Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Mensos: Bogor Masuk 5 Besar Kawasan Rawan Bencana Longsor
11 Februari 2018 22:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Prabu Kresno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bogor (11/2/2018) – Menteri Sosial Idrus Marham menginstruksikan untuk menambah Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Bogor. "Saya minta KSB di Kabupaten Bogor untuk segera ditambah jumlahnya," ujar Idrus ketika menyerahkan santunan bagi korban longsor di Cijeruk dan Cisarua Bogor, Sabtu (10/2) kemarin.
ADVERTISEMENT
Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat ada 23 kecamatan yang termasuk kawasan rawan bencana. Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia dari BNPB, Kabupaten Bogor termasuk peringkat ke-5 nasional yg rawan bencana, karena 23 kecamatan termasuk kawasan rawan bencana.
Kementerian Sosial, telah membentuk tiga KSB di Kabupaten Bogor yaitu di Babakan Madang, Cisarua dan Gunung Putri. "Jumlah ini sangat kurang jika dibandingkan dengan luasnya wilayah dan potensi bencana," ujar Idrus.
"Minimal setiap kecamatan dibentuk KSB, ini penting karena yang tahu persis kondisi geografis adalah masyarakat setempat," lanjut Idrus saat mengunjungi lokasi bencana tanah longsor di Kampung Maseng Desa Warung Menteng Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Cisarua Bogor.
Kementerian Sosial juga telah memberikan bantuan kendaraan penanggulangan bencana ke Provinsi Jawa Barat sebanyak 92 unit, juga ada 1.418 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana), mereka berada sampai di tingkat kelurahan, sehingga jika terjadi bencana, paling lambat satu jam Tagana sudah berada dilokasi. Untuk Kabupaten Bogor sudah memiliki 146 personil Tagana.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengungkapkan bahwa akan segera menindaklanjuti instruksi bapak Menteri Sosial untuk segera membentuk KSB di lokasi yang rawan bencana.
ADVERTISEMENT
Harry menuturkan, pembentukan KSB ini merupakan upaya Kementerian Sosial dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Menurutnya, pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada di lingkungan setempat sangat efektif mencegah kerugian lebih besar saat bencana terjadi.
"Pembentukan KSB ini dimulai dari proses sosialisasi dan selanjutnya bimbingan teknis. Kekuatan KSB ada pada Tagana," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga memberikan bantuan santunan di lokasi pertama kepada ahli waris 5 jiwa senilai Rp. 75 juta serta santunan luka 5 jiwa senilai Rp. 10 juta. Sementara itu, dilokasi kedua juga akan dilakukan penyerahan bantuan santunan di Kantor Kecamatan Cisarua, dengan menyantuni ahli waris 1 jiwa senilai Rp. 15 juta dan santunan luka 4 jiwa senilai Rp. 8 juta.
Pada saat yg sama Pangdam III Siliwangi Mayjen Doni Monardo turut menyerahkan 50 kg bibit pohon Kimanee dan 30.000 batang pohon verfer yang akan ditanam di area rel kereta api yang rawan longsor. Pohon pohon tersebut dapat menahan getaran dan mencegah longsor.
ADVERTISEMENT
"Setiap pembangungan infrastruktur fisik harus diimbangi dengan infrastruktur alam, seperti penanaman pohon, perbaikan saluran air bawah tanah dan perubahan pola hidup masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan," ungkapnya. (KAS/JSK)