Konten dari Pengguna

Doa Bayar Utang Puasa Ramadhan dan Waktu Membacanya

Bacaan Doa
Akun yang khusus membahas tentang doa-doa Islami
7 Januari 2025 23:40 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bacaan Doa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Jessy-Smith
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Jessy-Smith
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban utama bagi umat Islam yang telah baligh dan mampu melaksanakannya. Namun, dalam keadaan tertentu doa bayar utang puasa Ramadhan harus dibaca apabila tidak melaksanakan ibadah ini.
ADVERTISEMENT
Qadha puasa dilakukan bagi orang yang yang dalam keadaan sakit, bepergian, atau bagi wanita yang sedang haid dan nifas. Puasa wajib ini bisa ditunda dan digantikan di hari lain setelah Ramadan dengan melaksanakan qadha.
Membayar utang puasa (qadha) adalah bentuk tanggung jawab seorang hamba kepada Allah Swt untuk menyempurnakan ibadahnya. Dikutip dari nu.or.id, berikut adalah doa dan niat yang harus dibaca:

Doa Bayar Utang Puasa Ramadhan

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Brooke-Lark
Tidak ada doa bayar utang puasa Ramadhan secara khusus yang ditetapkan untuk orang yang sedang meng-qadha puasa Ramadhan dalam ajaran Islam.
Namun, niat puasa qadha tetap harus diucapkan dalam hati sebelum waktu fajar. Berikut adalah lafal niat qadha puasa Ramadan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah Swt.
Selain itu, dianjurkan untuk berdoa secara umum agar puasa diterima oleh Allah dan diberikan kekuatan serta keikhlasan dalam menjalankannya. Contohnya:

Doa Memohon Penerimaan Amalan

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Ali-Inay
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Allahumma taqabbal minni innaka antas-sami'ul-'alim."
Artinya: Ya Allah, terimalah amalanku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Doa Berbuka Puasa

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Spencer-Davis
Doa ini diajarkan langsung oleh Rasulullah saw dalam hadits:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahaba azh-zhama'u wabtallati al-‘uruqu watsabata al-ajru in sya’ Allah.”
Artinya: Telah hilang rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah. (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
ADVERTISEMENT

Doa untuk Penerimaan Amal Puasa

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Stefan-Vladimirov
Doa ini diambil dari permohonan Nabi Ibrahim a.s. yang disebutkan dalam Al-Qur'an:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Rabbana taqabbal minna innaka Antas-Sami‘ul-‘Alim.”
Artinya: Ya Rabb kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 127)
Meskipun konteks ayat ini adalah tentang doa Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. saat membangun Ka'bah, para ulama mengajarkan doa ini yang juga relevan untuk memohon penerimaan amal ibadah termasuk puasa.

Doa Ketika Menghadapi Kesulitan atau Kelemahan Saat Berpuasa

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Dan-DeAlmeida
Doa ini adalah bagian dari Al-Qur'an yang dianjurkan untuk dibaca dalam segala kondisi:
رَبِّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Rabbi a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik.”
ADVERTISEMENT
Artinya: Ya Rabbku, bantulah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu. (HR. Abu Dawud, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Doa untuk Ketenangan dan Kesabaran dalam Puasa

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Rumman-Amin
Doa ini dianjurkan untuk dibaca agar tetap sabar dan tenang dalam menghadapi ujian:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“Rabbana afrigh ‘alayna ṣabran wa tawaffana muslimin.”
Artinya: Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan wafatkanlah kami dalam keadaan Muslim. (QS. Al-A'raf: 126)

Ayat Tentang Qadha Puasa

Ilustrasi doa bayar utang puasa Ramadhan. Unsplash.com/Madrosah-Sunnah
Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang qadha puasa terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 184-185. Berikut adalah penjelasannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَيَّا مًا مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ كَا نَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَا مُ مِسْكِيْنٍ ۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَ نْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
ADVERTISEMENT
“Ayyaamam ma'duudaat, fa mang kaana mingkum mariidhon au 'alaa safaring fa 'iddatum min ayyaamin ukhor, wa 'alallaziina yuthiiquunahuu fidyatung tho'aamu miskiin, fa mang tathowwa'a khoirong fa huwa khoirul lah, wa ang tashuumuu khoirul lakum ing kungtum ta'lamuun”
Artinya: (yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 184)
ADVERTISEMENT
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَا نَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰ نُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَا لْفُرْقَا نِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ ۗ وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Syahru romadhoonallaziii ungzila fiihil-qur-aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqoon, fa mang syahida mingkumusy-syahro falyashum-h, wa mang kaana mariidhon au 'alaa safaring fa 'iddatum min ayyaamin ukhor, yuriidullohu bikumul-yusro wa laa yuriidu bikumul-'usro wa litukmilul-'iddata wa litukabbirulloha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykuruun”.
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)
ADVERTISEMENT
Ayat-ayat di atas, yakni Surah Al-Baqarah ayat 184-185, memberikan panduan tentang pelaksanaan puasa Ramadan, sekaligus menegaskan rahmat dan keringanan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Berikut adalah penjelasan maknanya:
Makna Ayat 184, Allah Swt menetapkan bahwa puasa Ramadan wajib dilaksanakan selama beberapa hari tertentu, yakni sebulan penuh.
Namun, bagi orang yang memiliki alasan syar’i seperti sakit atau sedang dalam perjalanan, mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa pada hari tersebut.
Sebagai gantinya, mereka wajib mengganti (qadha) hari-hari yang ditinggalkan di luar Ramadan.
Ayat ini juga menyebutkan fidyah sebagai bentuk kompensasi bagi orang yang benar-benar tidak mampu berpuasa, seperti lansia atau orang dengan penyakit kronis.
Fidyah diberikan dengan memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan. Pilihan ini menegaskan kemudahan dan fleksibilitas dalam melaksanakan ibadah puasa sesuai dengan kondisi seseorang.
ADVERTISEMENT
Allah kemudian menjelaskan bahwa jika seseorang melakukan kebaikan lebih dari kewajiban fidyah, seperti memberi makan lebih banyak orang miskin, maka hal itu lebih baik baginya.
Namun, tetap ditekankan bahwa berpuasa adalah pilihan terbaik bagi mereka yang mampu menjalankannya.
Makna Ayat 185, Ayat ini menegaskan keutamaan bulan Ramadan sebagai bulan yang istimewa karena di dalamnya Al-Qur'an diturunkan. Puasa di bulan ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan ibadah yang sarat dengan makna spiritual.
Allah Swt kembali menegaskan keringanan bagi orang yang sakit atau sedang bepergian, yakni mereka diperbolehkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari lain.
Kemudahan ini menunjukkan bahwa Allah tidak menghendaki kesulitan bagi hamba-Nya, tetapi menginginkan mereka tetap mampu melaksanakan ibadah dengan cara yang memungkinkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ayat ini mengingatkan umat Islam untuk menyempurnakan jumlah hari puasa yang ditinggalkan, mengagungkan Allah dengan bertakbir, dan bersyukur atas petunjuk-Nya.
Hal ini menekankan bahwa ibadah puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang peningkatan spiritual, kedekatan dengan Allah, dan rasa syukur atas nikmat-Nya.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa puasa Ramadan adalah ibadah yang penuh berkah sekaligus fleksibel, memberikan ruang bagi setiap Muslim untuk melaksanakannya sesuai kemampuan.
Ini mencerminkan rahmat Allah Swt yang selalu memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kewajiban agama.
Dalam melaksanakan qadha puasa, selain niat yang tulus dan tekad untuk menyelesaikan kewajiban, umat Islam juga dianjurkan untuk memanjatkan doa agar ibadahnya diterima dan diberkahi.
ADVERTISEMENT
Doa memiliki peran penting dalam menguatkan spiritualitas, memberikan keikhlasan, dan meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah.
Doa bayar utang puasa Ramadhan dan doa-doa di atas bersumber dari hadits Nabi saw dan Al-Qur'an. Umat Muslim dapat memilih salah satu atau membacanya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi selama menjalankan puasa. (Zen)