Villa Hartsinck, Jejak Belanda yang Terselip di antara Beton Ibu Kota

Allbi Ferdian
Jurnalis kumparan.com
Konten dari Pengguna
9 November 2017 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Allbi Ferdian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak mudah untuk bisa menemukan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kota Jakarta, selain Kota Tua yang menjadi sentral sejarah bagi peradaban Belanda zaman dahulu. Akan tetapi, di bagian sisi lain dari ibu kota, ternyata masih terselip sejumlah bangunan peninggalan para petinggi Belanda. 
ADVERTISEMENT
Satu di antaranya adalah peninggalan petinggi VOC Andreas Hartsinck. Sebuah bangunan besar bergaya arsitektur Nederlandshe-indische yang berada di pinggiran kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat, yang di bangun pada 1790-an. Bangunan ini merupakan villa besar dengan lima jendela kayu di atasnya, dan tralis besi yang menyanggah atap dari bangunan tersebut. 
Hartsinck sendiri adalah seorang petinggi VOC yang menjabat sebagai akuntan. Di atas lahan yang luas Hartsicnk mendirikan bangunan besar dengan taman yang sangat luas. Namun, taman yang luasnya berhektar-hektar kini telah berubah menjadi pemukiman padat. 
Menurut keterangan Yohanes Parmidi (82) yang sudah bermukim sejak 1967, dahulu saat pertama kali menginjakkan kakinya di sekitaran villa Hartsinck, tanah-tanah yang ada di sekitar villa mereka sebut milik "Tuan Tanah", dan villa milik Hartsicnk biasanya warga menjulukinya dengan sebutan "Gedong Tinggi". 
ADVERTISEMENT
Sebutan Gedong Tinggi berlandaskan pada bangunan tersebut yang saat itu merupakan bangunan paling tinggi yang ada di sekitaran lingkungan Palmerah. Menurut kesaksian Yohanes pada tahun 1967, bangunan di sekitaran villa masih sangat jarang. pemukiman-pemukiman padat yang kini ada merupakan kebun yang sangat luas. Bahkan dia memiliki beberapa kebun yang ia garap sendiri. 
Di depan villa Hartsinck yang kini dijadikan kantor polisi, dahulu terdapat penjara dan kini berubah menjadi kantor bagian administrasi, sedangkan penjara tersebut dialihkan di bagian belakang gedung. Selain itu, dulu di bagian depan juga banyak terdapat pohon palem yang sangat rindang, dan kini berubah menjadi ruko-ruko milik warga. Semua itu berubah sejak 1970-an. Banyak warga pendatang yang mulai membangun rumah di atas tanah milik Hartsinck.
ADVERTISEMENT
Kini, kebun-kebun itu telah hilang, beralih fungsi menjadi rumah warga. Meski begitu, Villa milik Hartsinck hingga saat ini masih berdiri kokoh. Berdasarkan pengamatan kumparan pada Kamis (11/17), ada beberapa bagian bangunan yang sudah terlihat rusak. Seperti pada bagian tembok bangunan yang mulai terkelupas, dan atap bangunan yang terlihat rapuh. Terdapat coretan-coretan tangan jahil yang merusak nilai sejarah.
Di bagian sisi kiri bangunan kini dipenuhi warung-warung yang sering digunakan para polisi untuk beristirahat dan bersantai. Kini kantor polisi sektor Palmerah menjadi bagian dari sejarah peninggalan Belanda.