Anak Emas di Mesir: Mumi 2.300 Tahun yang Punya Lidah dan Hati Berlapis Emas

Konten Media Partner
29 Januari 2023 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar menunjukan jantung sebuah mumi di Mesir yang terbuat dari emas
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar menunjukan jantung sebuah mumi di Mesir yang terbuat dari emas
Firaun Tutankhamun sekarang punya saingan. Sebab, telah ditemukan mumi laki-laki remaja yang pernah hidup sebagai warga kelas atas zaman Mesir kuno dan dikubur dengan hati emas 2.300 tahun yang lalu.
Tubuh remaja itu, yang diperkirakan meninggal dunia pada usia 14 atau 15 tahun, pertama kali ditemukan pada 1916. Namun, jenazahnya disimpan selama lebih dari satu abad bersama dengan ribuan mumi lain dalam gudang Museum Mesir di Kairo.
Saat itu, tubuh si ‘anak emas‘ belum sempat diteliti oleh para ahli. Hingga suatu saat sebuah tim yang dipimpin Dr Sahar Saleem dari Universitas Kairo memutuskan untuk meneliti mumi tersebut menggunakan pemindaian computerized tomography (CT scan)
"Hasil rontgen menunjukkan jenazah itu mengandung 49 jimat dengan 21 tipe berbeda, banyak di antaranya terbuat dari emas. Oleh karena itu, mumi tersebut mendapat sebutan “anak emas”," kata Dr Saleem dalam artikel yang terbit dalam jurnal ilmiah bertajuk Frontiers in Medicine.
Karena penemuan ini, mumi itu dipindahkan ke suatu ruangan di Museum Mesir untuk ditampilkan kepada khalayak umum.

Harta karun tersembunyi

Sebuah tim peneliti dari Mesir menggunakan pemindaian topografi untuk mempelajari mumi berusia 2.300 tahun yang disimpan di gudang selama lebih dari satu abad.
Lewat hasil pemindaian, dapat dipastikan bahwa remaja pria ‘emas’ yang dimumifikasi itu berasal dari kalangan orang kaya, karena ia “memiliki susunan gigi dan tulang sehat tanpa ada tanda-tanda gizi buruk atau penyakit”.
Tak hanya itu, jenazahnya juga dikuburkan dengan proses mumifikasi kualitas tinggi, yang mencakup pencabutan otak dan organ dalam lainnya.
Foto-foto hasil pemindaian menunjukkan di bawah perban-perban yang melapisi tubuh remaja pria terdapat benda sepanjang dua jari yang letaknya di samping alat kelaminnya yang tidak disunat.
Jenazah pria juga memiliki lidah berlapis emas di dalam mulutnya dan jimat emas berbentuk kumbang scarab di bawah toraks.
Dr Saleem mengatakan orang Mesir kuno meletakkan jimat pada jenazah-jenazah dengan tujuan ‘melindungi dan memberikan gairah’ kepada mereka di dunia akhirat.
Mumi itu memakai sandal. Foto: Saleem/Frontiers in Medicine
“Lidah emas yang ada di dalam mulut diharapkan dapat menjamin mendiang memiliki kemampuan berbicara di alam baka,” kata Dr Saleem.
Tangkapan layar juga menunjukkan tubuh pemuda itu mengenakan sandal dan karangan bunga pakis.
Mumi yang diperkirakan meninggal pada akhir dinasti Ptolemaik, ditemukan di kota Edfu, Mesir pada 1916. Penemuan itu terjadi enam tahun sebelum arkeolog asal Inggris bernama Howard Carter menemukan makan Tutankhamun di Lembah Para Raja alias Valley of the Kings.
Jenazah sang ‘anak emas’ dilindungi oleh dua sarkofagus yang di luarnya terdapat tulisan dalam bahasa Yunani sementara bagian dalamnya terbuat dari kayu. Mumi itu mengenakan topeng emas.

Meneliti Tanpa Menghancurkan

Hasil penelitian mumi tersebut menunjukkan bahwa remaja laki-laki itu berasal dari masyarakat kelas atas zaman Mesir kuno.
Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini percaya bahwa penemuan ini adalah yang pertama dari sekian banyak yang akan datang.
“Mesir melewati banyak penggalian ekstensif pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang  mengeluarkan ribuan jenazah yang diawetkan, banyak di antaranya masih dibungkus dalam peti mati mereka,” kata Dr Saleem.
“Sejak dibuka pada 1835, Museum Mesir di Kairo berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta-harta berharga ini. Gudangnya dipenuhi banyak sekali mumi yang sudah tersimpan selama beberapa dekade tanpa diteliti atau ditampilkan,” tambahnya.
Di masa lalu, perban-perban dicopot dari tubuh mumi dan jenazah mereka dibedah secara invasif untuk tujuan penelitian dan hiburan, kata akademisi itu.
Gambar dari CT scan menunjukkan gambar 3D mumi. Jimat dengan berbagai bentuk dan ukuran, diwakili oleh bentuk putih, ditempatkan di tubuh anak laki-laki. Foto: SN Saleem/Kairo University
Zaman sekarang penggunaan CT scan menjadi unsur penting dalam menyelidiki jasad-jasad mumi tanpa merusak mereka.
Kemajuan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi ilmuwan untuk mendalami “lebih banyak tentang kesehatan, kepercayaan dan kemampuan manusia pada zaman dahulu," kata Dr Saleem.
“Tomografi terkomputerisasi melambangkan kemajuan signifikan dalam radiologi. Daripada hanya menggunakan satu gambar saja, ratusan proyeksi lapisan-lapisan tipis tubuh dapat digunakan untuk menciptakan model tiga-dimensi yang lengkap,” tutupnya.