Hebatnya Guru dan Orang Tua sebagai Motivator dan Inspirator Murid

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
13 Februari 2024 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mentor, pendidik yang meneguhkan "sang murid", sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mentor, pendidik yang meneguhkan "sang murid", sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika saya masih bersekolah di SMP Strada Kampung Sawah, lingkungan perumahan yang baru dibangun dekat Jalan Raya Hankam menjadi saksi dari perjalanan latihan beladiri Tae Kwon Do yang intens di bawah bimbingan Pak Joni (nama samaran). Dua kali seminggu, kami dengan tekun menyusuri jalan-jalan yang masih segar dihuni oleh masyarakat baru, fokus pada gerakan-gerakan presisi dalam serangkaian latihan yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Setelah setiap latihan, Pak Joni, guru kami yang penuh dedikasi, tidak hanya mengajarkan teknik-teknik beladiri, tetapi juga mengajak kami berdiskusi. Diskusi ini menjadi momen penting untuk mendiskusikan nilai-nilai dan filosofi di balik Tae Kwon Do, memberikan peneguhan pada perjuangan setiap anggota.
Suatu ketika, saat ujian kenaikan tingkat di kompleks Bina Lindung di wilayah Jati Waringin, atmosfir kegelisahan menyelimuti beberapa teman seperguruan, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali mengikuti ujian tersebut. Melihat tingkat kesulitan ujian dan persaingan dengan lawan-lawan tanding yang terlihat kuat, rasa cemas mulai terpancar di wajah mereka.
Namun, dalam keadaan seperti itu, Pak Joni menjelma menjadi pilar kekuatan. Dengan kata-kata penuh semangat dan motivasi, dia mampu merestorasi kepercayaan diri para peserta ujian. Sikap dan tindakan Pak Joni yang mampu menghadirkan semangat baru dan mengatasi ketakutan mengingatkan saya pada kebijaksanaan dan kepemimpinan yang tergambar dalam kisah-kisah Joseph Conrad (1857-1924).
ADVERTISEMENT
Conrad, seorang novelis yang mengagumi keindahan laut, memiliki pengalaman menarik di masa mudanya yang memberikan nuansa mendalam pada karya di kemudian hari. Ketika masih belajar cara mengemudikan kapal, suatu hari dia mendapati dirinya di tengah-tengah badai yang muncul tanpa peringatan. Meskipun seharusnya kapten laut yang lebih berpengalaman yang mengambil alih kemudi, yang terjadi justru sebaliknya.
Sang kapten tua dengan tegas memerintahkan Conrad, yang masih muda dan belum berpengalaman, untuk tetap berada di kemudi. Di bawah tekanan badai, Conrad dengan penuh tekad mencoba menjalankan perintah sang kapten yang terus meneriakkan instruksi, memandu kapal ke arah angin yang ganas.
Situasi tersebut menciptakan momen pembelajaran yang mendalam bagi Conrad, tidak hanya mengenai keterampilan mengemudi kapal di tengah badai, tetapi juga mengenai karakter dan keputusan dalam situasi sulit.
ADVERTISEMENT
Pengalaman ini tidak hanya menciptakan landasan pengalaman pribadi, tetapi juga memberikan bahan bakar inspirasi untuk imajinasi dan tulisan di kemudian hari. Kontras antara keindahan laut yang dia kagumi dan ketidakpastian badai yang menguji kemampuan dirinya menciptakan perpaduan unik dalam perspektif Conrad terhadap kehidupan dan tantangan yang dihadapi.
Peran guru sebagai mentor dalam proses pembelajaran tidak dapat diabaikan begitu saja. Dengan pendekatan yang baik, guru mampu mendampingi murid dari tingkat ketidakpastian dan kecemasan menjadi pribadi yang lebih percaya diri dalam mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki. Instruksi yang diberikan oleh guru tidak hanya bersifat mengajar, tetapi juga mampu memberikan peneguhan, inspirasi, dan membangkitkan daya tarik bagi murid untuk terus mengembangkan dirinya.
Hal ini menciptakan lingkungan di mana murid merasa didukung, diberdayakan, dan memiliki keberanian terarah untuk tumbuh secara optimal, baik dari segi pemikiran, emosi, maupun aspek fisik dan psiko-motorik.
ADVERTISEMENT
Pentingnya peran guru sebagai mentor tidak hanya terbatas pada pembelajaran akademis, melainkan juga membentuk perkembangan diri yang integral bagi para murid. Kolaborasi antara guru di sekolah dan orang tua di rumah menjadi landasan penting dalam memastikan pertumbuhan holistik murid. Melalui pendekatan sinergis ini, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kualitas diri mereka.
Dengan arahan yang tepat dan proporsional dari guru serta dukungan orang tua, murid dapat menerima bimbingan dengan baik dan menjadi pribadi yang semakin mantap dalam meraih kesuksesan dan kebaikan di masa depan. Semua ini menciptakan fondasi yang kokoh untuk generasi muda dalam mencapai potensi dan tujuan hidup mereka.
Dalam keseluruhan konteks tulisan, pendampingan yang baik dari guru dan orang tua menjadi kunci utama dalam membentuk individu yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan kehidupan. Sinergi antara kedua pihak ini menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung, memotivasi, dan membantu murid mencapai puncak potensi yang dimiliki. Dengan demikian, generasi muda dapat melangkah maju dengan keyakinan diri, pengetahuan mendalam, dan kesiapan untuk menghadapi dunia yang terus berubah.
ADVERTISEMENT