3 Hal yang Bikin Keuangan Kamu Berantakan Meski #dirumahaja

Bareyn Mochaddin
Perencana Keuangan Independen - Pembicara Publik - Senior Financial Advisor at AAM and Associates
Konten dari Pengguna
18 Maret 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bareyn Mochaddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Corona Virus (COVID-19) membuat banyak kantor menerapkan Work From Home (WFH), situasi ini memberikan dampak positif dalam melindungi para pekerja dari paparan virus COVID-19 dan juga mereduksi penyebaran virus tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
Kabar baik lainnya adalah Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya transportasi, baik itu untuk ojek online, taksi, bensin, maupun parkir yang biasanya rutin dikeluarkan setiap hari untuk menunjang pekerjaan.
Jadi lebih hemat? Belum tentu! Ada beberapa hal yang justru akan membuat dompet ambyar justru karena “work from home”. Beberapa hal ini wajib anda waspadai agar dompet tak "ambyar" sebelum gajian.

Belanja Berlebihan (dan Kelebihan)

"Work from Home" membuat beberapa keluarga memiliki kebiasaan baru, salah satunya adalah memasak di rumah. Mau tidak mau akan dilakukan juga, karena bayangkan bila “delivery order” setiap hari dilakukan, betapa akan membengkaknya budget makan siang bulanan?
Tapi, kebiasaan makan siang di kantor membuat beberapa orang dan keluarga (suami dan istrinya bekerja) tidak memiliki pengetahuan untuk takaran yang pas dalam berbelanja bahan makanan dan mengolahnya menjadi masakan.
ADVERTISEMENT
Sesederhana belanja bahan makanan kebanyakan, atau membuat porsi makanan berlebihan menjadi sebuah hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang dan keluarga yang kali ini diharuskan untuk “work from home”.
Belum lagi, karena panik dengan isu yang ada membuat orang-orang menjadi berlanja berlebihan. Sebuah hal yang tidak hanya jelek pada keuangan pribadi, tetapi juga pada situasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Tumpukan stok makanan berlebihan
Oleh karenanya, membuat daftar belanja dan menentukan akan memasak apa, menjadi hal yang sangat penting. Langkahnya cukup sederhana, buat dulu rencana akan memasak apa di hari-hari yang akan dilalui, catat bahan-bahan yang diperlukan, baru deh buat daftar belanja-nya.
Jangan lupa, peralihan budget juga diperlukan. Budget yang awalnya digunakan untuk makan siang di kantor harus segera diubah menjadi budget berbelanja bahan makanan untuk makan siang di rumah.
ADVERTISEMENT
Sabar saja, karena mungkin tidak akan langsung bisa diterapkan, tetapi belajar sedikit-sedikit tentunya akan memberikan hasil positif.

Kebanyakan Jajan

Boleh diakui atau tidak, salah satu hal yang cukup sulit dihilangkan dan ditolak meski bekerja di rumah adalah keinginan untuk jajan. Menggenggam Es Kopi Susu, mengunyah cokelat, ataupun makanan ringan lainnya menjadi teman untuk melewati jam-jam kritis di kantor.
Bila hal ini tidak disadari dan tidak diwaspadai, maka hal ini akan membuat keuangan berantakan. Jika kebiasaan ini tidak bisa diubah dalam waktu yang singkat, maka hal ini berpotensi untuk membuat keuangan Anda ambyar di tengah bulan.
Jajannya mungkin sama, tapi ada yang menjadi pembeda adalah anda jajan dari rumah. Ongkos kirim yang jadi pembeda, anda bisa mengeluarkan sekitar Rp 8.000 sampai dengan Rp 12.000 untuk satu kali pengiriman Es Kopi Susu ke rumah Anda.
ADVERTISEMENT
Dengan ongkos kirim tersebut, biaya yang harus dikeluarkan hampir dua kali lipatnya! Ya tinggal lakukan perhitungan saja, kalau harga es kopi susu Rp 18.000 ditambah ongkos kirim Rp 12.000 maka setiap hari keluar Rp 30.000.
Kalau dikali satu minggu sama dengan Rp 210.000, kalau dikali satu bulan jadinya Rp 900.000 hampir sejuta untuk jajan doang! Dan itu baru satu macam jajanan, lho, belum lagi jajanan lainnya seperti pisang goreng madu atau martabak yang juga tak kalah menarik, bukan?
Kurir pengantar makanan

Sibuk Berbelanja Online

Perbedaan besar antara bekerja di rumah dan di kantor ketiadaan interaksi sosial yang biasanya menjadi pengisi waktu ketika adanya rasa bosan atau deadlock ketika menghadapi pekerjaan.
Hati-hati, ketiadaan interaksi sosial ini menjadi sebuah hal yang akan dikompensasikan dengan berseluncur di medial sosial. Coba lihat, apakah media sosial anda ddominasi akun online shop? Bila jawabannya “ya”, maka anda wajib waspada.
ADVERTISEMENT
Bahkan anda wajib waspada meski anda tidak follow akun-akun online shop, anda juga akan dijejali berbagai iklan yang hadir di sela-sela scroll anda pada aplikasi media sosial yang dipunya. Kalau tidak waspada, tiba-tiba paket sudah tiba di genggaman anda.
Menerima paket hasil belanja online
Chao!
IG: @bareyn