8 Alasan Kalsel Layak Jadi Gerbang Ibu Kota Negara Baru

Konten Media Partner
9 Februari 2020 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor (kiri) dan Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh saat HPN 2020, Minggu (9/2/2020). Humpro Kalsel
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor (kiri) dan Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh saat HPN 2020, Minggu (9/2/2020). Humpro Kalsel
ADVERTISEMENT
Delapan Aspek Pendukung Kalsel Layak Sebagai Gerbang Ibukota Hari Pers Nasional (HPN) 2020 dikemas beragam kegiatan, salah satunya Seminar Forum Investasi Menggelorakan Kalimantan Selatan Gerbang Ibukota Negara.
ADVERTISEMENT
Diskusi yang berlangsung di Hotel Golden Tulip, Kota Banjarmasin, ini mengungkap delapan aspek pendukung Kalsel sehingga layak menjadi gerbang ibukota negara.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Selatan (Kalsel), H Rudy Resnawan, membuka kegiatan yang dihadiri para Duta Besar Negara Sahabat, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, serta para panelis seminar.
Dalam forum investasi ini, Rudy memaparkan ada delapan aspek pendukung Bumi Lambung Mangkurat sebagai penyangga ibu kota negara. Pertama, secara geografis Kalsel berada di tengah-tengah kepulauan Indonesia. Diyakini hal ini Kalsel bebas dari letusan gunung berapi dan gempa bumi.
“Dari wilayah utara di Kabupaten Tabalong, dari wilayah tenggara di Kabupaten Tanah Bumbu jarak menucu rencana ibu kota negara yang baru tidak lebih dari 250 kilometer,” ucap Rudy Resnawan saat di tengah forum lewat siaran pers ke banjarhits.id, Minggu (9/2/2020).
ADVERTISEMENT
Kedua, sisi laut di wilayah Kalsel memiliki kedalaman yang memiliki standar untuk membangun pelabuhan samudera. Sehingga, sangat strategis menopang sentral poros maritim nusantara.
“Ketiga, tersedia lahan dan kawasan untuk membangun sarana dan prasarana yang menopang gerbang ibukota negara. Khususnya di kawasan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu dan Kawasan industri di Kabupaten Tanah Laut,” sebutnya.
Selanjutnya, kata Rudy, aspek keempat Kalsel didukung ketersediaan energi listrik yang cukup. Bahkan provinsi berjuluk Bumi Lambung Mangkurat ini memiliki potensi membangun PLTU mulut tambang. Menurut, Rudy hal ini mengacu uji kelayakan dan kepatutan focus group discussion (FGD).
Aspek kelima, dari segi infrastruktur Kalsel sudah memiliki Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru. Selain itu, ditopang tiga bandara di Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru. Tiga Kabupaten tersebut berdekatan ibukota negara yang baru.
ADVERTISEMENT
“Dari segi ketahanan pangan Kalsel tidak diragukan lagi, khususnya untuk ketersediaan beras. Selain surplus dan produksi padi tertinggi di Kalimantan, Kalsel juga sebagai penyangga beras nasional,” ujar Rudy memaparkan aspek keenam.
Adapun dari segi Pariwisata, menurut Rudy, Provinsi Kalsel tidak kalah dengan daerah lain. Terlebih Pegunungan Meratus telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Rudy menambahkan, saat ini sedang proses menuju Geopark Internasional.
“Di sepanjang Geopark ini banyak destinasi wisata bisa dikembangkan. Pada saatnya nanti, Kalsel menjadi tujuan utama untuk wisata dari ibukota negara,” tandasnya menyebutkan aspek ketujuh.
Aspek kedelapan, papar Rudy, Kalsel sangat siap sebagai pusat pengembangan inkubator startup digital, di mana bisa menjadi silicon Borneo Digital Valley.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengajak stakeholder, pelaku usaha, untuk ikut membangun dan mengembangkan ekosistem digital” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam Seminar Forum Investasi Menggelorakan Kalimantan Selatan Gerbang Ibu Kota Negara disebutkan Kalsel harus memiliki empat faktor lain. Untuk mendatangkan dan menjadi daya tarik investor.
Salah satu panelis seminar, Master Trainer Hery Margono memaparkan empat faktor itu yaitu keamanan serta kenyamanan, potensi keuntungan investasi, infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Untuk orang datang ke sini, makanya Kalsel harus mempunyai branding. Karena dengan adanya Kalsel punya nilai jual,” sebutnya. (*)