Konten Media Partner

Croissant, Si "Keong Emas" Rasa Butter Dari Austria

4 Juli 2018 18:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Croissant, Si "Keong Emas" Rasa Butter Dari Austria
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Croissant, kue enak asal Austira. (Mega Dwi Anggraeni)
BANDUNG, bandungkiwari - “Croissant enak itu yang creamy. Bagian luarnya renyah, sementara bagian terdalamnya lembut dan creamy,” ungkapan itu muncul dari Putri Wulan, penggemar croissant.
ADVERTISEMENT
Croissant merupakan salah satu jenis pastry yang muncul sejak abad ke-17. Bentuknya serupa keong berlapis dengan warna cokelat keemasan. Teksturnya selalu renyah di bagian luar dan lembut di dalam.
Sebagai seorang penggemar croissant, Putri kerap mengunjungi beberapa toko roti dan café sekadar untuk memuaskan lidahnya.
Tapi dari puluhan café maupun toko roti yang menjamur di Bandung, hanya ada dua tempat yang menawarkan croissant sesuai kebutuhan lidahnya. Salah satunya, Mom’s Artisan Bakery.
Ada beberapa varian rasa croissant yang ditawarkan di toko roti yang satu ini. Mulai dari original croissant dengan rasa buttery, chocolate croissant, almond croissant, cheese croissant, sampai croissant sandwich yang isinya bisa dipilih sesuai selera.
Dari semua menu yang ditawarkan. Putri lebih memilih original croissant. Meski terkadang dia juga memesan menu lainnya, tetapi menurutnya original croissant yang terbaik. Karena dengan begitu, dia bisa menikmati rasa butter yang seolah-olah meleleh di lidahnya.
Croissant, Si "Keong Emas" Rasa Butter Dari Austria (1)
zoom-in-whitePerbesar
Croissant, kue enak asal Austira. (Mega Dwi Anggraeni)
ADVERTISEMENT
“Kalau originalnya udah enak, yang lainnya juga sudah pasti enak,” tambahnya.
Sampai saat ini, banyak yang mengenal croissant sebagai roti dari Perancis. Padahal, sebenarnya croissant diciptakan oleh seorang perwira artileri berkebangsaan Austria, Augustus Zang, seperti dilansir oleh Huffington Post.
Croissant sendiri dipercaya sebagai adaptasi dari kipferl, sejenis kue berbentuk bulan sabit dengan ukuran yang cukup besar. Saat itu, Zang mendirikan sebuah toko roti, Viennese Bakery (Boulangerie Viennoise) di Paris, Perancis, dengan menu utama kipferl dan vienna loaf.
Banyak yang ingin meniru konsep kipferl sampai gaya pastry ala vienna loaf. Perpaduan antara kipferl dan vienna loaf inilah yang kini dikenal dengan nama croissant. (Mega Dwi Anggraeni)