news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nyamuk Penular Virus DBD Masih Mengancam

Konten Media Partner
12 Februari 2019 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Data kasus DBD di Jabar. (Dok Dinkes Jabar)
zoom-in-whitePerbesar
Data kasus DBD di Jabar. (Dok Dinkes Jabar)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Penyakit demam berdarah dangue (DBD) di Jawa Barat mengalami peningkatan dibandungkan tahun lalu. Pemicunya disinyalir karena musim hujan disertai musim panas. Faktor ini mendorong meningkatkan perkembangbiakan nyamuk pembawa virus DBD.
ADVERTISEMENT
Data Dinas Kesehatan Jawa Barat sampai Februari 2019 menunjukkan penderita DBD sudah mencapai 3.188 pasien. Dari jumlah tersebut, 18 meninggal karena DBD.
Daerah tertinggi ditemukannya kasus DBD ialah Kabupaten Bogor 454 kasus, disusul Kota Bandung 361 kasus, Kota Depok 355 kasus, Kabupaten Sumedang 354 kasus, Kabupaten Bandung Barat 286 kasus dan Kabupaten Bandung 236 kasus. Sisanya tersebar di kabupaten/kota yang ada di Jabar.
Data tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama. Tahun 2018 pada Januari terdapat 960 kasus. Sedangkan tahun ini di bulan yang sama sudah mencapai 3.118 kasus.
Dokter dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik Departemen Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Anggraini Alam, mengatakan peningkatan kasus DBD juga terjadi di RSHS.
ADVERTISEMENT
“Perkembangan DBD di RSHS memang meningkat jumlanya,” kata Dr Anggraini Alam, dr Sp A(K). Menurutnya, di rumah sakit umum daerah (RSUD) juga terjadi hal yang sama, termasuk pasien meninggal karena DBD.
Anggraeni menganalisa, peningkatan pasien DBD tidak lepas dari sejumlah faktor, antara lain cuaca. Akhir-akhir ini cuaca yang terjadi adalah hujan disertai panas. Tidak hujan terus, atau panas terus. Kondisi ini sangat disenangi nyamuk pembawa virus DBD, yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
“Namanya nyamuk menetas menjadi dewasa jadi lebih banyak kalau di musim panas dan hujan. Kalau hujan terus telur nyamuk bisa terbuang. Kalau panas terus, telur nyamuk juga bisa mati. Tapi kalau hujan-panas pasti lebih banyak telur menetas dan menjadi nyamuk dewasa,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi hujan-panas juga membuat orang lebih sering menetap di suatu tempat, misalnya berteduh di suatu ruang; di sekolah, kantor, rumah. Saat itulah nyamuk pembawa virus melakukan gigitan.
Ada juga faktor lain yang lebih teoritis. Menurut Angraini, di Indonesia belum ada penelitian serotipe setiap kali ada wabah DBD. Kalaupun ada penelitian, usianya sudah lama sekali dan perlu diperbaruai.
Untuk diketahui, virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, 2, 3, 4 yang masing-masing mempunyai subtipe (strain). Penelitian tujuannya untuk mengetahui serotipe DEN maupun stain mana yang tahun ini menimbulkan wabah DBD.
Hasil penelitian nantinya akan menjadi petunjuk untuk penanggulangan DBD. Namun penelitian ini akan memakan biaya tinggi dan dampaknya tidak langsung mengena ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Yang paling penting ialah membasmi jentik nyamuk di rumah atau lingkungan rumah,” kata Anggraini. Menurutnya, cara ini akan lebih ampuh dalam mengusir nyamuk DBD maupun sumber penyakit lainnya. (Iman Herdiana)