Konten Media Partner

PM Finlandia dan Inggris Harus Minta Maaf Soal Pelanggaran Aturan COVID-19

8 Desember 2021 22:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Finlandia yang kini berstatus pemimpin termuda di dunia, Sanna Marin.
zoom-in-whitePerbesar
PM Finlandia yang kini berstatus pemimpin termuda di dunia, Sanna Marin.
Pemimpin Inggris dan Finlandia hari ini tengah dihujani kritik terkait pelanggaran aturan maupun pedoman Covid yang sudah dibuat pemerintah masing-masing.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin telah meminta maaf karena pergi clubbing setelah melakukan kontak dengan pejabatnya yang kena Covid-19.
Sedangkan PM Boris Johnson minta maaf soal isu adanya pesta Natal para staf di kantor sekaligus rumah dinasnya di Downing Street No.10 tahun lalu saat pemerintah memberlakukan lockdown dengan melarang pesta atau pertemuan banyak orang di dalam ruangan.
Baik PM Finlandia maupun PM Inggris dikritik oleh para politikus dan warga di negara masing-masing karena tidak memberi contoh yang baik kepada warga di tengah pandemi Covid.

Saya sangat menyesal, kata PM Finlandia

PM Sanna Marin diketahui pergi keluar malam di Helsinki pada hari Sabtu (04/12), beberapa jam setelah menteri luar negerinya yang sempat dia temui dinyatakan positif.
Marin awalnya diberi tahu bahwa dia tidak perlu mengisolasi diri karena telah divaksinasi lengkap, tetapi kemudian melewatkan pesan yang menyarankan dia untuk melakukannya.
Dia lalu dikritik karena tidak isolasi diri sampai tes menyatakannya negatif Covid.
Perdana Menteri berusia 36 itu mengakui ada pesan teks yang menyarankan dia untuk menghindari kontak sosial yang dikirim ke ponsel kerjanya, yang dia tinggalkan di rumah sebelum pergi.
Ketika dia melihat teks itu pada hari Minggu, dia segera melakukan tes Covid dan hasilnya negatif.
Awalnya Marin membela tindakannya itu, dengan alasan bahwa dia telah mengikuti saran dari menteri luar negerinya, yang mengaku kena Covid.
Tetapi dalam sebuah postingan di Facebook pada hari Senin, Marin mengatakan bahwa dia seharusnya berpikir lebih bijak dengan mengikuti panduan yang sudah dibuat.
"Saya sangat menyesal karena tidak mengerti bahwa saya perlu melakukan panduan itu," tulisnya.
Di bawah pedoman Covid di Finlandia, mereka yang sudah divaksin penuh memang tidak perlu isolasi diri bila melakukan kontak dengan orang yang positif corona.
Tetapi pedoman itu juga menyarankan mereka untuk secara sukarela menghindari kontak sosial selama belum menjalani tes Covid.
Marin langsung menghadapi kritik sejak sebuah majalah gosip menerbitkan foto-foto perdana menteri itu ada di sebuah kelab malam di Helsinki dengan teman-temannya pada hari Sabtu.
Politikus oposisi mengritik Marin seharusnya memberi contoh yang baik dengan isolasi diri secara sukarela daripada pergi clubbing. Mia Laiho, seorang anggota parlemen dari Partai Koalisi Nasional, mengatakan Marin "tidak bertanggung jawab".

PM Inggris mengaku 'turut marah'

Sementara itu Boris Johnson meminta maaf atas video yang menunjukkan stafnya bercanda tentang pesta Natal tahun lalu di kantor sekaligus rumah dinas PM Inggris, Downing Street No. 10, selama masa lockdown, sehingga mengundang kemarahan publik.
Dalam sidang di Majelis Rendah pada Rabu (08/12), ia mengatakan: "saya memahami dan turut merasakan kemarahan seluruh negeri atas staf No. 10 yang tampak meremehkan pemberlakuan karantina, dan saya bisa memahami betapa menggeramkannya bahwa orang-orang yang membuat aturan, tidak mentaati aturan tersebut."
Dia mengaku turut marah dan telah memerintahkan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran atas aturan lockdown itu.
Pihak Downing Street dalam seminggu terakhir terus menyangkal adanya pesta yang dipersoalkan itu.
Tetapi bantahan itu dimentahkan oleh munculnya rekaman video dari ITV News yang menunjukkan juru bicara PM saat itu, Allegra Stratton, bercanda tentang adanya pesta itu ketika ditanya empat hari sesudahnya.
Padahal, saat itu atau akhir tahun lalu, pedoman Covid dari pemerintah secara khusus menyatakan bahwa tidak boleh ada pesta Natal - dan dilarang ada pertemuan di dalam ruangan antara dua orang atau lebih kecuali jika untuk bekerja.
Tapi pemimpin kubu oposisi dari Partai Buruh Sir Keir Starmer mengatakan Johnson menganggap orang-orang bodoh dan dia seharusnya mengakui apa yang telah terjadi.
Para politikus lainnya pun ramai-ramai mengkritik Johnson dalam sidang mingguan di parlemen Rabu siang, dan anggota parlemen Partai Buruh sampai menyindir, bagaimana dia bisa tidur di malam itu.
Menanggapi pertanyaan dari Rosena Allin Khan, yang juga berprofesi sebagai dokter di suatu rumah sakit di London, Johnson mengatakan bahwa dia "bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah".
Namun sambil minta maaf, dia mengaku merasa terkecoh soal pesta Natal pada 18 Desember tahun lalu.
Dia mengatakan telah berulang kali diyakinkan bahwa tidak ada pesta dan tidak ada aturan Covid yang dilanggar.
Para politikus Partai Konservatif yang mendukung Johnson malah khawatir kredibilitas pemerintah telah rusak, dan beberapa dari mereka memperingatkan hal itu dapat membahayakan kemampuan Johnson untuk memberlakukan kebijakan pengetatan Covid lebih lanjut.