GAPKI Bantah Tudingan Bakar Lahan Kebun Sawit

Konten Media Partner
2 Oktober 2019 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengukuhan pengurus GAPKI Kalsel di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin pada Rabu (2/10/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Pengukuhan pengurus GAPKI Kalsel di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin pada Rabu (2/10/2019). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Indonesia, Joko Supriyono, meminta seluruh pebisnis sawit di Kalimantan Selatan, sama-sama menangkal kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kini para pengusaha banyak diposisikan sebagai pelaku pembakar lahan saat insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kami mesti memperkuat jangan sampai ada api deh. Kami tegaskan juga, udah lama kita enggak bakar (lahan). Enggak berani bakar lah," kata Joko kepada banjarhits.id selepas pengukuhan pengurus GAPKI Kalsel di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin pada Rabu (2/10/2019).
Ia mengklaim perusahaan kelapa sawit era sekarang tidak lagi membakar lahan perkebunan karena sudah ada kebijakan zero burning policy di area konsesi.
Kalaupun di lapangan terdeteksi ada titik api di konsensi sawit, Joko meminta adanya prinsip keadilan sebelum publik menyimpulkan perusahaan yang bersangkutan membakar lahan.
"Kita pasti penginnya tidak ingin membakar, tapi kalau kita kena dampak kebakaran nah itu ya, intinya harus ada pembuktian dulu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Joko berkata GAPKI terus mendorong iklim investasi kondusif dan berkembang. Salah satunya lewat membendung kampanye buruk dunia kelapa sawit di Indonesia oleh yang dilontarkan banyak pihak.
"Pemerintah ini kan jualan ke mana-mana semata-semata untuk mengundang investor. Tapi kemudian iklim investasi ini tidak terbangun secara kondusif lah gimana mau lancar," kata dia.
Adapun Ketua GAPKI Kalsel, Eddy S. Binti, menyebut isu-isu negatif yang berkaitan dengan karhutla dan sawit semestinya biar ditangani pihak berwenang.
"Belum berani menyimpulkan, tapi biasanya karena memang terbakar. Biar yang berwenang nanti yang mengurusinya," ujar Eddy.