Konten dari Pengguna

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Manajemen Strategis dalam Pendidikan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
1 Oktober 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi praksis penggunaan manajemen ke dalam pengelolaan sekolah, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi praksis penggunaan manajemen ke dalam pengelolaan sekolah, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengelola lembaga pendidikan bukanlah perkara mudah, karena memerlukan strategi visioner dalam meraih cita-cita lembaga. Setiap aspek manajemen pendidikan, mulai dari penyusunan kurikulum, pengelolaan personalia, hingga penentuan arah perkembangan lembaga, membutuhkan pendekatan matang dan berkelanjutan. Pemimpin lembaga pendidikan harus mampu melihat jauh ke depan, membayangkan masa depan siswa, dan memastikan bahwa segala keputusan yang diambil akan membawa dampak positif bagi proses pembelajaran dan pertumbuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri merasa beruntung selama lebih dari enam tahun belajar secara formal ilmu manajemen, sehingga dalam hal ini sangat terbantu. Pengetahuan yang saya peroleh membantu memahami cara memaksimalkan potensi setiap anggota tim, mengelola sumber daya dengan efisien, serta merumuskan strategi efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun, pengalaman ini juga membuka mata saya bahwa tidak semua konsep manajemen perusahaan dapat diterapkan secara langsung ke dalam konteks pendidikan, mengingat perbedaan fundamental dalam tujuan dan nilai yang diusung oleh kedua jenis organisasi ini.
Akan tetapi, benarkah manajemen perusahaan dapat digunakan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan? Banyak kajian menunjukkan bahwa ilmu manajemen dapat digunakan untuk mengelola berbagai macam jenis organisasi kelembagaan, termasuk karya pendidikan. Meskipun terdapat perbedaan karakteristik antara perusahaan dan lembaga pendidikan, prinsip-prinsip manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian tetap relevan dalam upaya mencapai efektivitas dan efisiensi. Yang perlu diperhatikan adalah adaptasi dan penyesuaian pendekatan manajemen tersebut agar sesuai dengan misi dan visi lembaga pendidikan yang lebih berfokus pada pengembangan potensi manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, keputusan strategis sering kali diambil berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai yang diyakini. Akan tetapi sebagaimana dijelaskan oleh Michael Useem (2006) dalam The Go Point: When It's Time to Decide, kemampuan menentukan momen tepat dalam mengambil keputusan adalah kunci sukses dalam manajemen, baik di dunia bisnis maupun pendidikan. Keputusan yang tepat waktu bukan hanya menyangkut soal manajemen risiko, tetapi juga tentang bagaimana pendidikan dapat berkembang selaras dengan kebutuhan zaman. Useem menekankan bahwa setiap organisasi, (termasuk lembaga pendidikan), perlu memahami kapan saat yang tepat dalam membuat keputusan agar dapat terus relevan dan efektif dalam pelayanan.
Di sisi lain, Edward D. Hess (2007) dalam The Road to Organic Growth: How Great Companies Consistently Grow Market Value menekankan pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan dan alami bagi perusahaan. Dalam konteks pendidikan, ini dapat diterjemahkan sebagai upaya berkelanjutan menghasilkan lingkungan belajar inovatif dan adaptif. Pertumbuhan organik di sektor pendidikan berarti lembaga mampu beradaptasi dengan perubahan, mengembangkan kurikulum relevan, dan membentuk karakter siswa agar mampu menghadapi tantangan masa depan. Menurut Hess, pertumbuhan organik tercapai ketika institusi fokus pada keunggulan internal, pengembangan staf, dan menciptakan budaya yang mendukung pembelajaran terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi secara bertahap dan konsisten merupakan cita-cita mulia dalam membangun lembaga pendidikan yang sehat. Pendidikan tidak hanya berfokus pada mendapatkan siswa, tetapi juga pada proses mendidik dengan baik sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi berkualitas dan mampu merespons kemajuan zaman. Dalam hal ini, inspirasi dari nilai-nilai manajemen bisnis dapat membantu institusi pendidikan agar lebih responsif dan berdaya saing, sambil tetap mempertahankan esensi humanistik dan cita-cita luhur pendidikan.
Sebagai catatan akhir, semoga meskipun menggunakan metode manajerial berdasarkan ilmu manajemen, karya pendidikan tidak kehilangan rohnya sebagai lembaga non-bisnis yang melayani misi formatif berkualitas. Pendidikan memiliki dimensi kemanusiaan yang jauh melampaui sekadar hitungan angka dan keuntungan materi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan perlu senantiasa disesuaikan dengan nilai-nilai luhur pendidikan, seperti pengembangan karakter, empati, dan integritas. Ketika manajemen dipahami sebagai alat yang mendukung pencapaian visi dan misi pendidikan, bukan sebagai tujuan akhir, lembaga pendidikan akan mampu menjaga esensi dan tanggung jawab moralnya dalam membentuk generasi masa depan.
ADVERTISEMENT
Semoga unsur pimpinan lembaga pendidikan dapat menggunakan ilmu manajemen sebagai sarana yang membantu melancarkan roda pergerakan bagi kemajuan sekolah. Manajemen yang baik akan menghasilkan struktur organisasi efektif, mengoptimalkan sumber daya, dan menciptakan lingkungan belajar kondusif bagi siswa dan pendidik. Dengan memadukan pendekatan manajerial efisien dengan semangat pelayanan dan dedikasi terhadap pembentukan karakter peserta didik, lembaga pendidikan dapat menjadi tempat yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menginspirasi dan membentuk pribadi berkualitas dan siap menghadapi tantangan zaman.