Geohumanism: Cara Mahasiswa Teknik Geologi ITB Mengabdi ke Masyarakat

Barry Majeed Hartono
I am a young student intending to enrich my knowledge in geology specifically in petroleum geochemistry and I am also passionate to share my knowledge. My interest lies in geological engineering especially in the research and development of geochemistry exploration. When dealing with tasks, my mindset is always geared towards results and its objectives, but I still value the processes to achieve it. I am an enthusiastic person who holds high ideals and always ready to adapt. I always keep in mind to maintain a good attitude and clearly love to work together with other companions in order to achieve more.
Konten dari Pengguna
14 November 2019 18:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Barry Majeed Hartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari Bumi, baik fisik, kimia, dan biologi, serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Ilmu ini dapat diaplikasikan untuk kehidupan masyarakat seperti penentuan daerah rawan longsor hingga lebih lanjut seperti eksplorasi minyak dan gas.
Salah satu contohnya yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung pada tahun 2019 ini di Desa Sukaluyu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan yang dinamakan Geohumanism (program pengabdian masyarakat Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi "GEA" ITB) ini telah berjalan sejak tahun 2008, namun di tahun 2019 ini, kegiatan ini dilakukan di desa tersebut seperti kegiatan 2 tahun sebelummnya. Geohumanism 2019 kali ini diketuai oleh Chrisdiantoro Nababan (21) dengan beberapa ketua divisi lainnya yaitu Salman Dewanto (21), Marvin Muhammad Fauzan (21), Sayyid Abdullah Marzuqi (20), Zilmi Nugroho (22), Aditya Syaputra (21), Tedi Cahya Nusantara (21), Yasmine Athira (21), Endry Rizky Ramadhan (21), dan Nisrina Bahiyah Kesuma (20).
Penulis (nomor 2 dari kanan bawah)bersama ketua Geohumanism 2019 (kanan bawah) serta kepanitiaan Geohumanism 2019 di depan MCK yang dibangun oleh HMTG "GEA" ITB (Dok. Geohumanism).
Kegiatan yang dilakukan pada acara Geohumanism 2019 terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu nongeologi dan geologi.
ADVERTISEMENT

Kegiatan Nongeologi

Kegiatan nongeologi yang dilakukan adalah pembangunan mandi cuci kakus (MCK) dan bak penampungan air. Awalnya, tim Geohumanism melakukan survei awal di Desa Sukaluyu terkait kebutuhan MCK di setiap RW. Setelah survei dilakukan, maka lokasi yang dipilih adalah RW 8 karena dianggap sebagai RW yang membutuhkan MCK. Survei lanjutan dilakukan di RW 8 untuk menentukan posisi pembangunan MCK bedasarkan ketersediaan lahan serta dekatnya posisi dengan mata air. Setelah lokasi sudah ditentukan, maka MCK dan penampungan air dibangun. Kegiatan lainnya adalah kegiatan bermasyarakat seperti kerja bakti, leliweutan (makan bersama), pengajian serta lomba-lomba seperti lomba makan kerupuk dan balap karung.
Kegiatan kerja bakti di RW 8, Desa Sukaluyu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (10/11 2019).
Kegiatan lomba estafet tepung yang diadakan antar anak-anak Desa Sukaluyu (Dok. Geohumanism).

Kegiatan Geologi

Kegiatan geologi dilaksanakan untuk mengaplikasikan ilmu geologi yang sudah didapatkan di kelas. Kegiatan ini secara akbar dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2019 meliputi pemetaan hidrogeologi, kualitas air, serta pemetaan daerah rawan longsor. Awalnya, 13 titik sumur di RW 8, Desa Sukaluyu diukur ketinggian muka air tanahnya serta kedalaman sumur. Titik-titik ketinggian muka air tanah ini kemudian dibuatkan kontur sehingga kontur MAT dapat dibuat. Selain itu, sampel air diambil dari sumur timba dan diukur nilai pH (keasaman), TDS (zat terlarut), dan temperatur. Tidak lupa juga, sampel air dari sungai (air permukaan) juga diuji.
Pengukuran persen zat terlarut di salah satu sumur RW 8, Desa Sukaluyu (Dok. Geohumanism).
Pengukuran MAT di salah satu sumur warga RW 8, Desa Sukaluyu (Dok. Geohumanism).
Pemetaan daerah rawan longsor juga dilakukan dengan metode sistem informasi geografis (SIG). Beberapa parameter seperti kemiringan lereng, gerakan tanah, dan peta geologi di"overlay" dengan bobot yang sudah ditentukan. Selain itu, di lapangan, tim survei mendeskripsi tanah (jenis tanah, kondisi tanah, kekompakkan tanah, dan sketsa bidang gelincir) pada 4 titik yang diketahui pernah mengalami longsor.
Deskripsi tanah di salah satu titik yang pernah mengalami longsor (Dok. Geohumanism).

Output Kegiatan

Output dari kegiatan ini dipaparkan ke masyarakat RW 8, Desa Sukaluyu pada acara akhir tanggal 10 November 2019. Mandi cuci kakus dan bak penampungan air juga ikut diresmikan. Peta kerawanan longsor, peta kualitas air, dan peta muka air tanah hasil survei juga diberikan ke Ketua RW 8 secara simbolis. Peta ini nantinya dapat menjadi rekomendasi untuk warga untuk memilih titik pengeboran sumur. Selain itu, rekomendasi berupa pemberian perkuatan agar tidak terjadi longsor juga diberikan.
Peta kerentanan tanah longsor yang merupakan output kegiatan Geohumanism 2019.
Peta kedalaman MAT yang juga merupakan output kegiatan Geohumanism 2019.
Hal di atas merupakan salah satu contoh bentuk pengabdian masyarakat yang dapat dilakukan oleh mahasiswa teknik geologi. Ilmu yang sudah didapat di kelas akan lebih berguna jika langsung diaplikasikan, terutama untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini merupakan suatu kepastian mengingat keilmuan geologi sangat luas dan dapat diaplikasikan untuk kehidupan masyarakat.
Acara akhir Geohumanism 2019 pada tanggal 10 November 2019 (Dok. Geohumanism).