Neraca Nilai Ekspor Agustus 2019 di Pelabuhan Gorontalo Menurun

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktifitas di Pelabuhan Kota Gorontalo. Selasa, (08/10). Foto : Dok Banthayo.id
zoom-in-whitePerbesar
Aktifitas di Pelabuhan Kota Gorontalo. Selasa, (08/10). Foto : Dok Banthayo.id
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis nilai ekspor kelompok komoditas di pelabuhan Gorontalo sejak awal tahun hingga bulan Agustus 2019, mengalami penurunan drastis.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu neraca perdagangan Gorontalo mengalami defisit sebesar US$ 448.000.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Herum Fajarwati mengatakan secara kumulatif jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya periode yang sama (Januari-Agusuts 2018), mengalami penurunan sebesar 90,09 persen atau dari US$ 32.437.068 menjadi US$ 3.214.963.
"Hal itu karena sedikitnya kelompok komoditas yang diekspor di pelabuhan Provinsi Gorontalo," ungkap Herum.
Lanjutnya, nilai ekspor sebesar US$ 3.214.963 pada Januari hingga Agustus 2019, berupa kelompok gula dan kembang gula (HS 17) sebesar US$ 3.214.963 (100 persen).
Dari sisi volume, ekspor melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo adalah nihil. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya periode yang sama (Januari-Agusuts 2018), volume ekspor mengalami penurunan sebesar 79,66 persen atau turun dari 139.805,82 ton menjadi 28.430,90 ton.
Aktifitas di Pelabuhan Kota Gorontalo. Selasa, (08/10). Foto : Dok Banthayo.id
"Nilai impor yang melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo pada bulan Agustus 2019 adalah sebesar US$ 448.000, mengalami penurunan sebesar 90,95 persen jika dibandingkan dengan bulan Juli 2019 yang memiliki nilai impor sebesar US$ 4.952.430," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Herum mengungkapkan, nilai impor yang melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo pada Bulan Agustus 2019 adalah sebesar US$ 448.000 yang berasal dari Negara Republik Korea. Sementara pada bulan Juli 2019 terdapat impor yang melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo sebesar US$ 4.952.430 yang berasal dari Negara Tiongkok (US$ 4.294.728) dan Malaysia (US$ 657.702).
"Jadi untuk Agustus 2019 hanya terdapat satu kelompok komoditas yang diimpor melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo. Yaitu kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan (HS 27) sebesar US$ 448.000," terangnya.
Tambahnya, secara total volume impor yang melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo pada Januari-Agustus 2019 adalah sebesar 9.492,69 ton dengan kontribusi volume impor terbesar adalah kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan (HS 27) sebesar 53,17 persen.
ADVERTISEMENT
Kemudian kelompok mesin dan peralatan mekanik (HS 84) sebesar 19,28 persen, kelompok barang dari besi dan baja (HS 73) sebesar 19,09 persen, kelompok bahan kimia organik (HS 29) sebesar 7,60 persen, kelompok perabot dan penerangan rumah (HS 94) sebesar 0,72 persen, kelompok turbin otomatis (HS 90) sebesar 0,13 persen, serta kelompok buku dan barang cetakan (HS 49) sebesar 0,01 persen.
Aktifitas di Pelabuhan Kota Gorontalo. Selasa, (08/10). Foto : Dok Banthayo.id
"Beberapa komoditi yang berasal dari Provinsi Gorontalo diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, seperti melalui pelabuhan di Surabaya, DKI Jakarta, Makassar, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Bali. Komoditi asal Provinsi Gorontalo yang diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain pada bulan Agustus 2019 adalah kelompok ikan dan udang/kepiting (HS 03) sebesar US$ 19.387 yang diekspor melalui Bandara Soekarno-Hatta DKI Jakarta menuju Jepang (US$ 1.531) dan Singapura (US$ 12.972), serta melalui Bandara Ngurah-Rai Bali menuju Jepang (US$ 4.884)," tutupnya.
ADVERTISEMENT
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin