Konten dari Pengguna

Pengalamanku Mengidap Tumor Payudara Jinak

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
1 Oktober 2019 11:18 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengalamanku Mengidap Tumor Payudara Jinak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hai, Moms. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman ketika saya didiagnosis mengidap tumor jinak di payudara. 
ADVERTISEMENT
Saat saya duduk di bangku kuliah, saya menyadari adanya kelainan di kedua payudara saya. Terasa ada benjolan dengan ukuran dan jumlah yang berbeda. Ada 2 benjolan di payudara kanan dengan ukuran yang lebih kecil dan 3 benjolan di payudara kiri dengan ukuran yang lebih besar.
Benjolan ini mudah bergeser saat disentuh dan tidak terasa sakit. Awalnya, saya takut untuk menceritakan hal ini kepada orang tua saya. Namun akhirnya saya memberanikan diri bercerita ketika libur kuliah dan kembali ke kampung halaman.
Ibu saya memutuskan untuk membawa saya ke pengobatan alternatif. Dan alhamdulillah kedua benjolan di payudara kanan saya hilang, namun benjolan di payudara kiri tidak bisa dihilangkan karena ukurannya yang lebih besar. Saya pun harus mengonsumsi pil herbal selama 6 bulan. Rasanya muak sekali harus meminum obat selama itu, Moms.
ADVERTISEMENT
Saat libur kuliah usai, saya mencoba mengunjungi dokter spesialis di kota perantauan yang memang ahli menangani hal ini. Saya mendapatkan informasi mengenai dokter tersebut dari salah satu sahabat saya yang juga memiliki saudara pengidap kanker payudara.
Ya, saudara sahabat saya tersebut divonis mengidap kanker payudara stadium 4. Ketika konsultasi dengan dokter tersebut, jujur saya sangat stres dan takut. Dokter menjelaskan bahwa saya mengidap tumor jinak (FAM/Fibroadenoma Mammae) dan menyarankan saya untuk operasi.
Dokter tersebut selalu memberi kesan bahwa apa yang saya alami sangat menakutkan dan akan semakin parah di kemudian hari jika tidak segera operasi. Namun saya masih enggan untuk mengikuti anjuran dokter tersebut.
Di lain kesempatan, sahabat saya menganjurkan pengobatan alternatif yang juga dijalani oleh saudaranya tersebut. Kali ini saya disarankan menggunakan pelepah anak pisang lidi. Pelepah pisang tersebut dibakar, lalu diperas airnya. Pelepah pisang yang masih hangat dikompres pada payudara, sedangkan airnya diminum.
ADVERTISEMENT
Saya memang merasakan sedikit perubahan dengan cara ini. Benjolan di payudara saya mengecil. Lama-kelamaan saya lelah melakukan hal ini, Moms. Lelah harus mencari pelepah anak pisang lidi.
Suatu ketika kegiatan kampus saya sangat padat. Tugas praktikum dan kegiatan organisasi yang saya jalani saat itu membuat waktu istirahat saya berkurang pesat. Keesokan harinya saya merasakan nyeri yang luar biasa pada payudara kiri saya. Saya pun mulai kehilangan kesadaran. Teman-teman saya langsung berinisiatif membawa saya ke rumah sakit terdekat dan menjelaskan kondisi saya.
Saat itu, dokter yang memeriksa keadaan saya tidak yakin dengan kondisi saya. Dokter tidak menemukan benjolan yang dimaksud. Saya sempat dirawat 2 hari. Ketika kondisi saya membaik, saya menjalani proses mammografi untuk memastikan keadaan saya. Mammografi ini mirip dengan proses rontgen.
ADVERTISEMENT
Namun teknisnya, payudara akan ditekan sedemikian rupa hingga prosedur mammografi bisa dilakukan. Rasanya sakit luar biasa, Moms. Sebenarnya mammografi ini tidak efektif dilakukan pada usia saya saat itu mengingat ukuran payudara yang masih kecil. Hasil mammografi memastikan bahwa saya baik-baik saja. Alhamdulillah. Saya memilih untuk lebih menjaga stamina dan menghindari rasa lelah yang berlebihan agar rasa nyeri pada payudara tidak kambuh lagi.
Singkat cerita saat saya mulai bekerja, saya memiliki rekan kerja yang ternyata mengidap penyakit yang sama dengan yang sama alami, FAM. Rekan saya tersebut telah menjalani proses operasi. Wah, ternyata saya tidak sendiri. FAM memang normal dialami kebanyakan wanita.
Saya pun mulai mencari tahu lebih dalam lagi tentang tumor jinak ini. Ternyata Fibroadenoma ini sendiri terdiri dari beberapa jenis. Fibroadenoma yang saya alami adalah Fibroadenoma juvenile di mana benjolan yang saya rasakan bisa membesar, namun seiring waktu akan menyusut dan menghilang.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang saya rasakan ketika saya menikah. Hingga saat ini saya menyusui si Kecil, saya tidak lagi merasakan adanya benjolan di payudara saya. Alhamdulillah. Saya bersyukur tidak langsung memutuskan untuk segera operasi.
Perlu diketahui tidak semua jenis FAM bisa hilang dengan sendirinya ya, Moms. Ada 2 jenis FAM yang harus diwaspadai dan meningkatkan risiko terkena kanker payudara, yaitu:
1. Fibroadenoma kompleks. Ditandai dengan pertumbuhan sel yang cepat dan bisa didiagnosis melalui proses biopsi (analisa jaringan dengan mikroskop).
2. Tumor phyllodes. Jenis ini biasanya bersifat jinak, namun bisa berubah menjadi ganas. Dokter biasanya akan menyarankan proses pengangkatan tumor.
Sedangkan jenis FAM yang tidak memicu terjadinya kanker payudara, yaitu:
1. Fibroadenoma juvenile.
ADVERTISEMENT
2. Fibroadenoma besar. Ditandai dengan benjolan yang membesar hingga 5 sentimeter dan harus diangkat karena bisa menekan jaringan payudara sekitarnya.
Sebagai wanita pastinya harus menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ya, Moms. Saya sarankan agar rutin melakukan SADARI, yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Nah, jika Moms menemukan kejanggalan pada payudara, jangan langsung panik ya. Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Tetap tenang.
2. Teliti apa yang Moms rasakan, misal bentuk benjolan, jumlah benjolan, ada rasa sakit atau tidak, bergeser atau tidak, dan lain sebagainya.
3. Konsultasikan masalah yang Moms rasakan pada dokter. 
4. Cari second opinion dengan dokter yang berbeda di bidang yang sama.
5. Tetap semangat dan yakinkan diri bahwa Moms bisa melewatinya.
ADVERTISEMENT
Ayo bebaskan diri kita dari kanker demi keluarga. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini ya, Moms. Aamiin.