Konten dari Pengguna

Memahami Beberapa Makna Tersembunyi Kata Pendidikan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
21 Mei 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendidikan, bukan sekedar bangunan, sumber: Dok. Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Pendidikan, bukan sekedar bangunan, sumber: Dok. Pribadi.
ADVERTISEMENT
Pendidikan memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mengubah dunia, seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk menciptakan perubahan. Perubahan yang didasarkan pada pendidikan, terencana membentuk peradaban yang lebih maju.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri sangat berbeda keadaannya dibanding dengan seratus tahun silam. Keadaan Indonesia di tahun 1924 sangatlah sederhana, sebagai bangsa yang terjajah, hidup menderita, dan hanya sedikit yang mengenyam pendidikan. Berkat dibukanya sekolah-sekolah pada waktu itu, anak-anak Bumiputera mulai belajar, untuk menjadi cerdas mengejar impian bangsa meraih kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan di Indonesia telah menjadi sarana penting dalam memajukan masyarakat dan mengubah nasib bangsa dari yang dulunya tertindas menjadi bangsa yang berdaya saing.
Melalui pendidikan, generasi muda diajak untuk tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat memupuk semangat kemerdekaan dan kemajuan, yang pada akhirnya membentuk fondasi yang kuat bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Keindahan dari proses belajar, menurut B.B. King, terletak pada kenyataan bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak bisa diambil oleh siapa pun. Pengetahuan yang diperoleh setiap individu menjadi hak atas dirinya, namun ketika pengetahuan itu dibagikan maka terdapat unsur sinergi yang saling memperkaya dan membangun sebagai makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagi pengetahuan, orang tidak hanya mengembangkan diri sendiri tetapi juga berkontribusi pada kemajuan komunitas dan masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bukan hanya sebuah proses individu, tetapi juga sebuah aktivitas kolektif yang dapat menciptakan dampak positif.
William Butler Yeats menambahkan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya dianggap sebagai upaya untuk mengisi pikiran dengan informasi, melainkan sebagai proses menyalakan semangat dan hasrat untuk pengetahuan.
Perspektif ini menggarisbawahi pentingnya mendekati pendidikan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis.
Proses pembelajaran sejati mampu menginspirasi siswa bertanya, mencari jawaban, dan mengeksplorasi dunia di sekitar. Pendidikan yang menyalakan api semangat dalam diri setiap individu akan menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Mahatma Gandhi lebih jauh lagi menyarankan agar orang menjalani hidup dengan intensitas penuh, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir, namun belajar seolah-olah manusia memiliki waktu yang tak terbatas. Hal ini menekankan nilai penting dari pembelajaran seumur hidup.
Belajar tidak seharusnya berhenti di ruang kelas atau setelah lulus dari institusi pendidikan formal. Semangat untuk terus belajar sepanjang hidup akan membuka banyak kesempatan baru, memperkaya pengalaman pribadi, dan memperluas wawasan.
Dengan mendekati hidup dan belajar dengan intensitas dan dedikasi ini, orang dapat mencapai potensi penuh dan memberikan kontribusi bermakna bagi dunia di sekitar.
Dr. Seuss menguatkan pesan ini dengan mengatakan bahwa semakin banyak orang membaca, semakin banyak mengetahui, dan semakin banyak belajar, semakin banyak tempat yang akan dijelajahi. Membaca dan belajar membuka pintu ke dunia yang lebih luas dan memberi kesempatan untuk mengalami dan memahami lebih banyak hal.
ADVERTISEMENT
Dengan setiap buku yang dibaca dan pelajaran yang dipelajari, orang memperluas pemahaman tentang dunia, mengenal berbagai budaya, dan mendapatkan perspektif yang berbeda. Proses ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan tetapi juga mengasah kemampuan manusiawi untuk berpikir kritis, berempati, dan beradaptasi dengan perubahan.
Melalui pendidikan, orang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga memperluas cakrawala dan memperkaya pengalaman hidup. Pendidikan memberikan fondasi yang kuat untuk meraih impian dan tujuan kita, sambil memberikan alat untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di depan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan diri sendiri, orang dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana, berkontribusi secara positif kepada masyarakat, dan terus tumbuh sebagai individu. Oleh karena itu, pendidikan dan pembelajaran seumur hidup adalah kunci untuk membuka potensi penuh kita dan menggapai kehidupan yang lebih bermakna dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT