Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Indonesia Darurat Otoriter, Demokrasi Hilang Mister?
6 Oktober 2021 19:57 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Bayu Mentari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Assalamualaikum, aku Bayu Mentari, dari Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan aku maba aku bangga, seterusnya aku orang Indonesia asli, kenapa aku bilang asli? Karena dana bansos buat keluargaku sudah pernah hilang, jadi kamu belum orang Indonesia asli kalau dana bansos kamu belum hilang. Kira-kira begitu satu dari sekian banyak ciri orang Indonesia asli, kawan.
ADVERTISEMENT
Berbicara soal Indonesia, negara yang kaya, apa definisi kaya di sini, ya, benar sekali. Kita kaya segalanya, kaya budaya, kaya bahasa, kaya akan keberagaman, kaya akan sumber daya alam baik di laut maupun di darat, tak kalah dengan di laut, di darat Indonesia juga kaya kawan, dari segi hutan, tumbuhan di dalamnya, kayu, dan satu lagi yang kaya, oknum-oknum yang duduk enak dan makan uang rakyat di gedung sana.
Berbicara soal Indonesia juga tidak lepas dari yang namanya politik, iya politik, politik yang makin hari makin abstrak tujuannya, carut marut keadaannya, mungkin mereka yang duduk di sana tidak merasakan dampaknya, tapi kami di sini yang menderita, mungkin mereka yang duduk di sana terlena, tapi kami di sini yang tersiksa, oke lanjut. Negara Kesatuan Republik Indonesia sendiri menganut sistem politik demokrasi.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu semua akan bertanya-tanya apa maksud dari sistem politik demokrasi, secara singkat sistem politik demokrasi sendiri berarti sistem politik yang mana warga negara atau masyarakatnya atau kita ini berperan serta ikut andil dalam penyelenggaraan pemerintahan, contohnya bagaimana? Nah, contohnya itu kamu ikut Pemilu dan mengkritik pemerintah jika mereka sedikit atau mulai keluar dari jalur untuk mencapai tujuan bersama atau mulai menyimpang, kawan. Sistem politik demokrasi itu sendiri adalah sistem politik yang memberi perlakuan yang sama kepada seluruh golongan baik golongan mayoritas maupun minoritas.
Selanjutnya sistem politik demokrasi ini punya beberapa ciri, yaitu kevalidan pemerintah didasarkan pada pengakuan bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyat, pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi dilaksanakan melalui pemilihan umum yang sesuai dengan asas, sebagian orang dewasa atau yang sudah memiliki KTP sudah bisa ikut serta dalam proses pemilihan baik sebagai penyumbang suara maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting tapi syarat dan ketentuan berlaku ya kawan, masyarakat memilih secara rahasia dan tanpa adanya paksaan, dan masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers.
ADVERTISEMENT
Politik demokrasi juga punya beberapa ciri yaitu pemerintahan mayoritas, pemerintahan berdasarkan hukum, pemerintahan dengan diskusi, kepengurusan yang terbuka, pers yang bebas, partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya.
Nah, begitulah sedikit penjelasan atau uraian singkat terkait sistem politik yang dianut oleh negara kita tercinta yaitu Indonesia, tapi apakah demokrasi Indonesia sesuai dengan kaidah demokrasi yang sudah aku katakan? Kemudian aku akan menjelaskan secara singkat satu lagi sistem politik yang mana ini merupakan tema yang diusung dan semoga saja sistem ini tidak berlaku di Indonesia tercinta, yaitu sistem politik otoriter, tapi...
Politik otoriter adalah pemahaman dengan pemerintah dalam wilayah atau negara yang akan meletakkan segala bentuk dalam kekuasaan pada pemimpin atau pada negara tanpa memperdulikan adanya aspek-aspek dalam kebebasan secara individu. Nah ini....
ADVERTISEMENT
Negara otoriter sendiri memiliki beberapa prinsip yaitu kekuasaan yaitu dasar negara yang ditandai dengan adanya kekuasaan yang sangat mendominasi dan adanya perbedaan yang sangat jelas di mata hukum, adanya lembaga peradilan yang tidak adil, di mana penguasa mampu ikut campur tangan di dalamnya, tidak ada yang namanya sebuah kebebasan dalam berpendapat dan berbicara, karena sangat dibatasi oleh penguasa.
Setelah dua sistem politik ini aku jelaskan selanjutnya aku bakal mengangkat satu studi kasus yang terjadi di negeri kita tercinta yaitu Indonesia dan berurusan atau berkaitan dengan kedua sistem politik ini kawan walaupun Indonesia sendiri hanya menganut sistem politik demokrasi tetapi kenapa dikaitkan dengan sistem politik otoriter? Daripada bingung langsung saja kita bahas.
ADVERTISEMENT
Studi kasusnya yaitu kasus microphone yang tidak ada angin tidak ada hujan tetapi mati sendiri, usut punya usut ternyata ada yang mematikan, kawan. Insiden mematikan microphone saat ingin berpendapat ini bukan hanya kali ini terjadi tetapi sudah kali kedua. Apesnya kali ini menimpa anggota dari Partai Amanat Nasional (PAN) DPR yaitu Guspardi Gaus.
Jika memang negara kita Indonesia menganut sistem politik demokrasi tentu peristiwa semacam ini tidak akan terjadi, kenapa? Karena pada sistem politik demokrasi sangat menghargai yang namanya perbedaan pendapat serta memberikan kebebasan untuk berpendapat kawan, bukannya malah mematikan mic saat rapat, kan kasihan pekerjaan operator sound system diambil alih sama siapa, ya. Kalau begitu apa bedanya kita sama golongan atau negara penganut sistem politik otoriter di mana negara penganut paham otoritarianisme berprinsip dan berpegang teguh kepada kekuasaan sebagai tolok ukur? Mereka-mereka ini menggunakan wewenang atau kekuasaannya sebagai konsep dalam berpikir, yang mana pada saat akan berhadapan dengan individu atau golongan lain, hal pertama yang akan dipandang oleh penganut paham ini ialah kekuasaan atau jabatannya dalam sebuah lembaga atau sebuah birokrasi, jadi menutup kemungkinan untuk memberikan individu lain kebebasan dalam beropini.
ADVERTISEMENT
Berikutnya mari kita gali lebih dalam lagi sebenarnya apa konsep dasar tujuan dari politik, filsuf Plato berpendapat bahwa politik adalah usaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Plato juga berpendapat di dalam politik seperti yang telah disebutkan tadi, manusia berkesempatan untuk hidup bahagia kenapa? Karena memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam suasana moralitas yang tinggi.
Tetapi semua tujuan itu sepertinya akan pupus karena satu sistem politik yaitu otoriter ini, yang dalam tindakannya sangat hobi untuk main perintah dan berkuasa yaitu lebih cenderung melumpuhkan individu atau golongan lain dengan anggap enteng sebuah problematika. Jika dikaitkan dengan studi kasus yang aku usung tadi apa masih bisa konsep tujuan politik yaitu sebuah usaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan untuk manusia berkesempatan hidup bahagia ini dapat terwujud? Mimpi, mic saja dimatikan apalagi harapan, seperti cuitan sujiwo tejo yang kalau mau mematikan mic yo minta izin dulu sama Alexander Graham Bell yang sudah capek-capek mendorong munculnya teknologi microphone.
ADVERTISEMENT
Jadi sebenarnya apa itu sistem politik dari Indonesia sendiri, katanya demokrasi tetapi eksekusi lapangannya otoriter, dan hebatnya lagi para tuan dan puan yang duduk di sana secara cepat mengklarifikasi tindakan otoriter ini ke publik dengan membawa segala macam pembenaran, nah karena tindakan klarifikasi inilah yang membuat citranya sedikit membaik, di sini letak “kecerdasan” para tuan dan puan menurut pendapat saya.
Dapat disimpulkan oleh kacamata masyarakat awam seperti aku ini bahwa sebenarnya Indonesia ini menganut sistem politik otoriter, tetapi berkedok demokrasi dengan semua kasus otoriter yang sudah terjadi dan segala klarifikasi serta pembenaran yang dipublikasikan untuk menutupi segala penyimpangan yang sebenarnya terjadi, sekali lagi aku tekankan pada akhirnya Indonesia menganut sistem politik demokrasi yang sangat semu alias hampir maya. Akhir kata, aku Bayu Mentari pamit Wassalamualaikum.
ADVERTISEMENT
Penulis adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ( Untirta )