Melihat Kantor Pos dan Telegraf di Gorontalo Pada Masa Kolonial

Konten Media Partner
7 Oktober 2019 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Kantor Pos dan Telegraf di Gorontalo Tahun 1930. Sumber : Museum Gorontalo. Senin. (07/10).
zoom-in-whitePerbesar
Foto Kantor Pos dan Telegraf di Gorontalo Tahun 1930. Sumber : Museum Gorontalo. Senin. (07/10).
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO – Kantor Pos yang berada di Jalan Nani Wartabone, Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo memang dikenal masyarakat sebagai tempat yang melayani penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, pengantaran surat dan paket pos.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, tempat itu dinyatakan sebagai bangunan bersejarah dan menjadi salah satu Cagar Budaya yang ada di Kota Gorontalo.
Kepala Bagian Tata Usaha Museum Gorontalo, Suharto Nasaru mengatakan, bangunan tersebut ditetapkan sebagai Cagar Budaya melalui surat keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, bernomor PM 10/PW 007/MKP 2010.
Tahun 1930 juga difungsikan sebagai kantor telegraf satu-satunya di Gorontalo. Foto : Dok Banthayo.id
“Bangunan itu memang sudah lama berdiri. Sejak tahun 1910-an. Hingga saat ini tetap berfungsi sebagai kantor pos,” kata Suharto, Senin (7/10).
Jelas Suharto, selain digunakan sebagai kantor pelayanan, tahun 1930 juga difungsikan sebagai kantor telegraf satu-satunya di Gorontalo.
“Sekarang hanya berfungsi sebagai kantor pos,” tuturnya.
Menurut Suharto, bangunan yang memiliki luas 693 meter persegi itu tidak hanya memiliki nilai sebagai kantor pemerintah yang bergerak di bidang jasa. Bangunan itu juga menjadi saksi sejarah masa penjajahan Hindia Belanda di wilayah Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Bangunan tersebut didesain khusus oleh pemerintah Gorontalo saat itu sebagai tempat untuk menyimpan arsip rahasia. Di dalam bangunan ada salah satu ruangan yang dinamakan "Khasanah". Struktur dinding ruangan itu memiliki ketebalan 50 cm. Tempat itu ditempatkan brankas yang berisi dokumen penting.
Bangunan itu juga menjadi saksi sejarah masa penjajahan Hindia Belanda di wilayah Gorontalo. Foto : Dok Banthayo.id
“Brankas itu sejak zaman Hindia Belanda hingga saat ini masih berfungsi,” ungkap Suharto.
Sama halnya yang diungkapkan Yos Wartabone, warga Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango yang menjadi saksi hidup sejarah bangunan tersebut menjelaskan, di tempat itu pernah diadakan penaikan bendera merah putih oleh pemuda Gorontalo pada 23 Januari 1942.
Agenda itu setelah rakyat Gorontalo berhasil memukul mundur tentara sekutu yang saat itu menjajah wilayah Gorontalo.
Sebelumnya, di tempat itu tambah Yos, menjadi pusat perlawanan pemuda Gorontalo dengan tentara sekutu akibat memperebutkan kekuasaan. Tak lama kemudian pasukan yang dipimpin Nani Wartabone berhasil mengepung tentara kolonial.
Kantor Pos Kota Gorontalo, yang berada di Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional pada tahun 2010. Foto : Dok Banthayo.id
“Maka keesokan harinya, pada pukul 10.00 waktu Gorontalo saat itu, upacara dipimpin langsung oleh bapak Nani Wartabone untuk menaikan bendera merah putih sebagai simbol kemerdekaan Gorontalo,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin