Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Mengenal Kain Cual, Pakaian Para Bangsawan Bangka Belitung
9 Juli 2019 21:57 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
![Salah satu pakaian yang menggunakan tenun cual. (babelhits)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1562685211/qnzez9stfbgyrozxvezg.jpg)
ADVERTISEMENT
Kain Cual atau yang kerap disebut Tenun Cual adalah kain tenun tradisional khas Bangka Belitung. Dulu kain ini sering digunakan oleh kaum bangsawan keturunan Ence' Wan Abdul Haiyat di Kampung Petenon, pada abad ke-18.
ADVERTISEMENT
Tenun Cual memiliki makna celupan awal pada benang yang akan diwarnai. Tenun Cual merupakan perpaduan antara teknik songket dan tenun ikat, namun yang menjadi ciri khasnya adalah susunan motif menggunakan teknik tenun ikat.
Motifnya pun beragam seperti susunan motif Bercorak Penuh atau yang disebut Penganten Bekecak (Pengantin Bersolek) dan motif Ruang Kosong yang disebut Jande Bekecak (Janda Bersolek).
Dulunya fungsi sosial dari tenun ini adalah pakaian kebesaran di lingkungan bangsawan Kota Muntok, pakaian pengantin, dan pakaian pada hari-hari kebesaran Islam. Selain itu, kain ini juga dipersembahkan sebagai hantaran pengantin ataupun mahar yang langsung menggambarkan status sosial (pangkat dan kedudukan) seseorang pada zaman dulu.
Salah satu produsen atau perajin Kain Cual yang ada di Pangkalpinang adalah Maslina. Ia memiliki Koperasi Tenun Cual di kawasan Kelurahan Selindung.
ADVERTISEMENT
Maslina menuturkan, kain Cual atau yang disebut celupan adalah proses awal, berarti sutra putih atau mori putih yang sedang diproses. Tapi masyarakat Bangka Belitung sekarang mengatakan Kain Cual itu adalah kain khas daerah yang siap dipakai.
“Yang membedakan Kain Cual dengan daerah lain itu adalah kehalusan dan motifnya. Berbeda sama kain daerah lain, Kain Cual kebanyakan berbentuk selendang. Cara menenunnya pun hampir sama dengan yang lainnya, tapi kita menggunakan alat tenun gedokan,” tutur Maslina saat ditemui babelhits, Selasa (9/7).
Maslina mengaku sudah menjadi perajin Kain Cual sejak 1979. “Sebelum memiliki tempat sendiri, kita sering pindah-pindah. Tapi kita sudah menetap di sini dan buka sendiri,” imbuh Maslina di Koperasi Tenun Cual kawasan Jalan Raya Pangkalpinang-Sungailiat, Kelurahan Selindung Lama, Pangkalpinang.
Untuk harga Kain Cual dijual bervariasi mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta. Itu sudah termasuk paketan selendang dan kain.
ADVERTISEMENT
“Tentunya untuk harga yang relatif tinggi, bahan bakunya juga berbeda, kita biasanya menggunakan bahan baku emas dengan kadar murni,” kata Maslina.
Saat ini, Kain Cual yang diproduksi Maslina sudah dipasarkan secara nasional maupun internasional. Hal itu tidak lepas dari peran serta pemerintah daerah yang kerap mempromosikan Kain Cual khas Bangka Belitung ini.
“Banyak sekali hal naik turun dalam berbisnis Kain Cual ini. Tapi salah satu pengalaman yang berkesan adalah ketika kami mendapat Kain Cual dari Belanda. Itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk kami,” tutur Maslina.
Piagam Penghargaan dan Sertifikat telah banyak diperoleh Maslina dalam berbisnis kain khas daerah ini. Terakhir Maslina mendapatkan penghargaan dari Menteri Perindustrian dengan klasifikasi IKM OVOP (One Village One Product) Bintang 4 Kategori Tenun Tahun 2108 lalu.(*)
ADVERTISEMENT