Konten dari Pengguna

Wira Bahasa: Cara Menjadi Sastrawan Muda

Ayshaputri Raihana Azzahra
Berkuliah di Universitas Brawijaya, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
17 Oktober 2023 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayshaputri Raihana Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di era globalisasi saat ini, budaya asing dapat secara mudah masuk ke Indonesia. Hal tersebut dapat memengaruhi dan mengubah pola perilaku pemuda hingga bahasa yang mereka gunakan. Salah satu bentuk permasalahan yang marak terjadi di kalangan pemuda saat ini adalah penggunaan bahasa Indonesia yang dikombinasikan dengan bahasa asing.
ADVERTISEMENT
Contohnya seperti, “literally ini tuh keren banget oh my god!” Yang di dalam kalimatnya terdapat campuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Hal tersebut dapat membuat penggunaan bahasa Indonesia semakin memudar karena budaya berbahasa pemuda telah didominasi oleh bahasa asing.
Sebagai pemuda, kita harus sadar akan pentingnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia seperti dalam ikrar sumpah pemuda yang berbunyi, “Kami, putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Lantas, apa cara yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang perlu untuk dijunjung tinggi? Menjadi sastrawan adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan di era perkembangan saat ini.
Semua orang bisa menjadi sastrawan. Sebagai pemuda, kita bisa menjadi sastrawan muda. Dikutip dari buku Juni Ahyar (2019) yang berjudul “Apa Itu Sastra”, sastra merupakan sarana penumpahan ide atau pemikiran tentang apa saja dengan menggunakan bahasa bebas, mengandung sesuatu yang baru, dan bermakna pencerahan.
ADVERTISEMENT
Keindahan sastra tidak hanya ditentukan dari keindahan kata atau kalimat saja, tetapi juga dari keindahan isi ceritanya. Hal ini dapat menjadi alasan bahwa semua orang bisa menjadi sastrawan. Semua orang mendapatkan sarana untuk mencurahkan pemikiran mereka tanpa kekangan, yakni dengan sastra.
Kemudian, bagaimana cara kita untuk bisa menjadi seorang sastrawan muda? Kita perlu berproses. Seperti yang dinyatakan dalam sumpah pemuda, bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Sebagai pemuda, kita harus menyadari peran sastra sebagai salah satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia.
Selain itu, membaca juga merupakan hal penting yang tidak boleh dilupakan. Dengan membaca, kita dapat membuka jendela ke dunia yang luas dan memungkinkan kita untuk menemukan banyak hal baru. Dari membaca, kita juga dapat meningkatkan jumlah kosakata yang kita miliki, sehingga karya sastra yang dihasilkan dapat mengandung kalimat yang indah serta memiliki makna yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca, cobalah untuk mulai menulis. Tulis pemikiran, ide, dan perasaan yang ingin disampaikan meskipun hanya dalam bentuk kalimat atau frasa. Gagasan baru akan muncul dan berkembang selagi kita menulis. Hingga pada akhirnya nanti, kita mampu menjadikan tulisan tersebut sebagai sebuah karya.
Terakhir, jangan menyerah saat proses berlangsung. Perlu diingat bahwa sastra memainkan peran besar dalam memperkuat bahasa Indonesia. Sehingga, menjadi sastrawan merupakan hal penting yang dapat kita lakukan saat ini.
Sastra tidak pernah lepas dari bahasa. Dalam sastra, bahasa merupakan komponen utama yang digunakan untuk menyampaikan perasaan dan pemikiran penulisnya. Dengan sastra, bahasa dapat dikembangkan dan dilestarikan. Inilah alasan mengapa sastra berperan besar dalam memperkokoh bahasa Indonesia. Sehingga menjadi sastrawan muda adalah salah satu bentuk kita sebagai pemuda berbahasa dalam menjunjung tinggi bahasa persatuan tanah air, bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT