Konten dari Pengguna

Climate Change Semakin Nyata, Tanggung Jawab Siapa?

Azis Saputra
Renewable Energy Engineer
30 Oktober 2022 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi demo perubahan iklim (Sumber: Pexels.com/Markus)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demo perubahan iklim (Sumber: Pexels.com/Markus)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir-akhir ini banyak sekali acara skala nasional hingga internasional yang membahas masalah Net Zero Emission (NZE). Hal ini dilakukan dalam upaya menghadapi climate change atau perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim adalah kondisi bumi yang semakin ekstrim. Salah satu dampak dari perubahan iklim yang bisa kita ambil sebagai contoh dan sering kita dengar dari bangku sekolah menengah atau bahkan sekolah dasar adalah mencairnya es di kutub.
Contoh lebih sederhananya adalah bagaimana kondisi cuaca yang semakin panas dan musim hujan yang tidak menentu di Indonesia. Hal tersebut mungkin kita rasakan saat ini. Bahkan akibat cuaca ekstrim tersebut tubuh kita lebih mudah sakit.
Namun sebelum membahas NZE lebih jauh lagi, sebenarnya dari mana semua hal ini bisa terjadi? Siapa yang harus bertanggung jawab?
Berabad-abad sudah perkembangan teknologi manusia lakukan. Penemuan-penemuan hadir untuk mempermudah aktivitas manusia. Namun sayangnya hal ini meninggalkan jejak negatif yaitu emisi.
ADVERTISEMENT
Emisi adalah gas buang yang dilepas ke atmosfer dari kegiatan manusia di bumi. Banyak bentuk gas emisi ini, tapi yang paling lumrah dikenal dan digunakan dalam mempresentasikan data adalah CO2.
Produksi emisi dunia semakin tahun semakin pertambah. Mulai dari sektor industri, transportasi, hingga kegiatan individu. Merujuk data dari Our Wolrd In Data, total emisi CO2 dunia pada tahun 2020 mencapai 34 Miliar Ton. Emisi yang dibuang ke atmosfer inilah kemudia yang menyebabkan terjadinya climate change.
Siapa yang bertanggung jawab? Mari kita bahas satu persatu.
Pertama mari lihat dari level Income negara. Negara dengan High Income menyumbang setidaknya 12 Miliar​​ Ton CO2 atau 35%. Sedangkan negara dengan Upper-Middle Income menyumbang emisi terbanyak yaitu 16 Miliar Ton CO2 atau 47%. Sementara itu negara dengan Lower-Middle Income menyumbang 6 Miliar Ton CO2 atau 17%. Terakhir, negara dengan Lower Income hanya menyumbang 0,16 Miliar Ton CO2 atau kurang dari 1%.
ADVERTISEMENT
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa 82% total emisi dunia berasal dari negara dengan pendapatan menengah hingga tinggi. Sementara itu negara dengan pendapat yang lebih rendah hanya menyumbah sedikit dari total emisi dunia.
Lalu siapa kata mereka?
Faktanya, negara penyumbang emisi CO2 terbanyak pada tahun 2020 adalah Cina. Dari total 34 Miliar Ton CO2 dunia, Cina menyumbang 11 Miliar Ton CO2 atau 32%. Diikuti USA diposisi kedua dengan 5 Miliar Ton CO2 atau 14% dan India diposisi ketiga dengan 2 Miliar Ton CO2 atau 7%. Sementara itu negara-negara yang tergabung dalam European Union juga menyumbang 2 Miliar Ton CO2 atau 7%.
Itu artiya jika emisi CO2 dari Cina, USA, India, dan European Union digabungkan, hasilnya adalah 60% atau menyumbang lebih dari setengah dari emisi CO2 dunia. Dari sini bisa dilihat bahwa seharunya negara-negara tersebut memiliki tanggung jawab yang besar atas climate change yang terjadi hari ini.
ADVERTISEMENT
Namun tidak adil rasanya jika kita hanya melihat dari data tahun 2020. Data secara historikal menunjukkan hasil yang sedikit berbeda. Emisi dunia yang dihasilkan secara total keseluruhan adalah 1,58 Triliun Ton. USA sendiri menyumbang 25% dengan total produksi emisi sebanyak 400 Miliar Ton. Diikuti European Union sebesar 22%, Cina 13%, dan India 3%.
Dari data tersebut kalian bisa menarik kesimpulan sendiri bagaimana tanggung jawab dari negara-negara tersebut seharunya. Namun data-data tersebut belum sepenuhnya utuh. Karena jumlah emisi yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh jumlah populasi manusia.
Jika melihat lebih detail, maka sebenarnya negara dengan emisi terbesar tersebut juga merupakan negara dengan populasi manusia terbesar di dunia. Jika jumlah emisi yang diproduksi dibagi dengan jumlah populasi, maka kita akan mendapatkan emisi per kapita.
ADVERTISEMENT
Apa itu emisi per kapita? Akan kita bahas pada artikel selanjutnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia? Pada tahun 2020, Indonesia menyumbang 0,59 Miliar Ton CO2 atau kurang dari 2% total emisi dunia. Jauh di bawah negara dengan populasi terbesar lainnya.