Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Wisma Ranggam merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Muntok, Bangka Barat ini sempat berulang kali dialih fungsikan sebagai penginapan karyawan PT Timah Tbk, bahkan sempat terbengkalai sebelum tahun 2003.
ADVERTISEMENT
Awalnya bangunan ini dibangun tahun 1927 berbahan kayu oleh Kolonial Belanda sebagai gedung pengadilan atau Landraad.
Mulai beralih fungsi tahun 1951 sebagai penginapan karyawan timah BTW (Banka Tinwinning) sehingga pernah disebut Pesanggrahan BTW yang dikelola Perusahaan Pertambangan BTW. Seiring dengan perkembangan jaman, bangunan ini akhirnya direhab dengan menggunakan bata.
Tak banyak yang mengetahui, sebelumnya menjadi tempat pengasingan para tokoh penjuang nasional, ternyata gedung ini sempat menjadi tempat pengasingan bagi Paku Alam Kanjeng Pangeran Hario yang menentang penjajahan Belanda.
Tiga hari setelah Agresi II Belanda 22 Desember 1948, para tokoh penjuang nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, Mr.Assaat, Komodor Suryadarma, Mr AG Pringgodigdo, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim ditangkap kemudian diasingkan. Beberapa dari mereka ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing. Sementera itu Bung Karno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syahrir yang dibawa ke pengasingan di Prapat (Sumut).
Menyusul pada tanggal 31 Desember 1948 Mr.M.Roem, dan Mr.Ali Sastro ditangkap dan diasingkan bersama di Pesanggrahan Menumbing dengan dikerangkeng dari kawat seperti kandang ayam didalam ruangan inti bangunan empat kali enam meter.
ADVERTISEMENT
Minggu pertama Februari 1949 Presiden Soekarno dan H Agus Salim dari Prapat dipindahkan ke Menumbing-Muntok. Dan keesokannya Ir Soekarno beralasan asma dan tidak tahan cuaca dingin minta pindah ke Pesanggrahan BTW disertai H Agus Salim, Mr Moh Roem dan Ali Sastroamidjojo.
Di Wisama Ranggam inilah, Soekarno dan Hatta mulai melakukan perundingan dengan Komisi PBB yaitu UNCI (United Nation Commission for Indonesian) di ruang makan Pesanggrahan sehingga hasilnya kemerdekaan dan kedaulatan penuh RI itu dicapai dan diakui oleh dunia.
Ruangan makan itu juga menjadi tempat serah terima Surat Kuasa kembalinya Kepemerintahan RI ke Yogyakarta dari Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada Juni 1949 disaksikan oleh Bung Hatta, Mr M Roem, dan Ali Sastroamidjojo.
ADVERTISEMENT
Untuk mengingat hal penting itu secara gotong royong Tugu Peringatan dibangun para tokoh dan masyarakat Muntok pada tanggal 26 September 1950, kemudian diresmikan oleh Bung Hatta 17 Agustus 1951 dan dikenal sebagai Tugu Proklamasi.
Tahun 1949 Bung Karno pernah menangis tersedu-sedu di kamar pengasingan saat membentangkan bendera Sang Saka Merah Putih sehari sebelum dipulangkan ke Jogja karena selama ini berpisah dan disembunyikan di Kampung Ulu Mentok Rumah AM Yusuf Rasidi.
Saat ini Wisma Ranggam dikelola oleh empat orang PHL Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bangka Belitung serta satu PHL Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi wilayah kerja Provinsi Jambi Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
Objek kunjungan wisata ini dibuka pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB yang sejak Tahun 2018 mulai terjaga keamanannya dari berbagai kerusakan dan gangguan kenakalan remaja.
ADVERTISEMENT
Setidaknya rata-rata 50 orang per hari berkunjung ke tempat bersejarah ini, sebagian besar dari mereka berasal dari luar Kota Muntok