Warga Protes Rencana Regrouping Siswa di 10 SDN di Kota Gorontalo

Konten Media Partner
17 November 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
10 SD Negeri itu tidak lagi memenuhi syarat untuk dijadikan pusat pendidikan. Minggu. (17/11) Foto : Dok Banthayo.id (Rahmat Ali)
zoom-in-whitePerbesar
10 SD Negeri itu tidak lagi memenuhi syarat untuk dijadikan pusat pendidikan. Minggu. (17/11) Foto : Dok Banthayo.id (Rahmat Ali)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID, GORONTALO - Pemerintah Kota Gorontalo merencanakan akan melakukan regrouping pelajar di 10 SD Negeri. Sekolah itu sudah direncanakan akan ditutup karena kekurangan murid.
ADVERTISEMENT
Rencana pemerintah itu mendapat protes dari orang tua murid dan alumninya.
Zulkarnain Husain (35) seorang alumni di SD Negeri nomor 2 Kota Barat mengatakan menolak tegas kebijakan Pemerintah Kota Gorontalo.
"Dalam penyampaian dari pihak dinas, katanya sekolah tersebut hanya akan di regrouping bukan ditutup. Saya kaget jika memang sekolah itu akan ditutup. Namun, sampai saat ini juga bahasa regrouping tersebut kami belum memahami, kalau para siswa ini akan digabungkan ke sekolah mana," katanya lewat sambungan telepon, Minggu (16/11).
Orang tua murid di SD Negeri 78 Kecamatan Kota Tengah, Yeni Abdulfata menyayangkan rencana regrouping pemerintah. Jika regrouping terjadi, makan SD Negeri 78 otomatis akan ditutup.
Menurutnya, penutupan itu sudah terlihat dari reaksi pihak sekolah pada saat penerimaan siswa baru, beberapa bulan kemarin. Yang mana, pihak sekolah malah mengembalikan berkas pendaftaran ke orang tua murid yang datang mendaftar.
ADVERTISEMENT
"Yang datang mendaftar waktu itu kurang lebih hanya 13 orang. Kemudian pihak sekolah mengatakan, saat ini sudah tidak ada penerimaan siswa baru, lantaran sekolah katanya akan di tutup dan para siswa akan dipindahkan," ungkapnya.
Yeni mengungkapkan, pihak orang tua tidak begitu mengetahui rencana penutupan tersebut. Mereka hanya disampaikan bahwa siswa di sekolah itu akan digabungkan ke sekolah yang lainnya, sesuai zona.
Mereka juga sempat mendesak pemerintah kelurahan untuk meminta pemerintah kota mempertahankan sekolah tersebut.
"Masalahnya, sekolah ini yang pertama ada di kelurahan, sebelum bermunculan sekolah-sekolah yang baru. Jadi kami tidak mau kalau harus memindahkan anak-anak kami ke sekolah lain. Kenapa kita punya sekolah di wilayah sendiri, tapi malah cari sekolah lain?" ucap Yeni.
ADVERTISEMENT
Kepala SD Negeri 78 Kota Tengah, Salawati saat diwawancarai membenarkan hal itu. Dirinya mengungkapkan bahwa hal itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Saat ini pihaknya juga masih menunggu surat keputusan secara resmi terkait penutupan sekolah itu.
"Bahasanya regrouping. Tapi memang siswa akan dipindahkan. Dan sekolah lama, akan diserahkan ke pemerintah yang menangani aset daerah," jelasnya.
Hal itu jelas Salawati lantaran jumlah siswa yang minim. Sehingga sekolah tersebut sudah tidak bisa lagi dijadikan pusat belajar mengajar.
"Sekolah lainnya juga sangat kekurangan tenaga pengajar. Jadi ini diupayakan pemerintah agar bagaimana mengisi kekosongan tersebut," ujarnya.
Kendati katanya, pihak sekolah sudah berusaha untuk menambah jumlah siswa lewat sosialisasi dan keikutsertaan dalam semua jenis kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Namun tetap saja jumlah siswa yang mendaftar hanya sedikit.
ADVERTISEMENT
"Semua usaha perkenalan sekolah sudah kami lakukan. Tapi, karena adanya sekolah yang baru bermunculan, orang tua siswa malah mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut," jelasnya.
Tambahnya, dirinya juga menyayangkan jika sekolah itu di bubarkan. Namun, semua kebijakan ada di tangan pemerintah. Pihak sekolah hanya tinggal menunggu waktu dilakukannya regrouping itu.
"Saya hanya minta kepada orang tua murid agar tetap menyekolahkan anaknya meski di sekolah yang lain. Karena hal itu juga demi efektivitas belajar siswa di sekolah," pungkasnya.
----