20210426_101804 (1).jpg

Fajar Riyanto, Pemuda Pelestari Alat Musik Gamelan dari Boyolali

29 Mei 2021 17:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lilik Dwi Fajar Riyanto, perajin gamelan asal Boyolali, Jawa Tengah.
zoom-in-whitePerbesar
Lilik Dwi Fajar Riyanto, perajin gamelan asal Boyolali, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
BOYOLALI-Kesenian tradisional sering kali diidentikkan dengan generasi tua. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Lilik Dwi Fajar Riyanto, warga Desa Ngaru-aru, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Di usianya yang masih belia, dia sudah menekuni kerajinan pembuatan alat musik gamelan.
ADVERTISEMENT
Kemampuan membuat gamelan itu diperolehnya dari bapak angkatnya yang telah merintis usaha itu sejak 2008 silam. Kini, dia terus melanjutkan bisnis tersebut sekaligus berjuang melestarikan kesenian musik gamelan.
Dunia bisnis kerajinan alat musik tradisional selalu mengalami pasang dan surut. Lilik pernah menikmati manisnya mata uang asing saat hasil karyanya dipesan oleh pelanggan luar negeri. Beberapa karyanya pernah dikirim ke Jepang, Malaysia hingga Amerika.
Namun tidak jarang dia menjumpai masa paceklik dan tidak ada pesanan. "Padahal saat sepi harus tetap menggaji karyawan," katanya, Sabtu (29/05/2021). Dia harus pintar mengatur keuangan agar usahanya tidak gulung tikar saat menghadapi masa sepi.
Proses pembuatan gamelan dan rancakannya di workshop milik Lilik Dwi Fajar Riyanto di Boyolali
Menjual hasil kerajinan berupa alat musik gamelan juga tidak mudah. Selain pasarnya yang terbatas, harganya juga cukup tinggi. Seperangkat gamelan dengan bahan besi biasa dijual seharga Rp 50 juta hingga Rp 55 juta. Sedangkan gamelan berbahan perunggu harganya jauh lebih tinggi, mencapai Rp 350 juta hingga Rp 550 juta tiap satu set.
ADVERTISEMENT
Satu set gamelan terdiri 22 jenis alat musik, diantaranya adalah bonang barung, bonang penerus, gender barung, selenteng, demung, saron, peking, kenong, gambang, ketuk kempyang, kempul, gong suwukan, gong enem, gong gede, kendang, rebab, siter dan suling.
Harga seperangkat gamelan memang sedemikian tinggi lantaran bahan-bahannya cukup mahal. Proses pembuatannya juga cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Pembuatan gamelan berbahan besi butuh waktu hingga 1 bulan. Sedangkan pembuatan gamelan berbahan perunggu lebih lama lagi, mencapai 2 bulan.
Meski demikian, Lilik yang baru berusia 30 tahun itu mengaku akan terus menekuni usaha itu. Dia ingin menjadi salah satu pelestari musik gamelan. "Anak muda zaman sekarang cenderung mengikuti seni modern," katanya.
(Fernando Fitusia)
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten