Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Identik Panas dan Gersang, Kenapa Tidak Pasang PLTS di Gurun Pasir?
10 Maret 2022 13:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membahas mengenai pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS tentu tidak akan lepas dengan bahasan matahari sebagai sumber energinya. Secara gamblang, pasti kita mengira PLTS ini akan semakin efektif jika dipasang di daerah yang terkenal sangat panas. Jika kita renungkan kembali, maka tempat tersebut adalah gurun pasir.
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak pernah menginjakkan kaki di sana, mungkin kita sepakat bahwa gurun pasir merupakan salah satu tempat yang sangat panas dan gersang. Melalui cerita orang yang pernah ke sana secara langsung, atau lewat tampilan di film-film.
Seolah menggambarkan gurun sebagai tempat yang sangat luas dan rasanya sulit bertahan hidup di tengah gurun karena suhu yang sangat panas.
Tentu dari sini kita berpikir jika panas yang amat sangat mengerikan ini berasal dari radiasi matahari yang tinggi. Itu artinya daerah ini sangat cocok untuk dipasang PLTS yang memanfaatkan matahari sebagai sumber energi. Terlebih radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi energi listrik yang dihasilkan.
Pengandaian liar ini mungkin saja benar. Melihat PLTS pertama untuk skala utilitas yang juga merupakan PLTS terbesar di dunia secara kapasitas yaitu Solar star, di california. Solar star di bangun pada tahun 2013 terbentang di atas Mojave desert. PLTS yang dibangun di atas padang pasir seluas 3,200 acres menghasilkan listrik tahunan sebesar 1,663 GWh.
ADVERTISEMENT
Selain Solar star, masih ada beberapa PLTS yang dibangun di atas Mojave desert. Salah satunya Desert Sunlight Solar Plant dengan kapasitas 550 MW. Banyaknya PLTS yang dibangun di atas gurun ini salah satunya memang karena peraturan dari pemerintah Amerika Serikat. yang memberikan izin. Penetapan wilayah ini juga pasti telah melalui beberapa pertimbangan.
Namun pada bahasan kali ini kita akan mencoba berandai-andai lebih ekstrem lagi. Bagaimana dengan gurun pasir di negara-negara timur tengah? Gurun Arab contohnya.
Sebenarnya PLTS bisa saja di pasang di gurun pasir, entah itu gurun arab atau Gurun Sahara. Namun memang ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan mungkin juga faktor inilah yang pada akhirnya membuat pemerintah negara setempat memutuskan untuk tidak memasang PLTS di atas gurun sebagaimana yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Mari kita ambil gurun arab sebagai contoh kasus. Gurun arab merupakan gurun pasir terbesar ke 5 di dunia. Memiliki luas wilayah sebesar 2.330.000 km persegi, gurun ini melintasi negara Yordania, Irak, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yaman.
Gurun Arab memiliki temperatur yang tinggi yaitu sekitar 55 derajat celcius. Dari sini bisa kita bayangkan seberapa panas kondisi di tempat tersebut. Sayangnya temperatur yang tinggi ini berdampak pada daya dari solar PV. Semakin tinggi temperatur, maka daya dari panel surya akan semakin rendah.
Pernyataan tersebut pernah dibuktikan melalui percobaan sederhana oleh AltE store. Saat satu panel surya diletakkan pada lingkungan dengan temperatur 31 derajat celcius, terlihat daya yang dihasilkan sebesar 19.5 V. Sementara saat panel surya diletakkan pada lingkungan dengan temperatur-6 derajat celcius, daya yang dihasilkan 22.9 V.
ADVERTISEMENT
Itulah hal pertama yang membuat PLTS tidak memungkinkan dipasang di gurun pasir seperti gurun Arab. Umumnya Panel surya dibuat dan diujikan pada temperatur normal yaitu 25 derajat celcius. Ketika panel surya ini dipasang pada temperatur 55 derajat celcius, maka bisa dibayangkan seberapa besar losses yang diakibatkan oleh temperatur.
Hal kedua yang membuat PLTS tidak memungkinkan di pasang di Gurun Arab adalah kemungkinan soiling. Soiling adalah kondisi di mana debu menutupi panel surya dan menyebabkan penurunan energi yang dihasilkan.
Pada kondisi gurun pasir, tentunya potensi soiling sangat besar terjadi. Dan ketika kita memaksakan hal ini, maka akan dibutuhkan biaya yang besar untuk memelihara panel surya karena harus terus menerus membersihkannya dari debu atau pasir gurun.
ADVERTISEMENT
Belum lagi jika terjadi badai gurun. Jika angin yang membawa pasir dan menutupi panel surya saja dapat menyebabkan soiling. Bagaimana dengan badai gurun pasir? Bukan hanya soiling, kondisi tersebut bisa menyebabkan kerusakan serius pada sistem. Tentu hal ini akan sangat merugikan dan menjadi bahan pertimbangan.
Faktor terakhir yang membuat PLTS tidak dibangun di gurun Arab adalah kebijakan pemerintah itu sendiri. Negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memang terkenal akan hasil minyak bumi yang melimpah.
Maka dari itu mereka belum terlalu fokus pada pengembangan PLTS dan EBT lainnya (Energi Baru Terbarukan). Padahal cepat atau lambat energi fosil tersebut akan habis.
Itulah beberapa faktor yang membuat PLTS tidak dipasang pada gurun pasir seperti gurun Arab. Selain faktor alam seperti temperatur dan debu, faktor dari regulasi juga sangat berpengaruh. Oleh karena itu kita sebagai warga Indonesia harus bersyukur dan berbangga pada negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain menyimpan potensi sumber energi surya yang sangat luar biasa, pemerintah Indonesia juga sangat mendukung adanya pengembangan PLTS dalam transisi energi.
Keseriusan pemerintah dalam mengembangkan EBT (Energi Baru Terbarukan) tidak perlu diragukan lagi. Untuk itu, tugas kita saat ini adalah mendukung pemerintah dalam mencapai hal baik tersebut. Mari kita bersama-sama mewujudkan energi bersih untuk Indonesia. Energi surya untuk Indonesia yang lebih cerah.