Konten dari Pengguna

Teladan dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Bayu Susena
Karyawan administrasi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Belajar menulis dibeberapa media. Latar belakang pendidikan bidang hukum.
14 Juni 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bayu Susena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi : Memberi makan kambing
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi : Memberi makan kambing
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita singkat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam peristiwa Qurban merupakan salah satu kisah paling inspiratif dalam sejarah Islam. Kisah ini menceritakan tentang ketaatan luar biasa Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, dan kesediaannya untuk mengorbankan putra tercintanya, Nabi Ismail, sebagai bentuk kepatuhannya kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Nabi Ibrahim, seorang nabi yang diutus Allah untuk menyebarkan agama tauhid di tengah masyarakat yang menyembah berhala, dikaruniai seorang putra setelah sekian lama menanti. Putra tersebut yang diberi nama Ismail, lahir dari perempuan bernama Siti Hajar.
Suatu malam, Nabi Ibrahim mendapat mimpi berulang kali di mana ia diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail sebagai bentuk Qurban. Mimpi tersebut membuat Nabi Ibrahim dilanda kebingungan dan keraguan. Bagaimana mungkin ia harus mengorbankan putranya yang sangat ia cintai?
Nabi Ibrahim bimbang antara keraguan dan ketaatannya kepada Allah. Ia menceritakan mimpinya kepada Ismail, dan putranya yang penuh keyakinan itu justru mendukung ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah.
Dengan hati yang teguh dan penuh keikhlasan, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah lembah yang berada di Mina untuk melaksanakan perintah Allah. Ismail yang telah siap untuk dikorbankan, dibaringkan di atas tanah, dan pisau tajam telah dipegang oleh Nabi Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Keajaiban muncul pada saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih Ismail, pisau tidak melukai leher Ismail. Tepat saat Nabi Ibrahim hendak mengorbankan Ismail, Allah menurunkan wahyu untuk menghentikan tindakan tersebut dan sebagai gantinya, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih seekor domba jantan yang telah disediakan Allah di dekatnya.
Peristiwa Qurban ini menjadi bukti nyata ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah, dan kesediaannya untuk mengorbankan apapun demi menjalankan perintahNya. Kisah ini juga menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah.
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam peristiwa Qurban mengajarkan banyak hikmah penting bagi umat Islam, di antaranya:
Ketaatan kepada Allah SWT: Perintah untuk menyembelih Ismail merupakan ujian ketaatan bagi Nabi Ibrahim. Kesediaannya untuk mengikuti perintah Allah, meskipun sangat berat, menjadi contoh teladan bagi umat Islam untuk selalu taat kepada Allah dalam segala situasi.
ADVERTISEMENT
Kesabaran dan Keikhlasan: Dalam menghadapi ujian berat ini, Nabi Ibrahim dan Ismail menunjukkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Mereka yakin bahwa Allah SWT memiliki rencana terbaik bagi hamba-Nya.
Pengorbanan: Peristiwa Qurban melambangkan pengorbanan yang dilakukan umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Pengorbanan ini bukan hanya tentang harta benda, tetapi juga tentang waktu, tenaga, dan bahkan jiwa raga.
Kasih Sayang: Meskipun Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail, ia rela mengorbankannya demi mengikuti perintah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang kepada Allah harus selalu diutamakan di atas kasih sayang kepada makhluk lainnya.
Peristiwa Qurban diperingati setiap tahun oleh umat Islam dengan Hari Raya Idul Adha. Di hari raya ini, umat Islam melaksanakan ibadah Qurban dengan menyembelih hewan ternak seperti sapi, kambing, atau domba, dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin dan kerabat.
ADVERTISEMENT
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam peristiwa Qurban akan selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi umat Islam untuk terus meningkatkan ketaatan, kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan dalam beribadah kepada Allah SWT.