Konten dari Pengguna

Manfaat Refleksi Keseharian dalam Pendidikan dan Kehidupan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
1 Agustus 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merefleksikan diri dalam cermin kehidupan lebih kecil dan difokuskan, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merefleksikan diri dalam cermin kehidupan lebih kecil dan difokuskan, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Pengalaman yang sangat berkesan terjadi pada tahun 1997 ketika saya ikut program live-in di lapangan Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Saat itu, untuk pertama kalinya saya merasakan cara unik bermain sepak bola. Sebelum bermain, kami berdiri melingkar, dan seorang pemuda memimpin dengan memberikan tema permainan hari itu.
ADVERTISEMENT
Setelah tema diberikan dengan disertai penjelasan seperlunya, kami merenung sejenak dan berdoa sebelum pertandingan dimulai. Usai bertanding selama satu setengah jam, kami kembali berdiri melingkar, merenungkan kejadian selama pertandingan, dan menutup dengan doa. Pengalaman tesebut sungguh membekas di hati saya.
Saya merasa bahwa sebelum memulai aktivitas, sangat baik jika seseorang memberikan tema harian pribadi, berdoa, melaksanakan kegiatan, dan di tengah hari, sebelum makan siang, melakukan introspeksi dalam melihat rangkaian peristiwa yang sudah dijalani.
Kemudian, orang itu melanjutkan berbagai kegiatan hingga malam hari. Sebelum tidur, dia melakukan refleksi lagi sambil merenungkan peristiwa sepanjang hari, mengambil makna dan kemudian istirahat dengan harapan esok hari menjadi lebih baik.
Menuliskan refleksi menjelang tidur, sumber: Pexels.
Pendekatan demikian mengajarkan pentingnya memberikan makna pada setiap peristiwa yang dialami. Dengan menetapkan tema harian dan merenungkan, seseorang dapat menjalani hari dengan lebih terarah dan bermakna.
ADVERTISEMENT
Renungan dan doa sebelum serta sesudah kegiatan membantu orang itu menanamkan rasa syukur dan introspeksi, yang memperkuat hubungan dia dengan diri sendiri dan orang lain. Refleksi harian memungkinkan seseorang mengevaluasi tindakan, mengidentifikasi area perbaikan, dan merencanakan langkah lebih baik ke depannya.
Memaknai peristiwa keseharian dengan cara ini membuat hidup terasa lebih kaya dan mendalam. Setiap momen menjadi kesempatan belajar dan berkembang. Seringkali orang terjebak dalam rutinitas tanpa menyadari makna di balik setiap tindakan.
Melalui refleksi dan doa, kita diajak untuk menghargai setiap peristiwa, sekecil apapun itu, dan menjadikannya bagian dari perjalanan hidup yang penuh makna. Dengan demikian, kita tidak hanya sekadar hidup, tetapi benar-benar mengalami dan merasakan hidup dengan segala keindahannya.
ADVERTISEMENT
Dalam kajian Yadav (2022), jurnal reflektif keseharian bagi guru dapat digunakan untuk mengajar dan membimbing siswa dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti refleksi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Penulisan jurnal reflektif bagi siswa dapat dipandang sebagai bentuk ekspresi diri, catatan kejadian, atau bantuan terapi jika mengalami persoalan hidup.
Jurnal tersebut dapat menjadi kombinasi dari berbagai kapasitas diri dan kemampuan personal lainnya. Salah satu teknik yang mengharuskan siswa menilai keterlibatan individu mereka dengan pengetahuan topik akademis dan proses pembelajaran adalah penjurnalan reflektif. Penjurnalan ide-ide seseorang menjadi perjalanan penemuan selama berlangsung suatu pembelajaran atau aneka aktivitas di luar sekolah.
Ilustrasi refleksi atas kegiatan yang dilakukan para siswa, sumber: Pexels.
Penjurnalan reflektif sebagai teknik pendidikan memberikan peluang bagi siswa guna merenungkan pengalaman belajar mereka secara mendalam. Melalui tulisan, siswa dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi pemahaman mereka terhadap materi pelajaran, serta proses belajar yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Hal ini bukan hanya membantu mereka dalam menguasai konten akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah. Dengan demikian, penjurnalan berfungsi sebagai alat efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi pendidik, jurnal reflektif tidak hanya berfungsi sebagai alat pengajaran, tetapi juga sebagai sumber umpan balik berharga. Dengan membaca jurnal siswa, guru dapat memahami proses berpikir dan perkembangan pemahaman mereka. Hal tersebut memungkinkan guru menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa.
Selain itu, jurnal reflektif juga dapat membantu guru dalam mengevaluasi efektivitas strategi pengajaran mereka dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Dengan cara ini, penjurnalan menjadi alat yang saling menguntungkan baik bagi siswa maupun guru.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan akhir, memaknai peristiwa keseharian melalui penjurnalan reflektif bagi pendidik, peserta didik, dan masyarakat umum dapat memperkaya pengetahuan dan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang kehidupan. Pengalaman yang direfleksikan menjadi harta karun berharga yang dapat digunakan sebagai modal kuat dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Refleksi membantu kita mengambil hikmah dari setiap peristiwa, yang kemudian menjadi bekal dalam menjalani kehidupan lebih baik dan bermakna.
Dengan bantuan refleksi, kita dapat mengevaluasi dan merefleksikan tindakan dan keputusan yang telah diambil, serta belajar dari kesalahan dan keberhasilan. Hal tersebut memungkinkan kita terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Dalam konteks pendidikan, refleksi tidak hanya membantu siswa dalam proses belajar, tetapi juga mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih percaya diri dan bijaksana. Refleksi memberikan kita kesempatan untuk berhenti sejenak, melihat kembali perjalanan yang telah dilalui, dan merencanakan langkah-langkah lebih baik bagi aneka kegiatan di masa depan.
ADVERTISEMENT