Dampak PMK, Omset Peternak Sapi di Gorontalo Turun 50 persen

Konten Media Partner
26 Mei 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang peternak sapi di Kabupaten Gorontalo. Kamis, (26/5). Foto: Dok istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang peternak sapi di Kabupaten Gorontalo. Kamis, (26/5). Foto: Dok istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gorontalo – Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang kini menjangkiti hewan ternak berdampak pada menurunnya harga jual sapi ternak di Gorontalo. Sejak wabah tersebut menyerang, omset para peternak sapi pun menurun hingga 50 persen.
ADVERTISEMENT
Penurunan omset tak hanya disebabkan oleh wabah PMK, namun lamanya proses karantina hewan yang diberlakukan di daerah itu membuat peternak merugi. Pasalnya pemerintah telah mengeluarkan aturan untuk hewan ternak sapi yang akan dikirim ke luar daerah harus menjalani proses karantina selama 14 hari.
Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang kini menjangkiti hewan ternak berdampak pada menurunnya harga jual sapi ternak di Gorontalo. Foto: Dok istimewa
“Omset turun hingga 50 persen, karena pengiriman keluar daerah berkurang,” kata Abdul Azis, peternak sapi asal Desa Bionga, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Kamis, (26/5).
Selain itu, 14 hari masa karantina membuat bobot sapi berkurang. Peternak terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli pakan.
“Pengiriman sapi ke Balikpapan bisa mencapai 1.000 ekor pertahun, namun karena adanya PMK turun hingga separuh,” tambah Abdul.
Petugas dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, melakukan pemeriksaan puluhan sapi ternak yang akan dikirim ke luar daerah. Foto: Dok istimewa
Sementara itu, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, melakukan pemeriksaan puluhan sapi ternak yang akan dikirim ke luar daerah. Pemeriksaan ini untuk memastikan kondisi kesehatan hewan ternak yang akan dikirim bebas dari PMK.
ADVERTISEMENT
Selain mulut dan kuku, seluruh bagian tubuh hewan ternak diperiksa oleh petugas. Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan di areal kandang dan sapi ternak.
Pemeriksaan ini untuk memastikan kondisi kesehatan hewan ternak yang akan dikirim bebas dari PMK. Foto: Dok istimewa
Di lokasi ini, terdapat 54 ekor sapi yang menjalani masa karantina selama dua pekan, sebelum dikirim ke Kalimantan. Jika ditemukan memiliki gejala penyakit mulut dan kuku, pengiriman sapi akan dibatalkan.
“Hanya sapi yang lolos karantina yang akan dikirim ke luar Gorontalo,” ungkap Firman Kristianto, petugas Balai Karantina Kelas II Gorontalo.
Selain mulut dan kuku, seluruh bagian tubuh hewan ternak diperiksa oleh petugas. Foto: Dok istimewa
Dari hasil pemeriksaan pihak balai, belum ditemukan adanya wabah PMK yang menyerang hewan. Meski demikian, petugas tetap akan melakukan pemeriksaan hewan ternak di sejumlah wilayah di kota dan kabupaten di Gorontalo.
“Kami belum menemukan penyakit mulut dan kuku pada sapi di Gorontalo,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT