Konten dari Pengguna

Marketing Sekolah: Mengadopsi Rahasia Penjualan Superstars

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
11 Desember 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi marketing sekolah, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi marketing sekolah, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Salah satu lembaga pendidikan di Jakarta memiliki empat staf marketing atau pemasaran, sebuah langkah yang patut diperhatikan. Hal demikian menunjukkan pentingnya peran pemasaran dalam dunia pendidikan, khususnya bagi sekolah swasta. Di masa depan, memperkenalkan identitas sekolah berkualitas dan unggul kepada masyarakat akan menjadi kebutuhan utama agar orang tua dapat membuat keputusan terbaik bagi pendidikan anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Sekolah berkualitas bukan hanya menawarkan layanan akademik, tetapi juga memberikan kejelasan informasi dan membantu calon siswa serta orang tua memahami nilai-nilai yang ditawarkan. Dengan pendekatan tersebut, tidak hanya membantu meningkatkan kepercayaan calon pendaftar, tetapi juga memperkuat pertumbuhan sekolah sebagai institusi yang lebih baik dan relevan bagi kebutuhan masyarakat.
Dalam persaingan pendidikan modern, strategi pemasaran sekolah tidak lagi hanya tentang brosur menarik atau spanduk besar. Dunia pendidikan kini menghadapi tantangan baru, di mana orang tua tidak hanya mencari institusi dengan reputasi baik, tetapi juga sekolah yang menawarkan pengalaman unik dan personal bagi anak-anak mereka.
Buku Secrets of Superstar Sales Pros karya Gerhard Gschwandtner (2007) menawarkan wawasan berharga dalam mengembangkan strategi marketing sekolah yang lebih manusiawi dan berbasis nilai. Gagasan Zig Ziglar & Mary Kay Ash (dalam Gschwandtner, 2007) juga relevan guna membangun pendekatan yang berfokus pada hubungan dan kepercayaan.
ADVERTISEMENT
Gschwandtner menekankan pentingnya menjual atau mensosialisasikan nilai, bukan hanya produk. Dalam konteks pendidikan, sekolah dapat menunjukkan apa yang membuat mereka unik. Apakah itu kurikulum berbasis karakter, program ekstrakurikuler inovatif, atau pendekatan pembelajaran berbasis proyek? Orang tua harus merasa bahwa memilih sekolah Anda adalah investasi jangka panjang bagi masa depan anak mereka.
Zig Ziglar, seorang ahli penjualan legendaris, menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan. Dia pernah mengatakan bahwa jika orang menyukai seseorang, mereka akan mendengarkan orang itu, tetapi jika mereka mempercayainya, mereka akan berbisnis dengannya.
Dalam pemasaran sekolah, ini berarti transparansi tentang visi, misi, dan metode pendidikan. Informasi jujur dan autentik dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun hubungan baik dengan calon orang tua murid.
ADVERTISEMENT
Salah satu prinsip utama gagasan Gschwandtner, yakni memahami kebutuhan klien sebelum menawarkan solusi. Dalam konteks sekolah, hal ini berarti mendengarkan apa yang diinginkan orang tua. Apakah mereka mencari lingkungan yang mendukung kreativitas? Atau apakah mereka ingin pendidikan berbasis STEM? Dengan memahami kebutuhan mereka, sekolah dapat menyesuaikan pesan pemasaran mereka.
Mary Kay Ash, pendiri perusahaan kosmetik Mary Kay, mengajarkan pentingnya personalisasi. Dalam pemasaran sekolah, personalisasi ini dapat diwujudkan melalui pendekatan individual kepada calon siswa dan orang tua, misalnya dengan sesi konsultasi pribadi atau undangan menghadiri open house eksklusif. Menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan individu dapat meningkatkan keterlibatan dan memperkuat kesan positif.
Dalam pemasar, menghadirkan kisah-kisah keberhasilan atau kebaikan menjadi suatu hal yang penting. Kisah merupakan alat pemasaran yang sangat kuat. Gschwandtner percaya bahwa cerita relevan dan emosional dapat membuat produk lebih menarik.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sekolah, ini berarti berbagi kisah sukses siswa, guru, atau alumni. Misalnya, seorang siswa yang berhasil memenangkan lomba internasional karena dukungan dari sekolah, atau seorang alumni yang mencapai kesuksesan berkat pendidikan yang diterima.
Zig Ziglar juga menekankan pentingnya menggunakan kisah inspiratif. Dalam tulisannya, dia menunjukkan bagaimana cerita yang menggugah dapat membangun koneksi emosional. Dengan memanfaatkan media sosial, sekolah dapat membagikan kisah-kisah ini melalui video pendek, postingan blog, atau testimoni siswa dan orang tua.
Mary Kay Ash percaya bahwa membangun komunitas solid adalah kunci kesuksesan. Dalam konteks sekolah, komunitas ini mencakup siswa, guru, orang tua, dan alumni. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam kegiatan sekolah, seperti acara amal, seminar, atau festival, sekolah dapat menghasilkan hubungan lebih erat. Hubungan ini tidak hanya memperkuat loyalitas, tetapi juga meningkatkan citra positif sekolah di mata publik.
ADVERTISEMENT
Strategi demikian, juga menghasilkan peluang bagi pemasaran berbasis rujukan. Orang tua yang puas dengan sekolah cenderung merekomendasikan kepada teman dan kerabat. Dengan kata lain, pengalaman positif di komunitas sekolah dapat menjadi alat pemasaran paling efektif.
Dalam era digital, teknologi memainkan peran penting dalam pemasaran sekolah. Gschwandtner menekankan pentingnya menggunakan alat modern guna menjangkau audiens secara lebih luas. Sekolah dapat memanfaatkan media sosial, email marketing, dan situs web interaktif untuk menjangkau calon siswa dan orang tua.
Akan tetapi penting untuk tetap diingat pentingnya pendekatan personal. Seperti yang dikatakan Mary Kay Ash, bahwa bisnis terkait tentang orang. Meskipun teknologi dapat membantu menyampaikan pesan dengan cepat, hubungan personal tetap menjadi inti dari pemasaran yang sukses. Oleh karena itu, teknologi dapat digunakan sebatas mendukung interaksi lebih mendalam, bukan menggantikannya.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pemasaran, loyalitas adalah salah satu kunci utama keberhasilan pemasaran, dan Zig Ziglar percaya bahwa layanan pelanggan yang unggul menjadi cara terbaik dalam membangunnya. Dalam konteks sekolah, hal tersebut berarti memberikan pengalaman luar biasa bagi siswa dan orang tua, mulai dari pendaftaran hingga kelulusan. Ketika orang tua merasa bahwa sekolah memberikan nilai lebih, mereka cenderung tetap setia dan bahkan menjadi advokat bagi sekolah.
Contoh layanan unggul dapat berupa komunikasi responsif, program pengembangan orang tua, atau dukungan ekstra bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan menciptakan pengalaman memuaskan, sekolah dapat memastikan bahwa orang tua dan siswa merasa dihargai.
Sebagai catatan akhir, gagasan dari Gerhard Gschwandtner, Zig Ziglar, dan Mary Kay Ash memberikan panduan berharga dalam mengembangkan strategi marketing sekolah efektif dan mendalam. Dengan mensosialisasikan nilai, memahami kebutuhan orang tua, menggunakan kisah inspiratif, melibatkan komunitas, memanfaatkan teknologi, dan memberikan layanan unggul, sekolah dapat membangun hubungan kuat dan harmonis dengan calon siswa dan orang tua.
ADVERTISEMENT
Marketing atau pemasaran sekolah bukan hanya tentang mendapatkan siswa baru, tetapi juga tentang menghasilkan komunitas peduli dan berkomitmen terhadap pendidikan berkualitas. Dengan mengadopsi pendekatan lebih manusiawi dan berbasis nilai, sekolah dapat menjadi pilihan utama bagi keluarga yang mencari pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka.