5 Hal yang Sering Dialami Ibu setelah Melahirkan

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
30 November 2018 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melahirkan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat saya mengandung Calvin, badan saya rasanya sangat ringkih. Ketika hamil waktu itu, saya juga sempat pendarahan, terus makan juga ogah-ogahan, dan badan rasanya sakit seperti habis dipukul, sampai kalau tidur, saya tidak bisa ganti posisi, jalan juga sudah seperti penguin.
ADVERTISEMENT
Saya cuma berharap Calvin bisa cepat-cepat lahir. Pasalnya, yang ada di bayangan saya, kalau Calvin sudah lahir, maka penderitaan saya semasa hamil akan berakhir karena rasa senang anak kita akhirnya lahir.
Namun, ternyata saya salah besar. Ya maklum lah ya, namanya juga new mom. Oleh karena itu, saya mau share mengenai ini, terutama buat yang sedang hamil anak pertama, siapa tahu belum tahu soal ini, sehingga bisa siap-siap.
Hal-hal yang sering dialami seorang ibu setelah melahirkan:
1. Perubahan fisik
Rambut rontok. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Rambut rontok. (Foto: Thinkstock)
Rambut rontok akibat perubahan hormonal, payudara bengkak, tidak menstruasi selama beberapa-bulan. Dulu, sesudah lahiran Calvin, saya sangat panik lantaran rambut saya rontok parah sampai kelihatan seperti pitak (bekas luka/bisul). Tapi don’t worry ya, Moms karena ini hanya sementara saja.
ADVERTISEMENT
2. Kurang tidur
Kurang tidur bisa picu kelainan mental (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kurang tidur bisa picu kelainan mental (Foto: Thinkstock)
Kalau ini sih sudah pada tahu lah, ya. Malahan pas saya lahiran, teman-teman saya dan suami pada bilang, “Selamat begadang ya.” New born setelah hari ketiga biasanya hampir tiap 1-2 jam sekali mau minum susu, sehingga sebagai new mom, jadwal tidur kita pasti akan terganggu. Makanya, perlu support dan kerja sama yang baik dari pasangan dan keluarga. Ini juga hanya berlangsung sementara kok, Moms.
3. Baby blues
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baby blues (Foto: Thinkstock)
Saya sudah sering share juga tentang baby blues karena dulu saya pernah mengalami ini. Tiba-tiba bisa merasa sedih atau worry too much. Aneh kan? Harusnya sebagai new mom merasa happy, ini malah sedih. Nah, penyebabnya karena ada perubahan hormon, sehingga new mom bisa mengalami sindrom baby blues ini. Komunikasikan dengan pasangan dan keluarga jadi kita bisa dibantu dalam melewati masa-masa itu.
ADVERTISEMENT
4. Belajar menyusui
Ilustrasi ibu menyusui.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Ini juga sangat penting, dulu abis lahiran Calvin, saya susah sekali untuk bisa latch on (memosisikan/meletakkan antara puting dan mulut bayi secara pas/tepat). Kadang sudah benar, tetapi ujung-ujungnya malah salah posisi. Jadi, kita juga harus belajar teknik menyusui, antara lain cara mendekap bayi dan mencari posisi menyusui dan peletakan yang benar
5. Takut Buang Air Besar (BAB)
Masalah buang air besar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Masalah buang air besar. (Foto: Thinkstock)
Siapa nih yang sesudah lahiran takut BAB? Saya salah satunya karena takut jahitan robek (mau lahiran normal ataupun caesar) karena kalau normal, kadang vagina juga dijahit.
Nah, sebenarnya tidak perlu khawatir, Moms jika BAB-nya lancar. Namun, yang perlu dikhawatirkan itu kalau sembelit atau susah BAB, karena takutnya kita jadi mengejan terus, dan takutnya jahitannya bisa robek. Makanya untuk mengantisipasi hal ini, Moms harus minum banyak air, konsumsi makanan berserat, dan banyak berjalan.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
***
By: Felicia Denisa
Copyright by Babyologist