Kisah Nada Rasna Jatuh Bangun Usaha Sejak Kuliah Hingga 25 Cabang

Ayo Naik Kelas
Media Komunitas UMKM Muda Indonesia
Konten dari Pengguna
12 Mei 2022 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayo Naik Kelas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Nada Rasna di Kedai Lempeng Ebot. Sumber foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Potret Nada Rasna di Kedai Lempeng Ebot. Sumber foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kini semakin banyak anak muda yang memulai usaha sejak dini, salah satu alasannya untuk membantu meringakan beban orang tua dalam perekonomian. Hal ini juga terjadi pada Nada Rasna, wanita kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang sejak kuliah telah menjajal dunia kewirausahaan.
ADVERTISEMENT
Anak pertama dari 3 bersaudara ini merupakan lulusan sarjana ekonomi di Universitas Lambung Mangkurat. Berasal dari keluarga kurang mampu justru menjadi pecut bagi Nada untuk bisa mengangkat perekonomian keluarganya, salah satunya melalui bisnis kecil-kecilan yang Ia rintis.
“Waktu kuliah semester awal, saya bikin kerajinan tangan dari flannel, lalu saya jual ke sepupu-sepupu saya yang kebetulan masih SMA. Setiap hari saat itu saya ngerjain orderan sampai jam 2 dini hari. Setelah itu, pagi-sore kuliah,” ucap Nada.
Namun, menjelang lulus kuliah orderan kerajinan menurun dan Nada memutuskan berkuliah sambil magang di salah satu perusahaan jasa milik kerabat ibunya.
Seusai lulus kuliah Nada sempat bekerja sebagai karyawan. Namun tak bertahan lama, Ia memutuskan mendirikan usaha sendiri di bidang kuliner. Usaha itu dinamakan Lempeng Ebot. Lempeng merupakan makanan berbahan dasar pisang khas Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin ada potensi usaha ini dapat berkembang, karena resep lempeng mama saya berbeda dengan lempeng pada umumnya. Lempeng kami ada ‘kres’nya,” tambah Nada.
Lempeng Ebot berdiri sejak tahun 2016 dengan harapan dapat membawa kesuksesan dan memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya.
Dalam menjalani bisnis ini, Nada sama sekali tak memiliki strategi apapun. Ia hanya mengandalkan nekat dan ingin banyak orang mengenal Lempeng Krenyes Ebot miliknya. Nada juga mengaku bahwa dalam berbisnis Ia berpegang teguh pada sebuah quotes berbunyi “Bisnis itu pasti rugi, resikonya kaya”. Sehingga Ia beranggapan jika tak ingin rugi, lebih baik tak berbisnis.
Telah berjalan selama 6 tahun, kini Lempeng Ebot telah memiliki 25 cabang dan dan mampu meraup omset 100 juta dalam sebulan. Dalam menjalankan operasional bisnis, Nada juga dibantu oleh 20 orang karyawan.
ADVERTISEMENT