Konten Media Partner

BPS: Pengangguran di Lamongan Didominasi Lulusan SMK

19 Desember 2018 1:17 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS: Pengangguran di Lamongan Didominasi Lulusan SMK
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamongan menyampaikan ke publik terkait keadaan Ketenagakerjaan Kabupaten Lamongan jika Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun di tahun 2018 ini.
ADVERTISEMENT
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2018 ini turun sebesar 0,95 poin persen dalam persentasenya dari 4,12 persen menjadi 3,17 persen dibanding Agustus 2017," ujar Kepala Badan Pusat Kabupaten Lamongan Sri Kadarwati, S.Si., M.T., Selasa (18/12).
Sementara untuk penduduknya diketahui bekerja pada 9 (sembilan) sektor Lapangan Usaha Utama yang juga mengalami kenaikan kecuali pada sektor Pertanian, Sektor Industri, Sektor Konstruksi, dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi.
Dijelaskan Sri Kadarwati jika ditinjau dalam klasifikasi pendidikanya, sebagian besar pekerja pendidikannya masih rendah yakni (SD ke bawah) yaitu 245,43 ribu orang (39,93 persen). Sedangkan pekerja dengan pendidikan tinggi Diploma ke atas hanya sekitar 60,90 ribu orang (9,91 persen). Selebihnya adalah pendidikan menengah atas dan kejuruan.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pengangguran terbanyak dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah pengangguran dengan pendidikan Diploma I/II/III dengan TPT sebesar 14,23 persen dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan TPT sebesar 9,96 persen. Sedang yang terendah adalah penganggur dengan pendidikan SMP yaitu sebesar 1,13 persen.
Sri Kadarwatii menambahkan, jumlah pengangguran pada tahun 2018 berkurang sekitar 6,15 ribu orang dibanding tahun 2017 lalu. Untuk komposisi pengangguran didominasi oleh lulusan SMK, Diploma dan universitas. Sama dengan tahun 2017 lalu, jumlah penganggur lulusan SMK paling besar dan pengangguran terbanyak berikutnya adalah lulusan diploma dan universitas.
Lebih jauh Sri Kadarwati memaparkan, naiknya jumlah penganggur lulusan SMK dan Diploma Universitas memberikan tanda menurunnya kesesuaian (match) antara keahlian lulusan SMK, Diploma dan Universitas terhadap kebutuhan di pasar kerja.
ADVERTISEMENT
Namun jika dibandingkan tahun lalu jumlah penganggur lulusan SMA mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari 8,22 persen pada tahun 2017, menjadi 4,25 persen pada tahun 2018.
"Kalau ditinjau menurut jenis kelamin, jumlah pengangguran laki-laki selalu lebih kecil dari penganggur perempuan baik untuk tahun 2017 dan 2018," tandasnya.
Sri Kadarwati juga memastikan di akhir tahun 2018 ini ada 3 output BPS yang sudah kami sampaikan kepada bapak bupati dan jajarannya.
"Tiga output yang sudah kita sampaikan yaitu angka kemiskinan makro, angka tingkat pengangguran terbuka, serta hasil penghitungan produksi beras dengan metode terbaru KSA (kerangka sampel area)," pungkasnya. (qom/ian)