Konten Media Partner

Mengintip Rahasia Pabrik Tahu Talaga di Bandung

5 November 2018 17:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengintip Rahasia Pabrik Tahu Talaga di Bandung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pabrik Tahu Talaga Tahu Yun Sen. (Ananda Gabriel)
BANDUNG, bandungkiwari - Wisata kuliner menjadi salah satu alasan mengapa orang mau jalan-jalan ke Bandung. Nah, jika Anda ingin berkunjung ke pabrik tahu, Tahu Talaga atawa Tahu Yun Sen, bisa menjadi pilihan.
ADVERTISEMENT
Pabrik tahun ini terletak di tengah kota berjuluk Parijs van Java ini. Untuk menuju ke lokasi pabrik tahu ini tidak sulit. Dari arah Jalan Asia Afrika ambil saja ke arah barat menuju Jalan Jenderal Sudirman.
Jika Anda melintas pada sebuah lorong sempit di antara dua bangunan besar di Jalan Sudirman 227, di situlah Tahu Talaga berada.
Jangan heran ketika tiba di lokasi, akan tercium bau menyengat khas kunyit dan kedelai. Namun begitu masuk ke dalamnya, tahu-tahu berwarna kuning dan putih diproduksi tersebut sangat higienis dan tak berpengawet.
"Kami di sini memang sengaja membuatnya sebagai pusat turisme. Sebagai pusat pembuatan tahu satu-satunya berdiri di dalam kota, kami selalu menjaga kehiginiesan tahu yang diproduksi," kata Hendra Gunawan, pemilik Tahu Talaga saat ditemui, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bau kunyit dan kedelai memang akan dirasakan orang-orang saat melintas Tahu Talaga. Namun aroma tersebut menegaskan bahwa Tahu Talaga memakai bahan alami yang terdiri dari kedelai, air, garam lokal, dan kunyit sebagai pewarna.
Hendra sengaja membangun kedekatan penikmat tahu dengan mengajak mereka langsung melihat produksi tahu. Inilah yang membuat akhir pekan di Tahu Talaga selalu dikunjungi turis lokal maupun mancanegara.
Mengintip Rahasia Pabrik Tahu Talaga di Bandung (1)
zoom-in-whitePerbesar
Tahu buatan Pabrik Tahu Talaga Tahu Yun Sen. (Ananda Gabriel)
Pabrik Tahu Talaga buka dari pukul 6 pagi hingga pukul 4 sore. Selain pabrik, Tahu Talaga juga menyediakan olahan tahu yang dijual di sebuah toko.
"Makanya pabrik kami bisa dilihat semua orang supaya mereka mengetahui tahu kami ini dibuat fresh (segar) dengan bahan alami," tutur Hendra.
ADVERTISEMENT
Hendra pun mendemonstrasikan bahwa tahunya aman. Ia melahap tahu kuning yang baru diproduksi tanpa dimasak terlebih dahulu.
Ia membeberkan, ciri khas utama tahu di sini ialah teksturnya yang lembut di lidah. Isi tahunya juga padat.
Bila ingin dibawa sebagai oleh-oleh, tahu bisa bertahan selama lima hari. Syaratnya, tahu harus disimpan di dalam kulkas. Tidak perlu direndam, cukup disimpan ke dalam wadah lalu dibersihkan dengan air. Tahu pun bisa langsung dimasak.
Mau dibawa ke luar kota? Gampang, tinggal dibungkus dengan cara divakum. Dengan begitu tahu bisa tahan hingga dua minggu.
Selain pabrik tahu, di kawasan tersebut juga terdapat Warung Talaga yang menyajikan berbagai hidangan ringan (cemilan) tahu yang sangat menarik, seperti Tahu Bodo yang rasa pedasnya sangat menantang, Tahu Kriuk yang benar-benar kriuk dan masih banyak hidangan lain seperti Nasi Bakar Bodo, Nasi Goreng Kuning, Bebek Komplit, dan hidangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Hendra, generasi ketiga dari pemilik bisnis tahu ini mengatakan, pabrik tahu didirikan pada 1923 oleh Liauw Phak Phin dan Mak Ilot dari Talaga, Cikijing, Jawa Barat. Dulu pabrik itu namanya tahu Yun Sen, artinya selalu sukses.
Seiring perkembangan usahanya, nama produk itu ditambahkan kata Talaga, merujuk asal pendirinya. Pada tahun 2000, estafet bisnis diteruskan oleh Hendra.
"Nenek kan asli orang Talaga. Baik kakek dan nenek, masing-masing berbeda cara pembuatan tahunya dan itu yang kemudian disatukan. Terutama warna kuning yang saya percaya asli Indonesia," ujarnya.
Sejak Hendra turun tangan, pengolahan tahu tidak lagi menggunakan cara tradisional seperti di era awal berdirinya pabrik tahu itu.
"Kita mulai meninggalkan peralatan-peralatan tradisional seperti meninggalkan peralatan dari kayu yang diganti bahan stainless, fiber dan sebagainya. Itu dilakukan supaya prosesnya lebih higienis," jelas Hendra.
ADVERTISEMENT
Meskipun nama dan peralatan berubah, Hendra menjamin rasa dan tekstur tahunya ini tetap sama. Sebab peralatannya diubah tanpa mengurangi kualitas dan rasa.
“Nantinya supaya lebih sedikit interaksi dengan tangan, akan semakin higienis lagi," ujarnya.
Tahu Talaga memiliki beberapa jenis dan ukuran. Mulai dari tahu tipis, tahu kuning, tahu putih, tahu pong, dan tahu sutra. Berbagai ukuran. Harga yang dijual cukup murah, sepotong tahu kuning hanya Rp 3 ribu. Sedangkan tahu organik Rp 5 ribu.
Menurut Hendra, tahu ini diproduksi sekitar 6 hingga 7 kuintal dalam sehari. Kualitas tahu, kata dia, harus benar-benar selalu segar.
Sedangkan pemasaran di Kota Bandung, ucap Hendra, bukan hanya terbatas di gerai Tahu Talaga di Kota Bandung, namun juga ke pasar swalayan, juga dikirim ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tahu ini dijual di pasar tradisional. Hendra juga membuka restoran Warung Talaga dan Toko Yun Sen.
“Warungnya ada tiga di Bandung, dua di luar kota yang khusus membuat berbagai olahan tahu yang enak dimakan dan ramah di kantong," kata dia.
Hendra sedikit membocorkan rahasia Tahu Talaga, yakni terdapat pada pada kunyit. Itu juga yang membuat isi tahu tidak berwarna kuning.
"Kalau bukan kunyit dalamnya ikutan kuning. Kalau digoreng tahu pakai kunyit enggak nempel di tisu. Kalau nempel kuningnya berarti bukan pakai kunyit. Begitu saja membedakannya," terangnya. (Ananda Gabriel)