Konten dari Pengguna

Deforestasi di Kawasan Asia Tenggara Memerlukan Perhatian

Ayu Wulandari
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, dengan Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
9 Juli 2023 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar : Ilustrasi Selamatkan dan Lindungi Hutan  (Oleh : Ayu Wulandari)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar : Ilustrasi Selamatkan dan Lindungi Hutan (Oleh : Ayu Wulandari)
ADVERTISEMENT
Deforestasi di kawasan Asia Tenggara merupakan masalah yang mendesak dan membutuhkan perhatian serius dari masyarakat global. Contoh masalah deforestasi yang signifikan adalah KARHUTLA (Kebakaran hutan dan lahan) salah satucontohnya adalah pemanfaatan hutan untuk lahan perkembunan.
ADVERTISEMENT
Kawasan hutan yang berharga dikorbankan untuk membuka jalan bagi perkebunan luas namun pada kahirnya mengakibatkan hilangnya habitat dan kerusakan ekosistem. Selain itu, tidak jarang konversi lahan hutan menjadi pemukiman, industri, dan infrastruktur berkontribusi terhadap deforestasi yang menghancurkan di wilayah tersebut.
Data deforestasi di Asia Tenggara menunjukkan proporsi yang mengkhawatirkan. Menurut Global Forest Watch pada data tahun 2021, Negara Indonesia menunjukan data kehilangan hutan sebesar 202,905 Hektar dan angka tersebut mengantarkan Indonesia berada pada urutan pertama dengan kasus kehilangan hutan tertinggi di kawasan Asia Tenggara, disusul oleh negara Laos di urutan kedua dengan kasus sebesar 80,939 Hektar. Pada urutan ketiga ada malaysia dengan kasus sebesar 72,234 Hektar. Hutan yang hilang pada negara Indonesia, Laos dan juga Malaysia merupakan hutan primer
Are Hutan Yang Hilang Tahun 2021 (Oleh : Global Forest Watch)
Hutan primer adalah hutan yang belum atau jarang sekali diganggu oleh aktivitas manusia. Hutan ini merupakan ekosistem purba dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan primer berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global dan memberikan berbagai manfaat lingkungan, ekonomi dan sosial.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hutan purba Asia Tenggara berada di bawah tekanan besar dari aktivitas manusia. Perambahan kelapa sawit, hutan jenis konifera, hutan pertanian dan pemukiman telah mengakibatkan hilangnya hutan tua secara signifikan. Deforestasi ini menyebabkan kerusakan ekosistem, hilangnya habitat, dan ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati.
Grafik Hutan Primer Indonesia Yang Hilang Tahun 2020-2022 (Oleh: Global Forest Watch)
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah deforestasi. Upaya utama adalah regulasi dan kepolisian yang lebih ketat. Pemerintah Asia Tenggara meningkatkan pengawasan terhadap penebangan liar dan menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada para pelaku. Selain itu, banyak negara di kawasan ini menerapkan langkah-langkah konservasi alam dan pengelolaan hutan lestari. Melindungi kawasan hutan penting dan memulihkan hutan yang terdegradasi merupakan langkah penting untuk menjaga kelestarian hutan.
Namun dalam kenyataannya melalui data tahun 2021 seperti yang telah dijelaskan diatas deforestasi masih saja terus terjadi, upaya pemberdayaan hutan yang dilakukan negara di kawasan Asia Tenggara melalui penegakan hukum terlihat kurang berdampak pada aktivitas deforestasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang mahasiswa penulis memiliki saran alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah deforestasi yaitu, mengembangkan alternatif ekonomi yang berkelanjutan sebagai bagian dari perang melawan deforestasi. Contoh upaya yang mungkin termasuk melibatkan masyarakat lokal dalam program pengelolaan hutan lestari, mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, dan mempromosikan pengelolaan hutan yang ramah lingkungan.