Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
2nd Indonesian Ballet Gala : Pertunjukan Tari Inklusif
28 Juli 2017 0:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Ballet.id Yayasan Bina Ballet Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Difabilitas (berasal dari kata ‘differently abled’ atau ‘beda-kemampuan') adalah konsep yang mengakui bahwa orang dengan kebutuhan khusus, yang biasanya diasumsi sebagai 'dis-able' (atau kurang mampu) seringkali justru memiliki kemampuan yang luar biasa. Beberapa dari kemampuan luar biasa tersebut bersifat kompensatoris (seperti orang-orang buta yang menggunakan indra lainnya dengan lebih efektif), beberapa hanya karena faktor genetik dan memiliki semangat ekstra didalam keterbatasannya (seperti Stephen Hawking). Secara global, 15% dari populasi dunia adalah orang-orang difabel, dan 82% di antaranya tinggal di negara berkembang seperti Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, orang dengan difabilitas didefinisikan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 sebagai orang-orang dengan keterbatasan fisik, intelektual, mental dan sensoris. Meskipun populasi orang-orang dengan difabilitas sangat besar (sekitar 4,74% dari jumlah penduduk di tahun 2010, atau 9 juta orang) dan meskipun mendapat dukungan dari pemerintah, orang-orang difabel di Indonesia jarang dilibatkan di dunia profesional.
Sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, pemerintah Indonesia berusaha untuk mengikutsertakan orang-orang difabel dalam semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam olahraga (Pasal 15) dan dalam seni (Pasal 16). Medali yang dimenangkan oleh orang Indonesia dalam kompetisi olahraga internasional seperti Special Olympics dan Paralympics selama bertahun-tahun telah membuktikan kemampuan atlet-atlet difabel Indonesia yang luar biasa. Namun, dalam seni, seniman-seniman difabel di Indonesia belum berkiprah di tingkat global. Tampaknya kebanyakan seniman difabel di Indonesia masih dalam tahap eksplorasi dalam keterbatasan mereka, dan sayangnya, situasi ini akan terus berlanjut karena mereka kurang terpapar dengan seniman pertunjukan kelas dunia yang difabel.
ADVERTISEMENT
Gala performance ini kami laksanakan untuk memberdayakan para difabel melalui pelatihan seni tari. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan kaum difabel dan mengarahkan masyarakat untuk mendukung potensi yang mereka miliki melalui seni tari. Kami akan memberdayakan 50 orang dengan berbagai difabilitas untuk menari, untuk mengenal pengelolaan pertunjukan seni, hingga menjadi penerima tamu dan pembawa acara.
Kami bercita-cita untuk dapat memajukan seniman difabel Indonesia hingga dapat disandingkan dengan seniman difabel internasional. Saat ini, yang kami lakukan adalah mulai mengaudisi bakat para difabel, memberikan pelatihan seni tari, dan mempersiapkan mereka untuk tampil di acara gala. Mereka berlatih dua kali seminggu dengan seniman-seniman profesional Indonesia. Mereka belajar mengolah tubuh dan koreografi tarian. Tarian yang nanti akan mereka tampilkan merupakan hasil kolaborasi dengan penari non-difabel Indonesia dan luar negeri.Acara ini adalah acara yang penting untuk kaum difabel di Indonesia yang pada saat ini masih dianggap sebelah mata, dan berpotensi namun tidak mendapat dukungan.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah. Untuk terlaksananya acara ini, beberapa kegiatan akan dilakukan sebelum dan sesudah acara ini berjalan. Dukungan dibutuhkan untuk menyewa guru tari, sewa studio tari, biaya transport, konsumsi, kostum tari, hingga penerjemah. Saat ini, kami telah mendapatkan dukungan dari British Council, Australian Embassy Jakarta, Istituto Italiano di Cultura, dan Vivre Les Cultures Institut Francais Indonesia. Bentuk dukungan oleh lembaga dan kedutaan tersebut adalah dengan mendatangkan penari difabel dari masing-masing negara untuk berkontribusi dalam acara gala dengan memberikan penampilan, loka karya, baik untuk difabel dan non-difabel.
The 2nd Indonesian Ballet Gala: Pertunjukan Gala Inklusif adalah acara pentas tari yang unik, dan benar-benar bisa dikatakan sebagai yang pertama di Indonesia karena merupakan kolaborasi antara penari difabel dan non-difabel baik Indonesia, maupun luar negeri.
ADVERTISEMENT
Selama pertunjukan Gala (sekitar 120 menit), penonton akan menyaksikan program-program inklusif di bawah ini:
• Penampilan dari penari-penari difabel kelas dunia: Candoco Dance Company (Inggris), Magali Saby (Prancis), Marc Brew (Australia)
• Penampilan dari perusahaan tari Indonesia: EKI Dance Company yang berkolaborasi dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
• Penampilan dari kolaborasi murid difabel Indonesia dan murid tari Indonesia yang dilatih oleh seniman difabel internasional: Candoco dan Magali Saby)
• Penampilan murid tari Indonesia yang dilatih dan dikoreografi oleh West Australian Ballet
• Pertunjukan Balet Klasik oleh Universal Balet Korea dan Queensland Ballet dari Australia
Gala akan berlangsung pada hari Sabtu, 23 September 2017 di Teater Jakarta.
Pertunjukan Pertama : 13.00 WIB
ADVERTISEMENT
Pertunjukan Kedua : 19.00 WIB
Untuk tiket dapat dibeli di ww.loket.com atau www.ballet.id/gala2017