Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masyarakat atau Pemerintah yang Patut Disalahkan Terkait Banjir?
1 Januari 2025 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Bagas Agus Ismono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh Bagas Agus Ismono Universitas Airlangga
Musim hujan telah tiba. Berita tentang banjir di semua stasiun telah menayangkan. Puncak terjadinya bencana ini mulai dari bulan November sampai Februari. Banyak dari masyarakat kehilangan rumah mereka karena banjir. Tidak hanya kehilangan rumah saja, masyarakat juga kehilangan benda berharga mereka dan bahkan kehilangan anggota keluarga yang mereka sayangi. Banjir terkadang datang dengan tiba-tiba menerjang semua apa yang berada didepannya tanpa terkecuali. Setelah terjadi banjir barulah masyarakat mengatakan hal buruk terhadap pemerintah. Padahal hal ini tidak meliputi pemerintah saja, masyarakat juga berperan dalam menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir. Pemerintah sering menjadi sasaran ujaran kebencian oleh masyarakat terkait banjir ini. Banjir merupakan persoalan bersama yang harus diselesaikan bersama juga, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perilaku masyarakat yang sering membuang sampah menjadi factor pemicu banjir. Jika terjadi banjir, masyarakat masih saja menyalahkan pemerintah. Sejatinya banjir juga terkadang muncul karena perilaku masyarakat yang masih membuang sampah di Sungai. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di Sungai Citarum mencapai 3,4 juta ton sepanjang 2023. Artinya, ada sekitar 9.397 ton sampah yang dibuang di Sungai Citarum setiap harinya (Kumparan, 2024). Masihkah kita menyalahkan pemerintah akan hal ini? Kita saja menjadi pelaku yang menyebabkan bencana banjir ini. Sebungkus sampah plastik yang kita buang juga dapat menjadi pemicu banjir. Nampaknya, edukasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat sama sekali tidak membuahkan hasil. Hampir setiap hari saya menemui masyarakat yang masih saja membuang sampahnya di Sungai ataupun selokan. Sehingga ketika musim hujan terjadi lonjakan debit air, apabila ada sampah yang menyumbat hal ini menyebabkan banjir.
ADVERTISEMENT
Dalam menindaklanjuti hal ini perlu kesadaran yang tinggi pada masyarakat, tidak hanya masyarakat saja namun pemerintah juga. Kedua pihak ini haruslah saling bekerja sama agar Sungai atau selokan tersumbat sampah dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran pada masyarakat dan memperbanyak resapan air. Perlu kerja sama dari berbagai pihak dalam mewujudkan lingkungan yang aman dari banjir. Masyarakat perlu sadar akan kebersihan lingkungan karena menjadi penyumbang sampah terbesar. Sampah ini dibuang di sembarang tempat, sehingga ketika musim hujan dapat menyebbakan banjir. Tidak hanya itu saja sampah ini juga membawa penyakit yang berbahaya sehingga dapat menimbulkan penyakit kulit. Kedua belah pihak haruslah saling bekerja sama untuk mewujudkan lingkungan yang aman dari banjir.
REFERENSI
Kumparan, (2024). Sampah di Sungai Citarum Capai 3,4 Juta Ton per Tahun, Mayoritas Sisa Makanan. https://kumparan.com/kumparannews/sampah-di-sungai-citarum-capai-3-4-juta-ton-per-tahun-mayoritas-sisa-makanan-22vfqMWSpD2/full
ADVERTISEMENT