Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Strategi Pengembangan Sekolah Berbasis Renstra
6 November 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengembangan pendidikan dasar dan menengah berkualitas memerlukan pendekatan strategis yang dirancang guna menghadapi tantangan pendidikan masa kini. Berdasarkan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), terdapat sejumlah prioritas yang dapat diterapkan agar dapat mendorong kemajuan signifikan pada aspek layanan, kurikulum, serta manajemen.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa strategi -- yang pernah dirumuskan secara singkat oleh salah satu lembaga pendidikan di Jakarta (dok. Strada, 2024) -- dapat diadopsi dan dikembangkan oleh sekolah lain sebagai landasan pengembangan:
Pertama-tama perlu peningkatan layanan pendidikan akademik dan non-akademik. Fokus layanan pada peningkatan kualitas di bidang akademik maupun non-akademik menjadi langkah fundamental dalam memberikan pengalaman belajar holistik bagi para siswa. Layanan optimal akan membantu peserta didik, tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga berkembang dalam aspek keterampilan sosial dan karakter.
Kedua, optimalisasi implementasi paradigma pendidikan tertentu, misalnya “Paradigma Pedagogi Reflektif”. Pembelajaran yang berakar pada Paradigma Pedagogi Reflektif menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran secara aktif dan reflektif. Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta menilai diri sendiri dalam setiap proses belajar, yang akhirnya mendukung pembentukan karakter serta pemahaman mendalam.
ADVERTISEMENT
Ketiga, standarisasi pelayanan pendidikan. Standarisasi dalam pelayanan pendidikan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan layanan adil dan berkualitas. Standar ini mencakup penjaminan mutu pada setiap proses akademik maupun operasional sehingga pelayanan yang diberikan konsisten dan transparan.
Keempat, pengembangan kurikulum inovatif, inklusif, dan adaptif. Kurikulum inovatif, inklusif, dan adaptif akan menyesuaikan kebutuhan peserta didik yang beragam serta mempersiapkan mereka menghadapi perubahan cepat di era digital. Kurikulum berkualitas prima tidak hanya menyentuh aspek akademik, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa dengan kebutuhan khusus, serta mengakomodasi perkembangan teknologi dan isu-isu kontemporer.
Kelima, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penggunaan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah menjadi esensial dalam meningkatkan efisiensi dan memperluas akses informasi bagi seluruh warga sekolah.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan teknologi, seperti sistem manajemen pembelajaran berbasis daring dan platform komunikasi digital, memungkinkan pembelajaran menjadi fleksibel dan transparan, serta mendukung budaya belajar sepanjang hayat.
Keenam, peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Guru dan tenaga kependidikan merupakan elemen utama dalam pendidikan. Peningkatan kualitas pendidik melalui pelatihan dan sertifikasi kompetensi menjadi signifikan agar mereka mampu menyampaikan materi pembelajaran relevan serta efektif.
Ketujuh, pengelolaan lembaga pendidikan yang akuntabel. Akuntabilitas merupakan prinsip yang perlu dipegang oleh institusi pendidikan. Sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan setiap penggunaan dana, capaian kurikulum, hingga penilaian siswa kepada orang tua dan pemangku kepentingan lainnya.
Kedelapan, cara kerja efektif, dan efisien terhadap pengelolaan sumber daya. Pengelolaan sumber daya efektif dan efisien mencakup penggunaan anggaran yang hemat namun berkualitas, serta pemanfaatan sumber daya fisik seperti ruang kelas dan fasilitas secara optimal. Langkah ini menjamin keberlangsungan dan stabilitas finansial sekolah.
ADVERTISEMENT
Kesembilan, pengembangan budaya sekolah yang peduli terhadap sesama dan lingkungan. Budaya peduli terhadap sesama dan lingkungan merupakan nilai yang perlu ditanamkan sejak dini. Sekolah dapat mengimplementasikan program-program yang mengajarkan kepedulian, seperti program kebersihan lingkungan, kegiatan sosial, serta kampanye cinta lingkungan.
Kesepuluh, pengembangan kemitraan sekolah. Sekolah perlu membangun kemitraan dengan pihak eksternal, seperti dunia industri, perguruan tinggi, dan komunitas.
Kemitraan pada jenjang SD, kemitraan sebaiknya difokuskan pada kegiatan yang memperkenalkan dunia luar melalui kolaborasi dengan komunitas setempat, seperti perpustakaan, museum, atau lembaga seni dan budaya. Program kunjungan, bimbingan ekstrakurikuler, atau pelibatan orang tua dari berbagai profesi dapat memperkaya wawasan dan mendorong rasa ingin tahu siswa sejak dini.
Kemitraan pada jenjang SMP, kemitraan dapat diperluas dengan lembaga pendidikan dan komunitas yang berfokus pada pengetahuan serta keterampilan dasar, misalnya dengan perguruan tinggi untuk kunjungan laboratorium atau dengan organisasi lingkungan dalam rangka mendukung kegiatan kemasyarakatan. Kemitraan ini membuka peluang eksplorasi bidang minat dan bakat siswa, serta meningkatkan kesadaran sosial.
ADVERTISEMENT
Kemitraan di tingkat SLTA, terutama untuk SMK, lebih banyak terjalin dengan dunia industri, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan profesional. Kolaborasi ini, seperti program magang, praktik kerja industri, dan pelatihan teknis, membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis dan memperluas jaringan profesional.
Dengan demikian, siswa dapat merasakan langsung pengalaman di bidang pekerjaan yang diminati, mempersiapkan mereka dalam meraih masa depan secara lebih optimal. Sementara itu, di tingkat SMA, kemitraan dapat dibentuk melalui berbagai kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga masyarakat, misalnya dengan mengadakan program live-in di daerah pedesaan.
Kesepuluh strategi tersebut dapat menguatkan posisi sekolah dalam menawarkan layanan pendidikan berkualitas yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akademik tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi relevan bagi peserta didik. Dengan pendekatan holistik dan akuntabel, sekolah mampu membangun ekosistem pendidikan berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di era yang penuh tantangan.
ADVERTISEMENT