tengah

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2018 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Timnas U-19 saat melakoni uji tanding melawan Arab Saudi. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 saat melakoni uji tanding melawan Arab Saudi. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/18.)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika dalam anime Captain Tsubasa ada cerita tentang duet pasangan emas Tsubasa Ozora dan Taro Misaki, maka di timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Syafri ini ada cerita tentang duet pasangan emas lainnya, yaitu Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Dalam kemenangan 3-1 timnas atas China Taipei di pertandingan pertama Asian Cup U-19, kedua anak muda ini menjadi pahlawan.
ADVERTISEMENT
Egy memberikan satu gol dan satu assist, sementara Witan memberikan dua gol dan satu assist. Satu assist Egy ia persembahkan pada Witan. Begitu pula dengan Witan, satu assist-nya ia berikan pada Egy.
Indonesia sebenarnya tidak memulai pertandingan itu dengan mudah. Di babak pertama, para pemain China Taipei memainkan strategi “parkir pesawat” dengan menumpuk semua pemainnya di daerah pertahanannya sendiri. Bila mereka berhasil merebut bola, mereka langsung melakukan serangan balik dengan cepat.
Strateginya memang tampak sederhana. Tapi nyatanya hal itu membuat permainan timnas tidak berkembang. Mereka hanya melakukan umpan-umpan passing di tengah, dan ketika mereka mencoba masuk ke kotak penalti lawan, mereka langsung kecolongan. Hal itu membuat mereka melakukan alternatif lain: melakukan tembakan jarak jauh. Tapi tembakan-tembakan mereka tidak akurat dan tidak bertenaga. Sampai di sini strategi pelatih China Taipei, Vom Cha Nhum, benar-benar berhasil membuat permainan timnas Indonesia tidak berkembang.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi ini, perlu ada pemain yang bisa membuat pembeda. Dia adalah dua pasangan emas baru timnas U-19, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Keduanya punya satu kesamaan: sama-sama merupakan pemain berkaki kidal.
Lahirnya Pasangan Emas Baru
Egy Maulana Vikri pada laga versus Taiwan. (Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri pada laga versus Taiwan. (Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA)
Pada babak pertama, kedua pemain itu belum menemukan bentuk permainan terbaik. Egy masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan tim. Salah satu faktornya, Egy tidak bisa mengikuti pelatnas menjelang turnamen tersebut karena belum mendapat izin dari klubnya, Lechia Gdansk, untuk pulang ke Indonesia. Tapi pada babak kedua, Egy terlihat sudah bisa menyatu dengan tim. ]
Dan hasilnya, pada menit ke-50, dia berhasil memecah kebuntuan timnas U-19. Berawal dari proses serangan balik yang dilakukan Rafli Mursalim, ia langsung mengirim umpan silang melebar yang diarahkan pada Witan. Witan kemudian menggiring bola menyusuri sisi kanan pertahanan China Taipei. Walaupun dikawal seorang pemain China Taipei, Witan masih bisa mengirim umpan crossing ke depan gawang.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bola itu mengarah tepat ke pemain naturalisasi China Taipei asal Swedia, Karl Hu Josefsson. Dia kemudian memutuskan menendang bola sekeras-kerasnya. Tapi apa daya, bola bergulir terlalu cepat dan Karl Hu terlambat untuk menendang. Bola melewati kakinya menuju kaki Egy yang sudah berada di depan gawang. Dengan sekali kontrol, Egy dapat menaklukkan kiper Guan Pei Li dan bolapun bersarang di gawangnya. Egy mencetak gol, Witan membuat assist.
Selebrasi gol Witan Sulaeman di AFC U-19 Championship (Foto: Ikbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Witan Sulaeman di AFC U-19 Championship (Foto: Ikbal Firdaus/kumparan)
Pada gol kedua yang dibuat Witan, Egy memang tidak memberikan assist. Tapi pergerakannya yang seolah ingin menyambut umpan tendangan bebas Lutfi Kamal membuat kiper Guan Pei Li bingung. Diapun tidak bisa menangkap bola dan memilih menghalau bola. Tapi bola halauannya justru mengarah ke kepala Witan. Witan tanpa kesulitan menceploskan bola ke gawang Guan.
ADVERTISEMENT
Pada gol ketiga, Egy berperan dalam memberikan assist kepada Witan. Berawal dari pergerakan Todd Rivaldo Ferre yang menggiring bola menuju ke kotak penalti lawan, ia kemudian melihat pergerakan Egy yang mencari ruang. Todd Rivaldo kemudian memberikan umpan terobosan kepada Egy. Di saat Egy berhasil menguasai bola, Guan Pei Li justru keluar dari sarangnya untuk merebut bola dari Egy.
Tapi Egy adalah pemain yang lihai mengolah bola. Ia menekuk-nekuk bola sehingga membuat kiper itu kebingungan mengikuti gerakan bola yang dikuasai Egy. Pada sentuhan akhir, Egy ternyata tidak langsung menembak. Bila ia menembakkan bola dalam posisi itu, kemungkinan besar bola akan dapat dihalau atau dikuasai oleh Guan Pei Li.
Pesepak bola Timnas Indonesia U19 Egy Maulana Vikri (kiri) menggiring bola dihadang pesepak bola Timnas Yordania U19. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola Timnas Indonesia U19 Egy Maulana Vikri (kiri) menggiring bola dihadang pesepak bola Timnas Yordania U19. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pada saat itulah Witan berlari ke belakang Egy. Melihat posisi Witan yang sudah berada di belakangnya, Egy menekuk bola sekali lagi untuk mengopernya pada Witan. Dalam sekali sentuh Witan langsung menendang bola ke arah gawang. Bola melewati ujung tangan Guan Pei dan dua pemain lainnya yang sudah bersiap di depan gawang. Gol dari Witan. Assist oleh Egy.
ADVERTISEMENT
Dalam skuad timnas U-19 asuhan Indra Syafri, sejatinya Egy dan Witan jarang bermain bersama. Justru dalam susunan pemain, kedua pemain ini saling bersaing untuk mendapatkan tempat utama. Dalam hal ini Witan kalah bersaing dengan Egy. Namun kesempatan datang saat Egy tak bisa banyak bermain buat timnas U-19 itu tatkala dia dituntut fokus untuk mengembangkan diri di Polandia.
Witan-lah yang kemudian mengambil peran yang ditinggalkan Egy dalam setiap laga uji coba yang dilakoni tim berjuluk “Garuda Nusantara” itu. Saat diberi kesempatan itulah, Witan menunjukkan skill-nya. Pergerakannya menyisir sisi kanan pertahanan lawan sangat merepotkan. Dribbel bola-nya sangat lengket. Larinya saat menggiring bola sangat cepat. Hal itu ditunjukkannya pada saat gelaran Piala AFF U-19. Indra Syafri tak perlu khawatir Egy tak dapat membela timnas karena di sana masih ada Witan Sulaeman.
ADVERTISEMENT
Namun ketika Egy dapat kembali bergabung dengan timnas, apakah Witan kembali duduk di bangku cadangan?
Ternyata Indra Syafri telah berubah pikiran. Kini, Egy dan Witan dimainkan bersama. Kombinasi pergerakan mereka sangat susah untuk dikawal. Inilah yang membuat barisan pertahanan China Taipei pontang-panting. Belum lagi mereka harus mengawal pergerakan pemain-pemain lincah lainnya macam Saddil Ramdani dan Todd Rivaldo Ferre.
Hasilnya, saat China Taipei sudah “bosan” main bertahan di babak kedua, kedua pemain ini menghukumnya dengan kecepatan dribbel, kerja sama, dan pada akhirnya, tiga gol yang bersarang di gawang Guan Pei Li. Inilah kolaborasi baru antara kedua pemain timnas yang sama-sama cepat, lincah, dan lengket dalam penguasaan bola.
Semoga saja skuad asuhan Indra Syafri kembali bisa meraih hasil positif kala bersua dua tim tangguh dari Timur Tengah: Qatar dan Uni Emirat Arab. Kualitas keduanya memang lebih baik dari China Taipei. Tapi tak ada yang mustahil dalam sepak bola. Indonesia punya kualitas. Mereka punya Saddil Ramdani, pemain yang bisa menciptakan “tendangan macan” ala Kojiro Hyuuga.
ADVERTISEMENT
Mereka punya Muhammad Riyandi, pemain yang dijuluki “Neuer” oleh media Vietnam, dan mereka punya pasangan emas Egy-Witan. Semoga dengan bantuan do’a dari seluruh bangsa Indonesia, tim Garuda Nusantara dapat mewujudkan mimpi untuk bisa ikut Piala Dunia U-20 pada tahun 2019 di Polandia. Kita doakan! (Agam Shany Rasyid)