Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Paham atau Ideologi Fasisme Masih Relevan Hingga Sekarang?
4 November 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Azam Syafikri Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Azam Syafikri Hasan*
Fasisme secara singkat
Pernahkah anda mendengar tentang ideologi fasisme? Ideologi ini adalah ideologi yang membuat perang dunia ke-II terjadi di masa lampau, ideologi ini pertama kali di gagas dan dikemukakan oleh seseorang yang bernama Benito Mussolini, di Italia tahun 1914. Kemudian ideologi fasis mulai dikenal dan berkembang pada awal abad ke-20 di Eropa, mulai menyebar tidak hanya di Italia namun di negara-negara lain hingga pada di puncaknya yaitu pada masa partai Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.
ADVERTISEMENT
Ideologi fasisme ini melahirkan banyak tokoh terkenal, salah satunya adalah Adolf Hitler yang menjadi orang paling terkenal dari ideologi fasisme ini. Semuanya diawali dengan ia yang menyebabkan kejadian bernama Holocaust yaitu pembantaian masal kepada kaum Yahudi.
Ciri-ciri dari gerakan fasisme
Ideologi fasisme ini pada awalnya dibentuk oleh Mussolini semata-mata karena ia merasa bahwa harus membangkitkan Italia yang telah jatuh ekonominya, akibat dari Perang Dunia ke-I. Mussolini ingin aksi yang nyata, dengan ia sendirilah yang akan mengatur negaranya sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri dari gerakan Fasisme.
Fasisme sangat memandang tinggi negaranya, dengan menekankan kejayaan bangsa serta superioritas budayanya. Fasisme hanya memandang tinggi negaranya, dan mengesampingkan hal individu atau kelompok.
ADVERTISEMENT
Fasisme menekankan kepemimpinan yang kuat dengan hanya memiliki satu partai politik yang berkuasa di negara tersebut, hal ini menahan kebebasan berpendapat suatu rakyat di negara tersebut.
Fasisme menolak ideologi-ideologi seperti mengemukakan kebebasan berpendapat atau liberalisme, sehingga nilai-nilai liberal dihapuskan. seperti hak asasi manusia, dan juga kebebasan individu. Fasisme menetapkan untuk selalu patuh terhadap perintah pemimpin karena itu merupakan suatu hal yang mutlak.
Fasisme memandang kekuatan militer sebagai simbol dari kekuasaan suatu negara. Serta Fasis juga memandang kekerasan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan.
Fasisme menekankan pentingnya kolektivitas di atas kepentingan pribadi. Semua individu dianggap harus berkorban demi kemajuan dan kesatuan negara.
ADVERTISEMENT
Fasisme sering menargetkan kelompok minoritas atau kelompok tertentu sebagai kambing hitam untuk masalah-masalah nasional, menciptakan musuh bersama untuk memperkuat persatuan di antara pendukungnya.
Relevansi Dari Ciri-Ciri Fasisme di Zaman Modern
Walaupun Fasisme tidak di zaman modern ini tidak dilakukan secara terang-terangan, tetapi tetap ada kesamaan karakteristik fasisme yang masih ditemukan di zaman modern ini Seperti contohnya adalah:
Di zaman modern ini, negara dengan kepemimpinan diktator masih ada sampai sekarang, seperti contohnya adalah Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Jong-un. Sebagaimana ciri-ciri fasisme di masa lalu yaitu juga dipimpin oleh diktator serta otoriter. Kim Jong-un sebagai diktator juga memiliki kontrol penuh atas negaranya sendiri. Dan setiap aspek kehidupan di kontrol ketat oleh negara.
ADVERTISEMENT
Di zaman modern ini, Rasisme dan Xenofobia menjadi salah satu isu yang serius. Hal ini semua terjadi karena setiap orang atau kelompok menganggap diri mereka sendirilah yang paling superior, dan bisa seenak hati menginjak-injak perasaan orang lain yang mereka rasa tidak lebih tinggi dari mereka. Hal ini sejalan dengan paham fasisme yaitu Nasionalisme yang Ekstrem.
Penutup
Fasisme dianggap sebagai salah satu dosa besar bagi banyak orang di Dunia. Mereka melihat tidak ada satupun hal baik yang dilahirkan dari ideologi ini. Namun semuanya telah menjadi bagian sejarah, serta menjadi pelajaran penting untuk generasi selanjutnya, untuk agar tidak mengulangi serta mengetahui karakteristik dari ideologi ini, guna mencegah sesuatu yang tidak diinginkan di masa depan.
ADVERTISEMENT
*penulis adalah mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Kom, FISIP Untirta.