Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Melihat Vihara Citra Maitreya, Wihara Pertama di Bangka Belitung
19 Juli 2019 20:59 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
Vihara Citra Maitreya merupakan salah satu vihara terbesar di Bangka Belitung yang berlokasi di Jalan Batu Giok No 76 Bukit Intan, Kecamatan Girimaya, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.
ADVERTISEMENT
Vihara yang diresmikan tanggal 24 Maret 1983 ini merupakan vihara yang pertama kali dibangun di Pulau Bangka bagi umat Buddha.
Ketua Permabudi (Persatuan Umat Buddha Indonesia) Provinsi Bangka Belitung, Charlie Sendra Budi, mengatakan vihara ini diresmikan Tanggal 24 Maret 1983 sebagai pusat ibadah umat Buddha.
Awalnya, menurut Budi, vihara tersebut berdiri sejak pemuka agama Buddha dari luar Bangka datang dan membeli sebidang tanah.
“Pemuka agama yang sekaligus guru pertama kita adalah Maha Pandita Tan A Wie berasal dari Jawa Timur. Beliau yang menyebarkan atau yang membawa datang ajaran Buddha Maitreya di Bangka," ungkap Budi.
Budi menambahkan, kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di vihara ini meliputi kegiatan dharma atau khotbah. Kegiatan dharma sering dilaksanakan tiga hingga empat kali setiap bulannya. Ada juga kegiatan lain yang meliputi latihan seperti kesenian dan tarian.
ADVERTISEMENT
“Yang membedakan vihara ini dengan vihara-vihara lain adalah tata cara dalam ritual. Agama Buddha di Bangka Belitung ini memiliki sembilan aliran atau majelis. Jadi setiap majelis memiliki ritual sembahyang yang berbeda-beda. Ritual sembahyang yang kita lakukan menggunakan Bahasa Mandarin dan di sini tidak membaca mantra- mantra," tutur Budi.
Pihak pengelola vihara sering membantu pemerintah dalam banyak hal. Ketika dalam perayaan Hari Besar Waisak setiap tahunnya selalu melakukan bakti sosial. Bahkan, beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Pangkalpinang lantaran andilnya cukup besar. Contohnya, setiap tahun selalu menyantuni rumah jompo dan panti asuhan.
“Untuk secara nasional, kami selalu ikut andil dalam misi kemanusiaan. Kemarin ketika terjadi gempa di Lombok, pengurus Vihara Citra Maitreya ini ikut mengirimkan sukarelawan sebanyak enam orang dan termasuk gempa di Palu kita juga mengirimkan tiga orang," tambah Budi.
Budi berharap ke depan pihaknya mampu berbuat banyak untuk masyarakat dan lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
“Program-program kita, dewasa ini banyak menyangkut keharmonisan kedamaian dunia. Motto kita, 'dunia satu keluarga'. Jadi kita mengasihi semua makhluk hidup dan alam sebagai umat Buddha,” kata Budi.
Tak hanya itu, Budi juga meminta agar pemerintah daerah juga memerhatikan kondisi rumah ibadah lainnya dan memberikan bantuan fasilitas seperti pembuatan sarana kebersihan dan akses jalan. Lantaran masih banyak vihara yang miliki akses kurang memadai.
Setiap minggunya Vihara Citra Maitreya tidak hanya digunakan umat Buddha untuk beribadah, namun juga digunakan umat Konghu Chu.(*)