NASA: Astronaut Perempuan Arab Pertama Telah Mendarat di Stasiun Luar Angkasa

Konten Media Partner
23 Mei 2023 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rayyanah Barnawi (kedua dari kanan) dan sesama astronot Saudi Ali Alqarni (kedua dari kiri) memasuki ISS pada Senin (22/5)
zoom-in-whitePerbesar
Rayyanah Barnawi (kedua dari kanan) dan sesama astronot Saudi Ali Alqarni (kedua dari kiri) memasuki ISS pada Senin (22/5)
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Astronaut perempuan Arab pertama yang akan terbang ke luar angkasa telah tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Rayyanah Barnawi merupakan satu dari dua orang astronaut Arab Saudi yang terlibat dalam misi privat kedua Axiom Space.
Mereka berangkat ke luar angkasa menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Amerika Serikat pada Minggu (21/5).
Selama 10 hari berada di orbit ISS, ilmuwan biomedis berusia 34 tahun itu berencana akan melakukan riset untuk sel akar dan kanker payudara.
Ia berharap dapat menginspirasi kaum perempuan Timur Tengah dari berbagai latar belakang.
“Bagi semua orang di dunia, masa depan itu sangat cerah. Saya ingin Anda bermimpi besar, percaya pada diri kalian sendiri dan percaya pada umat manusia.”
Dalam Axion Misi 2, Barnawi ditemani oleh warga Saudi spesialis misi Ali Alqarni – astronaut pria kedua dari Kerajaan Arab yang pergi ke luar angkasa. Ada pula dua warga Amerika, yakni komandan Peggy Whitson dan pilot John Shoffner.
Kru itu melakukan perjalanan ke luar angkasa menggunakan pesawat luar angkasa Dragon buatan SpaceX.
Kapal berada di bagian atas roket Falcon 9 yang diluncurkan dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, pada pukul 21:37 waktu AS pada Minggu (21/5).
Berdasarkan cuitan dari Axiom Space, Dragon berlabuh di ISS pada Senin (22/5) pukul 13:12 waktu setempat.

"Kebahagiaan dan penghargaan yang saya emban dengan rasa sukacita"

Rayyanah Barnawi mengatakan bahwa dia ingin berbagi pengalamannya dengan anak-anak
Selama mereka berada di laboratorium orbit, kru itu akan menjalankan lebih dari 20 eksperimen sains dan teknologi, termasuk dampak berada luar angkasa pada kesehatan manusia dan teknologi penyemaian hujan.
Eksperimen-eksperimen Barnawi dibuat berdasarkan riset yang sudah ia kerjakan selama sembilan tahun terakhir saat ia masih bekerja sebagai teknisi laboratorium penelitian di Program Rekayasa Ulang Sel Punca dan Jaringan Rumah Sakit Spesialis dan Pusat Penelitian King Faisal di Riyadh.
Dalam konferensi pers terbaru, Barnawi mengatakan kesempatannya bisa menjadi astronaut Arab Saudi perempuan pertama untuk pergi ke luar angkasa adalah suatu “kebahagiaan dan kehormatan yang saya emban dengan suka hati”.
Baca juga:
Ia juga menantikan kesempatan untuk menceritakan pengalamannya di ISS melalui siaran video dengan anak-anak.
“Melihat raut wajah mereka ketika mereka melihat astronaut yang berasal dari negara mereka untuk pertama kalinya itu sangat menakjubkan.”
Mishaal Ashemimry, seorang insinyur luar angkasa orang Saudi-Amerika dan penasihat Komisi Luar Angkasa Saudi, mengatakan: "Tujuan kami adalah memberi manfaat bagi seluruh umat manusia melalui sains."
“Kami berharap misi ini dapat menginspirasi para perempuan dari berbagai latar belakang agar dapat memajukan pengetahuan manusia.”
Seperti diketahui, perempuan di Arab Saudi baru mendapatkan hak mengemudi pada 2018. Tak hanya itu, kelompok hak asasi manusia mengatakan hukum perwalian laki-laki masih membatasi hak-hak perempuan di sana.