Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Mengenal Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Raksasa Observatorium Bosscha
30 November 2018 13:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Refraktor Ganda Zeiss di Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembang, Kabupaten Bandung Barat. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Jika warga Bandung pernah mengunjungi Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), pasti sudah tahu teleskop 'raksasa' yang satu ini. Ya, itu tak lain ialah teleskop refraktor ganda Zeiss, yang berada di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Di Bosscha, sebenarnya ada teleskop besar kedua setelah teleskop refraktor Zeiss yang digunakan untuk mengamati bintang-bintang di angkasa. Teleskop itu bernama Bamberg. Namun, saat ini statusnya sudah non-aktif.
Teropong reflektor dobel Zeiss sendiri memiliki panjang 11 meter dan berdiameter 60 centimeter dengan berat 17 ton itu dipesan dari perusahaan optik ternama Jerman, Carl Zeiss Jena.
Dibangun pada 1928, Zeiss berada dalam rumah teropong berbentuk bulat dengan puncak seperti kubah berdiameter 14,5 meter. Bangunan kubahnya sendiri dirancang oleh arsitek C. P. Wolf Schoemacher.
ADVERTISEMENT
Teropong Zeiss telah berkontribusi luar biasa dalam mengungkap sisi-sisi alam semesta yang tak terjangkau dari bumi. Selama kurun 90 tahun manusia mendapat kesempatan menikmati betapa megahnya alam semesta dari mata yang ada di ruang angkasa.
Staf peneliti Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty, mengatakan teropong Zeiss merupakan teleskop terbesar dan tertua di Observatorium Bosscha. Meski sudah berusia 90 tahun, sampai sejauh ini teleskop masih berfungsi dan terawat dengan sangat baik.
"Dari tahun 1920-an sampai 2013, sudah banyak data yang dihasilkan dari penelitian menggunakan teropong Zeiss," kata Yatny beberapa waktu lalu.
Yatny mengungkapkan, penelitian menggunakan teleskop Zeiss akan terus dilakukan dan diupayakan untuk menghasilkan tujuan yang berguna bagi kehidupan manusia yang tidak bisa lepas dari tata surya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, mengamati bintang-bintang yang jauh lebih lemah cahayanya, kurang lebih 100.000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat oleh mata telanjang.
Selain itu, teropong Zeiss juga khusus untuk mengamati benda langit tertentu, seperti bintang ganda visual. Hingga saat ini, ada koleksi puluhan ribu data pengamatan bintang ganda visual yang diperoleh dengan menggunakan teleskop Zeiss.
Refraktor Ganda Zeiss di Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembang, Kabupaten Bandung Barat. (Ananda Gabriel)
"Secara spesifik terkait penelitian bintang ganda yang sudah diolah sedemikian rupa ini, data pengamatannya bisa memggambarkan gerak orbit secara penuh," ujarnya.
Teleskop Zeiss menggunakan sistem detektor fotografi sampai dengan tahun 1980-an. Namun sejak awal 1990-an, teknologi detektor digital dengan menggunakan CCD astronomi mulai digunakan di Bosscha, untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan. Selain itu, instrumentasi teleskop juga terus dimodernisasi.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati 90 tahun teleskop Zeiss, Observatorium Bosscha akan menggelar acara pada Sabtu (1/12). Acara ini akan diisi berbagai kegiatan mulai dari seminar, presentasi, dan kunjungan ke teleskop Zeiss.
"Seminar dan presentasi akan memaparkan hasil kegiatan penelitian yang telah kami lakukan dan rencana proyek penelitian astronomi yang akan dikakukan ke depan," kata Yanty.
Maka dari itu, pihak Observatorium Bosscha meniadakan agenda kunjungan untuk umum pada tanggal tersebut.
"Undangannya terbatas sekitar 100 orang, khusus untuk rekanan dan orang banyak membantu Observatorium Bosscha. Peserta dari kalangan umum hanya kita libatkan dari masyarakat sekitar," kata Yatny. (Ananda Gabriel)