Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Saya Pejuang Kolostomi
4 Januari 2019 11:20 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hai mommy, perkenalkan saya seorang mama dengan anak yang luar biasa. Anak saya terlahir prematur dengan kelainan bawaan atresia ani (tidak punya lubang anus) dan disertai fistula (ada lubang antara saluran BAB dan BAK). Yuk mari kita mengenal apa itu atresia ani.
ADVERTISEMENT
Atresia ani atau disebut juga anus imperforata adalah salah satu jenis cacat lahir yang terjadi saat usia kehamilan mencapai 5-7 minggu, di mana perkembangan bentuk rektum (bagian akhir usus besar) sampai lubang anus tidak sempurna. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 5.000 bayi, dan merupakan kondisi serius yang perlu ditangani segera dengan operasi.
Terdapat beberapa bentuk dari atresia ani, sebagai berikut:
<ul>
Pada kasus anak saya, ia mengalami ketiganya, lubang anus tertutup, terbentuk fistula, dan rektum tidak terhubung. Saya mencari tahu penyebabnya. Pada kondisi normal, lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin terbentuk pada usia kehamilan tujuh hingga delapan minggu melalui proses pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan janin. Gangguan pada masa perkembangan janin inilah yang akan menyebabkan atresia ani. Kemudian saya mengingat kembali, bahwa pada usia kehamilan itu saya sempat perdarahan (abortus iminens), mungkin kegagalan pembentukan tersebut terjadi saat saya mengalami perdarahan.
ADVERTISEMENT
Bayi yang lahir dengan kondisi atresia ani memiliki gejala sebagai berikut:
<ul>
Tindakan yang dilakukan setelah USG dan rontgen adalah melihat seberapa grade atresia ani tersebut, ada yang bisa langsung tusuk anus merobeknya saja, ada juga yang harus operasi pembuatan kolostomi (pembuangan sementara di perut), anak saya termasuk yang menggunakan kolostomi. Bagi saya tindakan yang diberikan harus segera dan harus percaya dengan pilihan terbaik menurut dokter yang berwenang, karena itu yang akan menyelamatkan anak.
ADVERTISEMENT
Untuk perawatan setelah operasikolostomi pun, anak akan BAB normal melalui perut, ditampung menggunakan kantong kolostomi yang dapat dibersihkan setiap sudah penuh, setelah dirasa cukup berat badan dan kondisi anak sudah pulih, maka akan dilakukan operasi kedua yakni perineal anoplasty, yng merupakan pembuatan lubang anus disertai penutupan fistula (jika ada).
Setelah itu pasien akan menjalani businasi (colok anus) menggunakan alat yang dimasukan ke anus buatan diawali dengan nomor paling kecil hingga nomor paling besar. Setelah dirasa sempurna lubang anus yang dibuat, maka akan dilakukan penutupan kolostomi dan usus akan disambungkan pada saluran yang seharusnya. Anak dapat BAB normal seperti anak lainnya. Bagi saya ini adalah hadiah, karena saya bisa belajar banyak hal dari anak saya.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Sobrina F Nisa
Copyright by Babyologist
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.