Self-Heating Food Packaging sebagai Penyiapan Makanan secara Cepat

Azzahra Issustiarani
Mahasiswa Magister Ilmu Pangan di Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
13 Februari 2024 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azzahra Issustiarani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini tersedia jenis kemasan yang memungkinkan memanaskan sendiri produk pangan di dalam kemasan tanpa perlu dipanaskan dari luar. Makanan tidak perlu lagi dipanaskan sebelum dimakan berkat self-heating food packaging saat dibuka. Kemasan ini dikenal dikenal dengan istilah self-heating packaging. Yuk kenali Self-Heating Food Packaging!
Sumber : freepik.com

Apa yang dimaksud dengan Self-Heating Food Packaging?

ADVERTISEMENT
Kemasan pangan yang bisa memanaskan isinya secara aktif tanpa memerlukan sumber panas ekternal atau sumber listrik, dikenal sebagai Self-Heating Food Packaging. Jenis kemasan ini sangat praktis bagi pendaki gunung, tentara militer, maupun ketika perlengkapan masak tradisional tidak tersedia. Beberapa keunikan dari kemasan ini yaitu tidak ada nyala api, tidak ada cairan yang tumpah, mudah digunakan, dan permukaan kemasan tidak mencapai 54ºC. Self-Heating Food Packaging telah digunakan untuk makanan dan minuman seperti mie, sup, daging, teh, kopi, coklat panas, dan lainnya. Salah satu tipe self-heating packaging yaitu menggunakan kontainer. Sebelum mengonsumsi makanan, kemasan pemanas sendiri (self-heating packaging) menawarkan opsi pemanasan di tempat. Di dalam kemasan terdapat elemen pemanas yang menghasilkan panas yang cukup untuk memanaskan kembali makanan. Jenis makanan menentukan tingkat dan jenis panas. Meskipun beberapa di antaranya mampu mencapai suhu memasak yang lebih tinggi dari 80-85ºC, sebagian besar hanya menghangatkan hingga 70-75ºC. Hambatan, induktansi listrik, dan kapasitansi, termasuk baterai, sering kali merupakan sumber panas.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Mekanisme Self-Heating Food Packaging?

Mekanisme reaksi eksotermik (exotherm reaction-self heating packaging) adalah metode lain untuk mengembangkan teknologi pengemasan pemanasan sendiri. Jenis reaksi ini ditandai dengan transmisi panas ke lingkungan sistem. Reaksi yang dihasilkan menciptakan sumber panas bersuhu tinggi. Wadah ini terdiri dari bagian dalam yang menampung makanan dan bagian luar yang berisi dua reaktan kimia yang berbeda. Biasanya, ada reaktan cair dan reaktan bubuk. Reaktan akan stabil saat terpisah satu dengan lainnya, tetapi saat bercampur akan menghasilkan reaksi eksotermis.Untuk menginisiasi reaksi dapat memberikan air pada wadah dan letakkan heater pack pada kontainer. Reaksi akan melepaskan panas sehingga dapat memanaskan pangan di sekelilingnya. Reaktan untuk pemanasan dapat memiliki banyak bentuk yang berbeda. Contohnya, apabila air dan kalium atau magnesium oksida dicampur maka terjadi reaksi eksotermik dan akan melepaskan panas.
ADVERTISEMENT

Keuntungan Self-Heating Food Packaging

Keuntungan dari menggunakan self-heating food packaging yaitu mudah dibawa kemana saja dan praktis. Makanan dengan teknologi self-heating telah banyak dijual di e-commerce sehingga sangat mudah ditemukan dan harganya relatif murah. Selain itu, jika produk sudah dimasak, panasnya akan bertahan selama 45 menit sampai beberapa jam bergantung dari jenis produk pangan yang dikonsumsi.
Referensi
Bohra, B., Chavan, R., Gawit, N., Ahire, R., Kale, R., & Kapse, N. 2015. An eco-friendly and reusable heat source for self-heating food packaging. International Journal of Engineering Research and Technology (IJERT), 4(5), 365-368.
Mao B, Huang P, Chen H, Wang Q, Sun J. 2020. Self-Heating Reaction and Thermal Runaway Criticality of The Lithium Ion Battery. International Journal of Heat and Mass Transfer. 149: 119178.
ADVERTISEMENT
Technology, D., & Veterinary, T. 2023. Self-Heating Packaging - An Active Packaging Technology : A Review. 10(6), 522–526.
Widiastuti, D. R. 2016. Kajian kemasan pangan aktif dan cerdas (active and intelligent food packaging). Badan Pengawas Obat dan Makanan, 8-10.
Penulis : Azzahra Issustiarani
Mahasiswa Magister Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor