Konten dari Pengguna

Mengenal Jenis Erupsi Gunung Api (2)

Barry Majeed Hartono
I am a young student intending to enrich my knowledge in geology specifically in petroleum geochemistry and I am also passionate to share my knowledge. My interest lies in geological engineering especially in the research and development of geochemistry exploration. When dealing with tasks, my mindset is always geared towards results and its objectives, but I still value the processes to achieve it. I am an enthusiastic person who holds high ideals and always ready to adapt. I always keep in mind to maintain a good attitude and clearly love to work together with other companions in order to achieve more.
11 Agustus 2019 14:26 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Barry Majeed Hartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potongan video erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/7). Foto: ANTARA FOTO/Dok PVMBG
zoom-in-whitePerbesar
Potongan video erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/7). Foto: ANTARA FOTO/Dok PVMBG
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kita sudah mengenal jenis-jenis erupsi, mulai dari erupsi magmatik hingga salah satu subtipe erupsi freatomagmatik (baca: Mengenal Jenis Erupsi Gunung Api (1)). Pada artikel kali ini, saya akan membahas lebih lanjut soal erupsi freatomagmatik dan erupsi freatik.
ADVERTISEMENT
Erupsi tipe submarin merupakan tipe erupsi yang terjadi di bawah air. Hampir 75 persen erupsi ini ditemukan di daerah pemekaran Samudera atau mid-oceanic ridges. Fitur yang biasa ditemukan adalah gunung api bawah laut.
Erupsi tipe subglasial merupakan tipe erupsi yang terjadi akibat interaksi antara lava dengan es atau glasial. Tipe ini biasanya ditemukan pada daerah kutub atau pada lintang dan bujur yang tinggi. Gunung api ini tidak aktif mengalami erupsi, namun akan mencairkan es di atasnya menjadi air dan menyebabkan banjir atau bencana lahar.
Gunung Erebus di Antartika, salah satu gunung api yang terletak di daerah kutub dan tertutupi oleh es (diambil dari https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=390020).

Erupsi Freatik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, freatik berasal dari bahasa Yunani yaitu "Phreat" yang berarti tangki, bak penampungan air, atau air tanah. Erupsi ini berasal dari letusan akibat uap air yang terpanaskan oleh magma.
ADVERTISEMENT
Ketika air tanah terpanaskan oleh magma di bawahnya, air tersebut akan berubah menjadi uap dan mengembang sehingga letusan terjadi. Letusan ini merekahkan (merusak) batuan di sekitarnya dan melemparkan campuran dari uap, abu vulkanik, bom vulkanik, dan blok vulkanik.
Fitur yang membedakan erupsi freatik adalah apa yang dilontarkan ke udara merupakan batuan yang sudah ada sebelumnya bukan batuan yang baru hasil dari pembekuan magma. Erupsi freatik pada umumnya lemah, namun ada beberapa pengecualian nantinya.
Erupsi ini kadang dapat terjadi akibat aktivitas gempa. Erupsi freatik bisa menghasilkan longsoran, lahar, dan blok vulkanik. Erupsi ini juga mampu melepaskan gas beracun ketika erupsi sedang berlangsung.
Salah satu letusan freatik yang mematikan adalah erupsi Gunung St. Helen pada tahun 1980. Erupsi freatik yang baru terjadi di Indonesia adalah Gunung Tangkuban Parahu pada bulan Juli 2019. Erupsi tipe ini biasanya dicirikan dengan abu berwarna putih yang dilepaskan ke udara.
Model hipotesis erupsi freatik yang diakibatkan oleh interaksi antara air dengan magma (menurut Sheridan dan Wohletz, 1983).
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada Juli 2019. Erupsi ini memiliki warna asap vulkanik berwarna putih yang menjadi salah satu ciri erupsi tipe freatik. (diambil dari PVMBG).
Walaupun demikian, masih banyak subtipe erupsi yang ada di dunia. Tipe dan subtipe erupsi yang dibahas adalah tipe yang lazim ditemukan di dunia. Subtipe lainnya nantinya akan dibahas lagi oleh penulis.
ADVERTISEMENT