Konten Media Partner

Seniman Kritik Kerusakan Lingkungan di Bandung Lewat Instalasi Pasir dan Beton

19 April 2018 17:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Kritik Kerusakan Lingkungan di Bandung Lewat Instalasi Pasir dan Beton
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Instalasi beton karya Deni Ramdani di The Space. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Pameran seni rupa Next Page: Maybe I Still Get Hot menghadirkan karya dari 11 seniman. Salah satu senimannya, Deni Ramdani, menyoroti kerusakan lingkungan di Bandung lewat karya seni instalasi.
Pameran Next Page digelar di The Space, The Parlor, Jalan Rancakendal Luhur No 9 Bandung. The Space merupakan ruang yang berdiri di Kawasan Bandung Utara (KBU). Ruang seni ini didesain seperti pabrik dengan dinding dari seng yang tampak berkarat.
Langit-langit The Space dibiarkan terbuka, sehingga tiang-tiang atapnya terlihat jelas. Begitu memasuki pintu utama The Space, pengunjung akan langsung berhadapan dengan instalasi Deni Ramdani yang berupa rangka besi beton yang berdiri di atas karung-karung pasir.
Di atas pasir instalasi itu, tertancap tumbuhan. Selama pameran, tumbuhan tersebut terus disiram. Namun mengingat sifat pasir yang panas dan ruangan yang kurang sentuhan sinar matahari, tanaman itu layu dan mati.
ADVERTISEMENT
“Judul instalasi itu ‘Survival’, cerita tentang pepohonan di suatu daerah yang berusaha bisa melawan pertumbuhan resort dan apartemen,” kata kurator pameran Next Page, Galih JK, saat berbincang dengan BandungKiwari, akhir pekan lalu.
Galih JK menuturkan, Deni Ramdani merupakan seniman yang intens mengolah karya bertemakan lingkungan. Sebelum menghasilkan instalasi, Deni biasa melakukan riset terhadap kerusakan lingkungan.
Riset itu dia lakukan mulai dari daerah Bojongkoneng, Cikutra, sampai kawasan Dago dengan tema besar invasi kota ke desa. Dahulu, wilayah pinggiran Bandung tersebut masih berupa pedesaan atau kampung.
Seiring agresifnya pembangunan, daerah-daerah kampung itu terus mengalami modernisasi dan pembangunan. Sehingga perkampungan yang banyak ditumbuhi pohon, berubah menjadi hotel, resort, apartemen.
Singkatnya, kampung menjadi hutan beton. Tak terkecuali KBU yang merupakan daerah resapan air, kini banyak ditumbuhi beton-beton yang menjulang mengalahkan tingginya pepohonan.
ADVERTISEMENT
Salah satu aksi Deni yang fenomenal ialah pernah membungkus eskavator dengan isolasi ban di kawasan Bojongasih. Aksi nekat ini dilakukan malam hari, ketika para pekerja sedang istirahat. Paginya, para pekerja terkaget-kaget melihat eskavator sudah berubah seperti bungkusan paket raksasa.
“Dari riset lingkungan itu, Deni Ramdani berpikir dampak invasi kota ke desa sangat besar, termasuk pemebasan lahan. Maka di pameran ini dia bikin instalasi besi beton yang ditanami tumbuhan,” tutur Galih JK, kurator lulusan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang kini tengah menempuh pendidikan S2 di Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB).
Pameran Next Page sendiri diikuti para seniman “jebolan” galeri Dong Boo, sebuah galeri legendaris di UPI yang mengalmai masa jaya pada 2000-2008. Galeri ini juga menjadi “korban” pembangunan kampus. Pada 2008, galeri tersebut dirubuhkan dan diganti dengan gedung baru.
ADVERTISEMENT
Galih JK mengatakan, di masa kejayaannya, galeri Dong Boo menjadi tempat kumpul seniman dan pecinta seni. Sebagai tempat kumpul, di galeri tersebut terjadi pertukaran ide, gagasan, interaksi, yang kemudian melahirkan karya. Namun sejak galeri almarhum, para senimannya berpencar ke daerah.
Nah, lewat pameran pameran Next Page, para seniman galeri Dong Boo dikumpulkan kembali untuk memamerkan karya-karya mereka. Pameran dengan kurator Galih JK dan Wan Ridwan Husen itu berhasil mengumpulkan 11 seniman, selain Deni Ramdani, juga ada Tina Nuraziza alias Beni, Haryadi ZD, Roni Brons, Angga Renaldy A, Setia Pratama “Ntek”, Kusratno “Anket”, Rani Emonk, Sri Hartati, Teguh Pratama, Mia Meilia.
Pameran tersebut ditutup Jumat lalu. Galih JK menjanjikan rangkaian Next Page berikutnya berupa pameran tunggal untuk para “alumnus” Dong Boo. Untuk itu, pihaknya sudah menjejaki kerja sama dengan sejumlah galeri di Bandung, antara lain di Rumah Proses, Buahbatu. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT