Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini?
18 Oktober 2018 6:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini?](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539819482/Rizaldi_Kumparan_zahuaa.jpg)
ADVERTISEMENT
Pemain Timnas U-22, Rezaldi Hehanusa. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Talenta pemain sepak bola yang dimiliki Indonesia tak pernah habis. Meski sebenarnya hal itu hanya berlaku pada beberapa posisi saja dan tak berlaku pada posisi tertentu (misal posisi striker murni yang belum menemukan pengganti selevel Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Yulianto). Tapi di posisi bek sayap, talenta kita memang sebenar-benarnya tidak pernah habis.
ADVERTISEMENT
Tentu semua orang tahu talenta kebanyakan pemain Indonesia adalah terutama kecepatannya. Dan di posisi bek sayap, kecepatan menjadi hal yang sangat penting. Dalam formasi klasik 4-4-2, kecepatan mereka berguna untuk menandingi kecepatan para winger yang tentu tak hanya cepat, tapi juga punya kemampuan untuk melewati pemain lawan dan mengirim umpan silang kepada center foward. Selain itu, pemain bek sayap butuh maju menggiring bola ke depan dan mundur membantu pertahanan dengan menyisir sisi luar lapangan dengan memaksimalkan kecepatan.
Seiring waktu, seorang bek sayap tak hanya dituntut untuk bisa bergerak maju mundur membantu pertahanan maupun penyerangan, namun juga mampu berperan dalam proses terjadinya gol. Terutama dalam formasi 4-3-3 tanpa gelandang sayap, pemain bek sayap dituntut mempunyai akurasi umpan yang bagus guna melakukan umpan silang kepada pemain depan yang selanjutnya tinggal dieksekusi menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Posisi bek sayap terbagi menjadi dua, bek sayap kanan dan bek sayap kiri. Keduanya memainkan peran yang sama-sama vitalnya. Seorang bek sayap kiri di klub-klub besar harus bisa menghadapi penyerang-penyerang sayap kanan kelas dunia seperti Lionel Messi, Mohammed Salah, Arjen Robben, Gareth Bale, maupun Kylian Mbappe. Begitu pula dengan bek sayap kanan yang tak bisa menghindari duel dengan Cristiano Ronaldo, Neymar Jr, Frank Ribery, maupun Leroy Sane. Selain itu, seorang bek sayap juga dituntut untuk bisa mencetak gol. Marcelo, Daniel Alves, Josua Kimmich, dan Marcos Alonso adalah nama-nama bek sayap klub-klub top Eropa yang sering membantu klubnya mencetak gol.
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539820253/johihi_rm8wef.jpg)
Di ranah Sepak Bola Indonesia sendiri, seorang bek sayap, baik kanan maupun kiri harus tahu bagaimana caranya menghadapi winger-winger top yang tak pernah habis talentanya dari zaman sebelum Elie Eiboy sampai zaman setelah kemunculan Febri Haryadi.
ADVERTISEMENT
Tapi, mengikuti perkembangan strategi sepak bola yang tren-nya terus berubah, dan telah banyak variasinya, kebutuhan tipe-tipe bek sayap di setiap klub berbeda-beda. Ada banyak yang bisa dipercakapkan, tapi mari memulai dengan satu posisi bek sayap saja, yakni bek sayap kiri.
Di kancah dunia, kita tentu mengenal nama-nama seperti Marcelo Vieira, Patrice Evra, Jordi Alba, David Alaba, atau nama klasik seperti Roberto Carlos sebagai beberapa nama bek sayap kiri terbaik dunia. Mereka tak hanya memiliki kualitas untuk berhadapan dengan para penyerang sayap tangguh, namun tak jarang mereka memberi assist bahkan bisa mencetak gol cantik! Lantas, siapakah bek sayap kiri terbaik yang ada di negeri ini?
Sejujurnya pertanyaan itu sulit dijawab. Tapi memilih juga pekerjaan mengasyikkan. Dan baiklah, ini ada lima nominasi pemain bek sayap kiri pilihan saya tanpa bermaksud merendahkan para bek sayap kiri lainnya yang ada di Indonesia. Tentunya penilaian ini sangat subyektif, dari saya penonton bola yang sering asyik sendiri. Sebelum memilih siapa yang terbaik, saya akan paparkan terlebih dahulu masing-masing dari kelima nominasi yang saya ajukan.
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (2)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539819638/t1v65etn8psnkslvsebb_w8sgve.jpg)
Rizaldi Hehanusa dengan nomor punggung 22 saat memperkuat Timnas Indonesia vs Islandia (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Pertama, Rezaldi Hehanusa. Dia adalah salah satu tipikal bek kiri modern. Dalam formasi 4-3-3 milik persija, dia sering membantu penyerangan, memberi assist, dan juga sering mencetak gol. Salah satu yang fenomenal adalah gol-nya ke gawang Tampines Rovers pada ajang AFC Cup di Gelora Bung Karno 28 Februari lalu. Sebelum mencetak gol, dia sempat melewati satu pemain Tampines sebelum melakukan “tendangan geledek” yang membuat kiper Tampines, Syazwan Buhari, hanya bisa melongo saat melihat bola meluncur deras ke dalam gawangnya. Di samping itu Rezaldi juga sering membuat umpan-umpan silang yang berbuah gol bagi Persija.
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (3)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539819748/fyauufdlpnhueafanfdi_drcxqk.jpg)
Bek kiri Persib, Ardi Idrus. (Foto: Dok. Media Persib)
Kedua, Ardi Idrus. Pada awalnya banyak orang meragukannya. Maklum, sebelum bermain untuk “Maung Bandung,” Ardi tidak punya pengalaman bermain di kasta teratas Liga Indonesia. Diproyeksikan sebagai pelapis Tony Sucipto di posisi bek sayap kiri, Ardi menjawab keraguan itu ketika diberi kesempatan tampil untuk menggantikan Tony yang sedang cedera. Memang, dia tidak punya kemampuan mencetak gol atau menghasilkan umpan-umpan silang yang bagus seperti halnya Rezaldi Hehanusa. Namun kecepatan larinya luar biasa dan sliding tackle-nya hampir selalu bersih mengenai bola. Bila seorang pemain lawan tinggal berhadapan one on one dengan kiper, dengan kecepatan larinya Ardi Idrus akan muncul dari blind side dan kemudian melakukan sliding tackle bersih kepada pemain lawan itu. Dan satu hal yang penting, penampilannya konsisten. Itulah salah satu hal yang membuat Persib untuk sementara menjadi tim paling sedikit kebobolan di Liga 1 2018.
ADVERTISEMENT
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (4)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539819838/ewoektzcgdevukgicwgg_rg91t6.jpg)
Ricky Fajrin, Timnas Indonesia U-23. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Ketiga, Ricky Fajrin. Bila Rezaldi hebat dalam memanjakan pemain depan dengan umpan-umpannya dan Ardi hebat menjaga pertahanan dengan tackle-tackle bersihnya, Ricky Fajrin bisa melakukan keduanya. Inilah bek kiri yang juga bisa berfungsi sebagai bek kanan bahkan bek tengah, terutama dalam skuad timnas asuhan Luis Milla, di mana bek kiri sudah menjadi langganan Rezaldi dan bek kanan sudah milik Putu Gede. Namun apabila timnas ingin bermain lebih defensif, Ricky Fajrin akan mengambil alih posisi bek kiri. Posisi itulah yang menjadi posisi utama Ricky di klubnya, Bali United.
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (5)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539820002/medium_71a133bd1ef264efc0eef2cd7fb2a162_gltzhq.jpg)
Firza Andika. Sumber foto : instagram.
Keempat, Firza Andika. Bila berbicara tentang talenta masa depan bek kiri Indonesia, Firza Andika adalah nama yang sepertinya bakal memiliki masa depan cerah. Di umurnya yang masih 19 tahun, dia sudah menjadi pilihan utama di klubnya, PSMS Medan. Untuk timnas U-19 sendiri dia sudah mencetak beberapa gol. Yang terakhir adalah dua gol spektakulernya ke gawang Yordania dalam laga uji coba. Kelebihan Firza adalah kualitas tendangan kaki kirinya yang bagus. Dua gol jarak jauhnyanya ke gawang Yordania dihasilkan dengan tendangan kaki kiri. Selain itu Firza sering dipercaya untuk mengambil tendangan bebas. Inisiatifnya dalam ikut maju mencetak gol terlihat pada gol-nya saat melawan Filipina pada turnamen AFF U-19 di Sidoarjo. Saat itu ia datang dari blind side untuk menyambut umpan silang dari Rifad Marasabessy.
ADVERTISEMENT
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (6)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539820096/zriiorfp0zhbrlyjsjzo_sskhqo.jpg)
Abduh Lestaluhu. (Foto: Instagram @abduhlestaluhu03)
Dan Terakhir, Abduh Lestaluhu. Di musim 2018 ini, nama Abduh Lestaluhu cenderung meredup. Padahal pada usia yang baru 23 tahun, dia sudah menjadi bagian dari skuad inti Timnas Senior untuk Piala AFF 2016 di bawah asuhan Alferd Riedl. Meredupnya sinar kebintangan pria kelahiran Tulehu 16 Oktober 1993 itu sebenarnya bukan lantaran performanya yang menurun, tapi lebih karena dia bermain untuk PS TIRA, salah satu klub yang cenderung kurang mendapat perhatian dari para penggemar sepak bola Indonesia. Selain itu ia mencoreng sendiri penampilannya bersama timnas dengan bertindak emosional saat laga final leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala yang berbuntut pada kartu merahnya. Sejak saat itu, Abduh tidak pernah dipanggil timnas lagi. Padahal untuk musim ini saja, Abduh telah menyumbang lima assist dalam 18 penampilannya untuk PS TIRA.
ADVERTISEMENT
Lantas, siapa yang terbaik dari kelima pemain di atas? Bila disuruh memilih salah satu, saya akan menjatuhkan pilihan kepada Rezaldi Hehanusa. Bukan karena saya seorang pecinta Persija, tapi karena kemampuan pria kelahiran 7 November 1995 itu yang lebih komplit dibandingkan keempat pemainnya. Rezaldi bagus dalam melakukan umpan silang, bisa melewati pemain, bersedia ikut maju membantu penyerangan, bahkan beberapa kali bisa mencetak gol. Makanya pantas rasanya apabila dia menyabet penghargaan untuk kategori pemain muda terbaik pada dua ajang bergengsi: Liga 1 2017 dan Piala Presiden 2018.
Pasca menerima dua penghargaan tersebut, performa pria yang akrab disapa “Bule” itu tidak mengalami penurunan. Justru dia menampilkan performa gemilang terutama pada ajang Piala AFC. Pada turnamen antar klub kasta kedua Asia itu, Rezaldi menyumbang dua gol dan dua assist dalam enam pertandingan yang ia mainkan. Dua assist-nya dihasilkan melalui umpan silang melambung yang diberikannya kepada Marko Simic pada pertandingan melawan Johor Darul Ta’zim dan kepada Addison Alves pada laga dramatis melawan Song Lam Nghe An. Sementara dua gol-nya ia cetak pada dua laga melawan Tampines Rovers, baik saat main di Gelora Bung Karno maupun saat tandang ke Jalan Besar Stadium.
![Para Pemain Bek Sayap Kiri di Indonesia: Siapa yang Terbaik Saat ini? (7)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1539820165/cawnaqjk85nknmz5re88_g3wwz5.jpg)
Persiapan Timnas Indonesia di Stadion Wibawa Mukti untuk Piala AFF 2018. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selain bermain bagus untuk klubnya Persija Jakarta, Rezaldi juga bermain cukup apik di timnas Indonesia. Dia bersama Febri Haryadi, kompatriotnya di sisi kiri, bahu membahu bergantian melancarkan serangan. Hasilnya sisi kiri timnas Indonesia merupakan lini yang ditakuti oleh pemain lawan. Rezaldi-pun sempat mencetak satu gol untuk timnas U-23 pada ajang Sea Games melawan Myanmar. Dia juga sudah mengemas satu gol untuk penampilannya membela timnas senior saat melawan Kamboja. Tak heran, posisi Rezaldi di bek sayap kiri timnas Indonesia hampir tak tegantikan.
Namun, menjelang dimulainya Piala AFF 2018, timnas Indonesia harus menerima kabar buruk. Rezaldi Hehanusa kemungkinan tidak dapat memperkuat timnas karena cedera dan harus naik ke meja operasi yang akan membuatnya harus menepi sekitar dua bulan. Abduh Lestaluhu dipercaya menjadi penggantinya. Namun, apakah ia bisa menggantikan posisi Rezaldi dengan baik?
ADVERTISEMENT
Memang, harga Abduh di bursa transfer lebih tinggi dibandingkan dengan Rezaldi. Pengalaman di timnas-pun lebih banyak dimiliki Abduh. Tapi gaya permainan Alferd Riedl, di mana ia memilih Abduh untuk posisi bek kiri, sangat berbeda dengan gaya Luis Milla. Reidl lebih mengutamakan kecepatan, sementara Milla lebih mengutamakan keindahan dengan permainan sentuhan dari kaki ke kaki. Saat ini Timnas dilatih Bima Sakti yang cenderung mewarisi permainan ala Milla. Bisakah Abduh menyesuaikan diri dengan permainan ala Milla? Bisakah ia kembali ke Stadion Rajamangala pada 17 November nanti dengan menunjukkan pada publik Thailand bahwa kini ia telah berubah dan membawa hasil yang gemilang bersama Timnas Indonesia kita tercinta? (Agam Shany Rasyid / YK-1)
ADVERTISEMENT