Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna Sedekah dalam Islam
18 April 2023 18:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari basrulloh21 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah riwayat Baginda Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa janganlah setiap harinya kita tidak bersedekah, sebagaimana sabda beliau, “Tiap-tiap jiwa keturunan Nabi Adam tanpa terkecuali harus bersedekah setiap hari dimana matahari terbit di dalamnya.”
ADVERTISEMENT
Ada seorang sahabat yang merasa tidak memiliki kelebihan harta maupun benda untuk disedekahkan, kemudian beliau bertanya kepada Nabi: Wahai Nabi, bagi orang seperti kami bagaimana bisa kami bersedekah? Kemudian Nabi menjawab “Sesungguhnya pintu kebajikan itu sangat banyak. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dengan khidmat dan khusu’, merupakan sedekah. Mengajak orang kepada jalan yang benar dan menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar merupakan sedekah. Menyingkirkan batu dijalan untuk memudahkan orang lewat, merupakan sedekah. Menuntun orang yang buta menyeberang jalan, merupakan sedekah. Memberi petunjuk kepada orang yang bertanya kepadamu, merupakan sedekah. Membantu orang-orang yang lemah dengan kekuatan dua betismu dan dua lenganmu, adalah sedekah. Bahkan senyumanmu ketika berhadapan dengan saudaramu, juga merupakan sedekah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
Hadis diatas memberi pemahaman bahwa sedekah memiliki makna yang begitu luas dalam pandangan Islam, yang terkadang kita memaknai sedekah hanya pada sisi memberi saja, padahal sebenarnya sedekah jauh lebih dari itu. Yang mana sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu dan kaya saja yang bisa melakukannya.
Namun, ucapan yang menyejukkan hati atau senyum simpatik kepada orang lain juga merupakan sedekah. Hal ini, tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi ataupun bukan, tapi yang penting adalah hasrat dan niat suci untuk mengukir jasa yang baik sepanjang hidup.
Sedekah memberikan isyarat begitu luasnya lapangan amal kebajikan bagi seorang muslim. Perlu kita ketahui bersama sedekah berfungsi merekat hubungan antar-manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, persaudaraan dan kesejahteraan. Sebab sumber kebahagiaan seorang muslim adalah bersedekah.
ADVERTISEMENT
Suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah manusia yang paling baik?” kemudian Rasulullah menjawab, “Orang yang memberi manfaat kepada orang lain.” Sahabat itu bertanya lagi, “Amalan apa yang paling utama?” lalu dijawab oleh Rasulullah, “Memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman." (H.R. Thabrani)
Dalam khutbah pertama Nabi Muhammad SAW di Madinah, setelah hijrah dari Mekkah, dalam kesempatan shalat Jumat pertama di tahun pertama Hijriyah beliau mengemukakan keutamaan sedekah. “Maka siapa yang mampu memelihara dirinya dari siksa api neraka, meskipun dengan hanya sepotong kurma, maka lakukanlah itu. Dan siapa yang tidak memperoleh (suatu apa pun), maka dengan ucapan kata-kata yang baik. Sesungguhnya segala kebaikan akan diberi ganjaran sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.”
ADVERTISEMENT
Setiap amal jariyah yang memberi manfaat kepada sesama, akan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun telah meninggalkan alam dunia, yang mana sebagian besar amal jariyah selalu berkaitan dengan kehidupan sosial dan kemanusiaan, salah satunya dengan bersedekah. Semangat sedekah sangat perlu di implementasikan guna menangkal sifat kikir, sikap mementingkan diri sendiri, dan bahkan dapat merusak keharmonisan kehidupan dalam bermasyarakat.
Seorang ulama yang bernama Dr. Syekh Yusuf Al-Qaradhawi pada bukunya Fiqih Prioritas mengatakan bahwa, Kalau kaum muslimin mau memahami, memiliki keimanan yang benar, dan mengetahui makna fiqih prioritas yang sebenarnya berdasarkan hukum Islam.
Maka setiap kali bersedekah seperti memberi makan orang-orang yang kelaparan, memberi tempat perlindungan kaum yang terlantar, mengobati orang sakit, mendidik orang-orang yang tidak berilmu, atau memberi kesempatan bekerja kepada mereka yang menganggur. Maka dia akan merasakan kebahagiaan maupun kenikmatan yang jauh lebih besar dan suasana kerohanian yang lebih kuat dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan spirit ketaatan kepada Allah SWT dan peduli kepada sesama, dianjurkan untuk senantiasa menanam kebajikan dengan berbuat baik bagi kepentingan sesama, sebagai sarana yang mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
KH. Ahmad Baha’uddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha seorang ahli tafsir mengatakan, “Hidup tidak usah dibuat sulit, tidak usah ruwet. Asal tidak maksiat, bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang serta tidak mengusik kehidupan orang lain, itu sudah cukup.” Wallahu alam bisshawab.