Konten dari Pengguna

Kejelasan Tujuan Pendidikan, Inspirasi dari Immanuel Kant

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
25 September 2024 7:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pendidikan, meraih tujuan dan nilai-nilai kehidupan mulia, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pendidikan, meraih tujuan dan nilai-nilai kehidupan mulia, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah mengikuti seminar nasional Universitas Sanata Dharma 2024 via zoom, di mana salah satu pemateri mengulas pemikiran Immanuel Kant (1724-1804) pada 20 September 2024, saya mendapatkan inspirasi. Pater Otto Gusti Madung dari IFTK Ledalero menjelaskan tujuan pendidikan menurut Kant, yang menyoroti pentingnya kemandirian berpikir, kebebasan pribadi, dan pembentukan moral yang kokoh.
ADVERTISEMENT
Beberapa poin penting yang disampaikan dalam seminar ini sangat layak diperhatikan, terutama dalam upaya memajukan pendidikan, seperti pentingnya disiplin yang seimbang dengan kebebasan, kultivasi kemampuan intelektual, serta peran sivilisasi dalam membentuk warga negara yang etis dan bertanggung jawab.
Pendidikan bukan hanya soal menyampaikan pengetahuan kepada anak-anak, tetapi tentang membentuk mereka menjadi manusia yang siap menghadapi tantangan masa depan. Salah satu filsuf besar, Immanuel Kant, menegaskan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya berpatokan pada kondisi manusia saat ini, tetapi juga pada kondisi yang lebih baik di masa depan.
Menurut Kant, “Anak-anak tidak boleh dididik berdasarkan kondisi sekarang, tetapi perlu bercermin pada kondisi umat manusia lebih baik di masa depan” (Kant, 1983). Pandangan ini menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana transformasi menuju kemajuan umat manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam kerangka pencerahan (Aufklärung), Kant menekankan keberanian berpikir mandiri sebagai esensi pendidikan sejati. Ungkapannya yang terkenal, "Beranilah berpikir mandiri tanpa tuntunan yang lain!”, menjadi semboyan penting. Pendidikan sejati membebaskan pikiran anak-anak dari dogma atau tuntunan yang mengekang, dan membiarkan mereka mengembangkan kapasitas dalam menilai dan mencari kebenaran secara mandiri.
Immanuel Kant merumuskan tujuan pendidikan dalam kerangka yang luas dan mendalam, dengan menempatkan manusia sebagai pusat dari proses tersebut. Pendidikan, dalam pandangannya, harus mampu mengangkat manusia dari keterbatasan instingtif menuju kesempurnaan sebagai makhluk rasional. Pendidikan bukan sekadar transmisi pengetahuan, tetapi lebih merupakan proses pembentukan karakter dan potensi intelektual.
Beberapa tujuan pendidikan, yakni pertama pendidikan dapat melepaskan anak dari ketergantungan pada insting. Manusia secara alami dipandu oleh naluri dan dorongan dasar. Akan tetapi tujuan pendidikan adalah membawa individu melampaui kecenderungan instingtif ini, sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak secara bebas dan rasional. Pendidikan membuka pintu bagi anak-anak untuk berkembang sebagai makhluk yang tidak lagi dikendalikan oleh dorongan alamiah, tetapi oleh kekuatan akal budi mereka.
ADVERTISEMENT
Kedua, pendidikan dapat menghasilkan pribadi independen. Seorang yang terdidik adalah seseorang yang mandiri, baik secara intelektual maupun material. Pendidikan tidak hanya mempersiapkan individu untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, tetapi juga untuk hidup secara mandiri tanpa terlalu bergantung pada orang lain. Kemandirian ini memungkinkan seseorang bertindak secara bijaksana dan efisien dalam memenuhi kebutuhan sendiri.
Ketiga, pendidikan juga berfungsi menyediakan masyarakat dengan anggota yang berguna. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terisolasi dari masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya memampukan individu untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat, baik melalui pekerjaan, keterampilan, maupun norma-norma sosial.
Pendidikan memastikan bahwa setiap individu dapat berperan serta secara produktif dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga menghasilkan kehidupan harmonis dan bermanfaat bagi semua.
ADVERTISEMENT
Keempat, pendidikan dapat menjadikan individu sebagai subjek moral otonom. Hal tersebut merupakan tujuan tertinggi dari pendidikan menurut Kant. Manusia yang terdidik bukan hanya makhluk sosial yang rasional, tetapi juga seseorang yang memiliki kompas moral kuat.
Mereka harus mampu menghargai martabat manusia, baik dalam dirinya maupun orang lain, dengan prinsip-prinsip moral universal. Inilah bentuk tertinggi dari otonomi—ketika seseorang tidak hanya mandiri dalam tindakan, tetapi juga dalam moralitas.
Untuk mencapai tujuan besar ini, Kant menguraikan empat tahap penting dalam proses pendidikan. Disiplin merupakan dasar dari pendidikan, yang menanamkan kontrol diri dan kemampuan untuk mematuhi aturan.
Hal tersebut diperlukan agar anak-anak belajar mengendalikan diri dan bertindak sesuai dengan norma yang ada. Setelah disiplin, muncul tahap kultivasi, di mana pendidikan mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan yang akan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tahap berikutnya adalah sivilisasi, di mana anak-anak diajarkan tata krama, norma sosial, dan bagaimana berinteraksi secara efektif dan harmonis dalam masyarakat. Pendidikan di tahap ini memastikan bahwa individu memahami dan mengikuti aturan serta nilai-nilai yang memungkinkan mereka hidup dengan baik di tengah komunitas.
Tahap terakhir adalah pembentukan moral, yaitu tahap di mana pendidikan menanamkan nilai-nilai moral yang memungkinkan seseorang bertindak sesuai dengan prinsip etika yang lebih tinggi, bukan hanya sekadar mengikuti aturan atau norma.
Kant dengan jelas menggarisbawahi bahwa pendidikan bukan sekadar soal keterampilan atau intelektual, tetapi juga tentang pembentukan manusia otonom, rasional, dan bermoral. Tujuan ini memberi arah jelas bagi sistem pendidikan untuk tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter manusia yang menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Kejelasan dalam tujuan pendidikan merupakan kunci untuk mencapai hasil yang optimal. Tanpa arah yang jelas, pendidikan dapat kehilangan fokus, dan anak-anak mungkin tidak siap menghadapi masa depan. Oleh karena itu, pendidikan yang bertujuan menciptakan manusia yang mandiri, bebas, dan bermartabat harus terus menjadi prioritas. Kant mengajarkan bahwa pendidikan bukan sekadar soal akademis, tetapi juga soal membentuk karakter dan etika manusia, yang akan menjadi dasar bagi kemajuan peradaban manusia di masa mendatang.
Dalam pendidikan modern, ajaran Immanuel Kant tetap relevan, terutama dalam membentuk karakter siswa. Disiplin menjadi dasar penting bagi pengendalian diri, terutama di era digital yang sarat distraksi. Pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga tentang pembentukan moral yang kuat.
ADVERTISEMENT
Tujuan akhirnya adalah menghasilkan generasi merdeka yang mampu berpikir etis dan bertindak bijak di tengah pesatnya kemajuan teknologi. Dalam konteks demikian, moralitas dan kemandirian menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan zaman, sekarang dan masa depan.